Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula

By. Fr. Lio, CMF

ClaretPath.com

Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula

Bacaan Pertama: 1Mak. 1:10-15.41-43.54-57.62-64

Bacaan Injil: Lukas 18:35-43

Hai para sahabat Claretpath yang budiman! Hari ini kita dihadapkan pada potret hidup yang memukau dan mendalam di Lukas 18:35-43. Kisah tentang Yesus yang menyentuh jiwa seorang pengemis buta—sebuah kisah yang tak bisa diabaikan. Sungguh tragis nasibnya, terjebak dalam kemiskinan dan kebutaan, bagaikan protagonis dalam sebuah pribahasa klasik yang berbisik, “sudah jatuh tertimpa tangga pula.”

Namun, mari kita jauhkan diri sejenak dari stereotip pengemis biasa. Ia adalah sosok yang menggantungkan hidup pada belas kasihan sesama di lorong dan gerbang kota Yeriko. Tubuhnya, terbelenggu dalam buta dan dianggap sebagai manifestasi dosa pada zamannya, membuktikan ketidaksempurnaan fisik yang tak luput dari pandangan masyarakat. Tetapi, keistimewaannya tak terbantahkan: mata hati yang menghening dan keyakinan monumental pada Yesus sebagai “Mesias.”

Baca juga :  Pemikiran Sosial-Politik Sutan Sjahrir

“Yesus Anak Daud, kasihanilah aku!” teriaknya dengan suara lantang (ayat 38). Jeritannya terdengar di tengah hiruk-pikuk, di tengah larangan dan seruan untuk meredupkan suaranya. Yesus, tanpa menuju langsung kepadanya, memerintahkan agar sang buta dibawa mendekat. Instruksi ini menciptakan harmoni tak biasa, mengajarkan bahwa setiap individu memikul tanggung jawab untuk menyembuhkan sesamanya.

Baca juga :  Aku Percaya Tanpa Melihat | Renungan Harian

Ketika sang buta sudah berhadapan dengan Yesus, keajaiban tak langsung terjadi. Pertanyaan Yesus, “Apa yang kauinginkan supaya Aku perbuat bagimu?” (ayat 41), menggambarkan keinginan-Nya untuk mendengar keinginan penuh harapan sang pengemis. Permintaan buta itu, bukan untuk kekayaan atau kekuasaan, melainkan untuk melihat. Ini adalah momen di mana keimanan sang buta memancar, memohon karena keyakinan bahwa Yesus memiliki kekuatan untuk mengabulkan permohonan tersebut.

Baca juga :  Menjadi Kaya

Semoga, teman-teman Claretpath, melalui bacaan suci dan renungan sederhana ini, iman dan kepercayaan kita pada Yesus Kristus terus mekar. Semoga pintu hati kita juga terus terbuka lebar untuk merasakan panggilan mereka yang membutuhkan pertolongan. Semoga.