Syarat Kecil dari Anak Kecil

Picture by: IDN Times

Senin Pekan Biasa XXVI

Bacaan Injil: Luk 9:46-50

Penaclaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih, kita hidup di dunia yang amat kompetitif. Setiap orang berusaha mengoleksi prestise sebanyak mungkin. Adalah menyenangkan apabila seseorang mampu meraup berbagai penghargaan pun jabatan. Semakin tinggi jabatan, semakin besar pula nilai dan penghargaan yang diberi oleh kebanyakan orang. Bahkan kesuksesan dan kualitas orang dinilai dengan penghargaan dan jabatan yang ia miliki. Sangat membanggakan apabila seseorang mampu berada dan bertahan di puncak anak tangga status sosial.

Seringkali kita mabuk dengan jabatan yang kita miliki dan memandang rendah orang-orang yang tidak bisa bertahan dalam arus kompetitif masyarakat. Kita mungkin saja terlalu dimabukkan dengan jabatan dan penghargaan. Haus terhadap kuasa yang lebih besar. Jabatan dan penghargaan bisa saja sebagai benteng pelindung kelemahan kita. Mencari kuasa yang lebih besar agar keberadaan kita diakui masyarakat. Mencapai jabatan yang besar bukan hanya sekadar kepenuhan personal, tetapi juga untuk suatu pengakuan komunal.

Baca juga :  Nasihat Mengandung Cinta

Sahabat Pena Claret yang terkasih. Bercermin pada bacaan Injil hari ini, kita mesti banyak belajar dan berbenah diri. Yesus memberi pernyataan yang kontras dengan laku hidup kebanyakan orang. Tentu sangat jarang apabila ada orang dewasa-apalagi yang memiliki jabatan tinggi-terlihat senang bila ia disebut sebagai anak kecil. Adalah suatu perendahan apabila ia dinilai seperti seorang anak kecil. Kita perlu melihat bahwa anak kecil, entah di masa lalu entah di masa sekarang, terkadang ditempatkan dalam deret terbawah dalam masyarakat, cenderung dinilai sebagai pribadi yang kurang dalam berbagai hal lantaran minim kuasa. Bahkan dalam bentuk yang paling ekstrem, anak kecil hanya dianggap sebagai hamba.

Baca juga :  Tuhan Selalu Peduli dengan Hidup Kita

Berbanding terbalik dengan kebiasaan pada umumnya, Yesus malah menekankan agar kita perlu belajar dari anak kecil. Yesus berkata kepada para murid: “Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut aku; dan barangsiapa yang menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar” (Luk. 9: 48).

Yesus mengundang kita untuk bersikap rendah hati, bersikap sebagai hamba bagi orang lain, tentu hal tersebut berangkat dari pelajaran kecil yang bisa kita salin dari anak kecil. Memang benar bahwa kuasa dapat melanggengkan banyak hal, namun sikap rendah hati dan pelayanan kepada sesama dapat memperindah nilai keberaadan kita. Sederhananya, syarat pun tanggung jawab untuk menjadi yang terbesar adalah dengan menjadi yang terkecil dan hamba bagi yang lain. Semoga kita dimampukan untuk memetik nilai berharga dari bacaan Injil hari ini dan senantiasa disertai oleh-Nya dalam pelayanan harian kita. Tuhan memberkati.