Renungan Harian 30 April 2024

Gambar ini menujukkan seorang pendaki yang sedang bekerja keras mencapai punjak pendakian. Itu jugalahh poin yang direnungkan dalan Renungan Harian 30 April 2024 ini. Paulus dan Barnabas jatuh bangun dalam mewartakan Injil Yesus Kristus. Ia mengalami penganiayaan dan dilempari batu sampai pingsan. Namun, ia tetap kuat dan berani bangun untuk melanjutkan misinya
Picture by https://pixabay.com/

ClaretPath.comRenungan Harian 30 April 2024

Bacaan Pertama: Kis. 14:19-28

Bacaan Injil: Yoh 14:27-31a

Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian. Sahabat ClaretPath yang terkasih, mungkin pepatah ini sangat pas untuk ditempatkan dalam konteks bacaan pertama hari ini. Kita melihat bagaimana Paulus dan Barnabas jatuh bangun dalam mewartakan Injil Yesus Kristus. Ia mengalami penganiayaan dan dilempari batu sampai pingsan. Namun, ia tetap kuat dan berani bangun untuk melanjutkan misinya. Ia bahkan sampai mengucapkan credo sederhana sebagai amunisi misinya, yakni “Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara (Kis 14:22). Dengan Credo ini, Paulus tidak akan pernah berhenti mewartakan Injil walaupun diliputi tantangan berat, karena ia sudah tahu tantangan itu akan ada dan tidak bisa dihindari. Satu-satunya cara untuk keluar dari masalah itu adalah menghadapinya.

Baca juga :  Sepak Bola: Sarana Menuju Kerajaan Allah

            Apa yang dibuat oleh Paulus bukanlah tindakan tanpa alasan. Ia sebenarnya belajar dari Sang Guru, Yesus Kristus yang sudah mendahuluinya mengalami kesengsaraan demi suatu nilai yang tinggi, keselamatan manusia. Dengan demikian, kesengsaraan yang dialami Paulus bukanlah risiko, melainkan sebuah jalan menuju keselamatan. Yesus sendiri sudah terlebih dahulu memakai jalan kesengsaraan itu untuk menyelamatkan manusia.     

Baca juga :  Mari dan Lihatlah!

Pesan Renungan Harian 30 April 2024

            Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menganggap kesengsaraan yang sedang dialami terkait iman merupakan risiko mengikuti Kristus. Nyatanya, tidak selalu demikian. Kesengsaraan, penganiayaan, dan penolakan sebenarnya jalan mengikuti Kristus. Kalau hanya memahami kesengsaraan hanya sebagai risiko, berarti kita akan selalu berusaha untuk menghindarinya. Mari belajar dari dari Sang Guru dan Para Rasul, terutama Paulus hari ini yang melihat kesengsaraan itu sebenarnya sebagai jalan, bukan risiko. Artinya, seberat apa pun itu, kesengsaraan harus dilalui atau dilewati dengan sepenuh hati, karena itulah jalan menuju Kristus pangkal keselamatan.

Baca juga :  Move on dari Iri Hati

#_ Renungan Harian 30 April 2024