Pesona Sabda Tuhan

Allan Lanang

Pesona Sabda Tuhan
Sumber gambar: ClaretPath.Com

Hari Sabtu Pekan Biasa Ke-XXVII, 08 Oktober 2022

ClaretPath.ComPesona Sabda Tuhan

Bacaan I: Gal. 3:22-29

Bacaan Injil: Luk. 11:27-28

Dalam kisah penciptaan, Allah menciptakan segala sesuatu baik adanya. Predikat baiknya segala sesuatu (alam ciptaan) inilah yang menjadi pesona pertama Sabda Tuhan bagi manusia . Ia memisahkan terang dari gelap, menciptakan cakrawala untuk memisahkan air dari air, Ia memisahkan daratan dan air, dan sampai pada ciptaan yang terakhir, Ia menciptakan manusia dengan tujuan agar manusia menjaga dan merawat ciptaan-Nya yang lain. Namun, perjalanan kisah penciptaan tersebut tidak berakhir sampai di situ saja. Allah tidak tega melihat manusia itu hidup sendirian. Allah pun menciptakan penolong (wanita) yang sepadan dengan dia (laki-laki). Tujuan Tuhan menciptakan wanita adalah untuk menjadi penolong yang sepadan bagi laki-laki. Ia hadir untuk melengkapi kehidupan laki-laki. Lebih lanjut, Wanita menjadi sosok yang istimewa, karena turut mengambil bagian dalam kebahagiaan.

Baca juga :  Unitas et Indissolubilitas

Dalam bacaan Injil yang kita renungkan pada hari ini, menampilkan sosok seorang wanita yang memuji Maria karena telah mengandung dan membesarkan Yesus. Maria menjadi sosok yang istimewa ketika berhadapan dengan pujian tersebut. Bagi wanita tersebut Maria adalah seorang yang paling beruntung karena memiliki seorang Putra seperti Yesus. Kembali pada pujian wanita tersebut. Pujiannya tentulah beralasan. Alasannya ialah pribadi Yesus Kristus itu sendiri. Tentulah Karena pengajaran-Nya yang luar biasa maka wanita itu pun sontak memuji Maria.

Maria tentunya sangat bahagia. Akan tetapi, alasan kebahagiaannya bukan karena pujian tersebut, melainkan pertama-tama karena Maria telah mengandung dan melahirkan Sang Sabda, Yesus. Itulah sebabnya Yesus mengatakan demikian tentang ibu-Nya, “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku adalah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan melakukannya.” (Luk.8:21)

Pesona Sabda Tuhan, Pesona Ilahi

Hal lain yang mau direfleksikan adalah bahwa pujian yang dilontarkan kepada Maria tidaklah diterima oleh Yesus, karena pada dasarnya Yesus hadir bukan untuk dipuji atau membuat orang lain dipuji karena perbuatan-Nya, tetapi kehadiranNya adalah untuk menyampaikan Firman Allah kepada manusia. Bagi Yesus kebahagian yang sebenarnya ialah ketika orang mau mendengarkan Sabda-Nya dan memeliharanya. Mendengarkan Sabda Tuhan tentu ‘memaksa’ kita untuk melakukan sesuatu hal yang besar. Melainkan berawal dari hal yang kecil dan sederhana, yaitu setia membaca kitab suci setiap hari dan merenungkan dalam tindakan sehari-hari.  Dengan demikian manusia tidak jatuh pada kekaguman akan kefanaan tetapi pada pesona Ilahi.

Baca juga :  Pathos Allah

 Teguran Yesus kepada wanita tersebut menunjukan bahwa terkadang manusia lebih terpesona kepada hal-hal yang bersifat lahiriah dan kurang memperhatikan hal-hal yang batiniah (kehidupan kekal). Yesus mau menegaskan bahwa Sabda Allah haruslah ditempatkan pada posisi pertama. Dengan menempatkan sabda Allah pada posisi pertama dalam hidup, di sanalah manusia mendapatkan kebahagiaan sejati yakni kehidupan kekal.  

Baca juga :  Sekat Antara Tuhan dan Manusia | Renungan Harian

Wanita yang memberikan pujian tersebut mewakili manusia yang kesukaannya hanya pada hal yang lahiriah semata. Sikap demikian mau menunjukan bahwa Sabda Allah kurang di tempatkan dalam hidup, sehingga hal yang ditangkap adalah tindakan Yesus yang mengagumkan, bukannya Sabda yang diwartakan. Sungguh ini merupakan suatu undangan dan tantangan bagi kita sekalian. Oleh karena itu, belajar dari teladan Bunda Maria, sudah saatnya kita bertanya kepada diri kita sendiri, “Sudahkah saya setia mendengarkan Sabda Tuhan dan melaksanakanya?” Semoga.