Hari Selasa, Pekan Biasa VII
Pesta Takhta St. Petrus, Rasul
Bacaan I: 1 Ptr. 5: 1-4
Bacaan Injil: Mat. 16:13-19
Penaclaret.com – Para sahabat pena Claret, pada hari ini kita merayakan pesta Pentahtaan St. Petrus. Bacaan Injil hari ini berkisah tentang dua pertanyaan Yesus kepada murid-muridnya, “Kata orang siapakah Aku ini?” Dan “Menurutmu siapakah Aku ini?”Pertanyaan terakhir ini adalah salah satu pertanyaan yang paling menusuk dan bergema di seluruh Kitab Suci, dan masih membutuhkan jawaban hingga hari ini.
Yesus dari Nazaret, sebuah nama dan wajah dalam sejarah yang mungkin paling dikenal karena orang-orang dari segala zaman, tempat, budaya (dan kepercayaan) telah menemukan cara untuk mengidentifikasikan diri dengannya. Sepanjang sejarah, Yesus telah dijadikan banci dan pria macho, seorang petani dan pecinta, seorang Republikan dan seorang Demokrat, seorang kapitalis dan seorang sosialis, seorang pejuang dan seorang pasifis, seorang Ku Klux Klansman dan seorang agitator hak-hak sipil. Dia telah dijadikan putih, hitam, Cina, Hispanik, Indian Amerika, dan setiap ras dan etnis lainnya di bawah kolong langit. Bahkan di antara orang Kristen, tidak ada konsensus tentang siapa sebenarnya Yesus, atau ikon budaya-politik-agama apa yang paling mirip dengannya. Tidak heran jika sampai hari ini, orang masih mencoba menjawab pertanyaan yang sama yang ditanyakan Yesus kepada Petrus 2000 tahun yang lalu. Lee Strobel bahkan mengatakan dalam bukunya The Case For the Real Jesus, bahwa jika kita mencari di Amazon.com kita akan menemukan 175.968 buku paling kontroversial tentang Yesus dalam sejarah manusia.
Selain Lee Strobel, Pada 16 Maret 2021 kemarin, Laetitia Barbier juga menerbitkan sebuah buku Jesus Now: Art + Pop Culture. Barbier dalam Jesus Now menghadirkan etalase sosok Kristus dengan menampilkan dalam seni kontemporer, desain grafis, periklanan, dan budaya pop, juga karya lebih dari 80 seniman dari seluruh dunia dengan maksud menunjukkan bagaimana sosok Kristus terus menginspirasi para seniman sampai hari ini. Di galeri-galeri trendi, di tembok kota-kota besar, Yesus ditampilkan sebagai pahlawan super. Dalam film laris Hollywood atau kartun TV satir, Yesus tidak hanya menjadi pemandu bagi orang percaya, tetapi juga telah menjadi, seperti yang diungkapkan buku ini, ikon pop culture modern. Antologi seni ini juga menampilkan bagaimana seniman saat ini telah mengembangkan ikonografi baru tentang Yesus yang lebih mencerminkan diri mereka sendiri: Yesus Hitam, Yesus Maori, Yesus Penduduk Asli Amerika, dan kita bisa menambahkan yang lain. Tapi pertanyaannya adalah apakah Yesus adalah semua ini? Atau bukan salah satu dari mereka?
Para sahabat pena Claret! Saya rasa, Jawaban Petrus atas pertanyaan Yesus sangat penting namun terbatas, karena Petrus hidup dalam masyarakat patriarki, mendalami tradisi Yahudi dan dibentuk oleh lingkungan budayanya. Kita ingat akan penerimaan yang tidak sepenuh hati terhadap misi Paulus untuk non-Yahudi. Mereka berdebat, dan Paulus katakan dalam suratnya kepada orang-orang Galatia: “Ketika Petrus datang ke Antiokhia, saya mengatakan kepadanya secara langsung bahwa dia salah.” Paulus bersikeras bahwa Yesus yang pertama kali dilihat sebagai Mesias Yahudi adalah Kristus kosmik dengan makna universal. Perdebatan Paulus dan Petrus bukan soal siapa yang benar, namun lebih dari itu, perdebatan mereka menunjukkan bahwa pemahaman tentang siapa Yesus Kristus harus selalu mempertahankan kapasitas untuk berkembang saat kita berusaha menerapkan ajaran-Nya di dunia yang terus berubah.
Kita juga dapat melihat ke dalam teks bahwa pernyataan Petrus yang tampaknya dibuat atas nama semua murid pada dasarnya membungkam mereka. Apa yang mungkin mereka katakan jika diberi kesempatan? Mereka mungkin memiliki berbagai pendapat tentang siapa Yesus itu, kendati tentu saja, tidak sebanyak dan seragam yang ada dalam Amazon.com atau yang direpresentasikan dalam budaya pop karya Barbier. Jadi ketika kita berfokus pada pertanyaan Yesus daripada jawaban Petrus, dialog menjadi jauh lebih terbuka dan menantang, meski tanpa mendapat jawaban apapun.
Para sahabat pena Claret! Saya ingin menutup refleksi saya ini dengan cerita tentang Uskup Agung Desmond Tutu saat mendapat pertanyaan tentang siapa Yesus? Bapa Uskup menjawab bahwa Yesus jelas bukan seseorang yang perlu ditakuti, karena “Dia datang untuk menemukan mereka yang hilang. Bahkan para pelacur ini, para pendosa ini,” kata Uskup, “akan mendahului para guru dan pemimpin agama ke surga”. Selamat merenungkan!
Misionaris Claretian di Medan
