Orang Muda dan Tantangan Hidup Menggereja

By Fr. Jery Mamput, CMF

Marilah ke Tempat yang Sunyi
Picture by. ClaretPath.com

ClaretPath.comSeri Dokumen Gerejawi No. 107: Orang Muda, Iman, dan Penegasan Panggilan dalam Menanggapi Tantangan yang Dihadapi Orang Muda dalam Hidup Menggereja?

Pengantar

Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini, media massa selalu dihiasi dengan aneka be kebobrokan manusia. Mulai dari tindakan aborsi, tawuran, konsumerisme, narkob, miras, dan masih banyak peristiwa-peristiwa kejatuhan manusia Lainya. Fakta menunjukan bahwa sebagian besar pelaku dari kejadian-kejadian ini adalah kaum muda. Tidak dapat dihindari bahwa kaum  muda masih  memiliki  keterikatan  dengan  Gereja. Mereka biasa disebut sebagai orang muda katolik.

Orang muda Katolik merupakan objek yang penting di dalam kehidupan menggereja. Kehadiran   orang   muda   Katolik   sangat   dibutuhkan   di   dalam   lingkup   kegiatan-kegiatan gereja karena masa depan gereja tidak terlepas dari partisipasi mereka. Orang muda dan masa muda merupakan suatu masa yang mengagungkan dan membahagiakan. Orang muda merupakan  tumpuan  dan  harapan  untuk  masa  yang  dijanjikan  entah  menjadi  masa  depan keluarga, bangsa ataupun gereja. Singkat kata orang muda identik dengan masa depan. Sebab, dalam kehidupan mereka, tugas dan karya serta tanggung jawab harus menjadi sesuatu yang dasariah dan menyadari diri sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Di tengah situasi zaman ini, butuh suatu perjuangan yang tidak ringan untuk sampai pada menghargai diri sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Realitas menampakan ini bahwa indahnya kehidupan ini mulai dinodai atau dirusakan. Kehidupan yang ingin dimaknai harus hilang terbawa arus yang tak dapat dibendung. Kesadaran diri akan makhluk ciptaanpun sedikit demi sedikit mulai sirna. Miras  yang  berlebihan, narkotik, dan seks bebas yang pada umumnya hamil di luarnikah.  Kaum  muda  lagi-lagi  enggan  memelihara  dan menjaga hidup Ilahi dalam dirinya.

Isi

A.   Dokumen Gerejawi No. 107: Orang Muda, Iman, dan Penegasan Panggilan

Dokumen ini merupakan hasil akhir dari sidang umum ke-XV dari sinode para uskup yang dilaksanakan di Roma, 27 Oktober 2018. Dokumen ini hendak mengaktualkan kehidupan kaum muda  saat  ini  sesuai  tantangan  yang  dihadapi.  Dokumen  ini  secara intes mengangkat sekaligus menanggapi tantangan yang dihadapi oleh kaum muda dalam hidup menggereja saat ini. Untuk itu, Seri dokumen ini mengambil sebuah tawaran tema biblis yang menampakan suatu ciri khas khusus dari sinodalitas, yakni perjalanan murid-murid ke Emaus. Dalam seri dokumen ini kita akan menemukan ada tiga bagian besar gagasan, berdasarkan pandangan biblis perjalanan murid ke Emaus.

Pertama, “Ia berjalan bersama mereka” (Luk. 24;15). Kita bisa melihat bagaimana kehidupan kaum   muda   saat   ini   dengan   suatu   kepastiaan   menunjukan   kekuatan   yang   ada   serta tantangan-tantangan yang dihadapi. Kedua, “terbukalah mata mereka” (Luke 24:31). Penguraian atau  penekanan  pada  kata-kata  Yesus  yang tajam, tegas, penuh kuasa dan pada intinya bisa mengubah. Pada bagian kedua ini penjelasan dokumen akan tertuju pada sebuah misi pendampingan dan seni penegasan rohani. Ketiga, “Mereka segera pergi tanpa menunda” (Luke 24:33). Disini kita akan menjumpai buah-buah Roh yang akan memperbaharui Gereja, serta penegasan akan sinodalitas. Tidak sampai disini, kita juga akan menemukan bagaimana dokumen ini mengkaji gunanya partisipasi orang yang telah dibaptis serta mereka yang berkehendak baik.

Ketiga  gagasan  di atas  memiliki  nilai  keprihatinan  Gereja  bagi  orang  muda  untuk  kembali berjalan bersama. Memang bukan suatu hal yang gampang untuk dilakukan, tetapi adanya prinsip sinodalitas membawa kita pada suatu pemahaman, masih ada orang yang harus keluar dari tantangan.

Jalan Sinodalitas

Sinodalitas, synodus yang berarti jalan bersama; menunjukan jalan yang dilalui secara bersama oleh semua umat Allah. Atau dengan kata lain, kita yang berada dalam posisi sebagai umat yang telah dibaptis “ikut dari belakang”, pengikut kristus. Atau secara singkat jalan bersama di belakang Kristus yang bangkit.

Sebagai  kaum  muda tentu  dokumen  ini  merupakan  suatu  sarana  untuk  membuka pemahaman baru dalam menata kehidupan. Ini merupakan suatu bentuk tawaran Gereja bagi kaum muda mengambil jalan sebagaimana yang harus dijalankan.

Gereja adalah Kaum Muda

Gereja merupakan kaum muda, karena Gereja selalu bertumbuh dan berkembang melalui orang muda. Seri dokumen ini juga ingin menunjukan bahwa kaum muda juga memiliki partisipasi sebagai yang dibaptis. Mereka ingin  didengarkan,  dimengerti,  dan dipahami. Jelas bahwa pendasaran biblis yang digunakan bukan semata-mata untuk menghilangkan kehausan akan suatu tindakan yang tidak sah, tetapi untuk menghilangkan kerinduan akan tantangan yang dihadapi(2).

Tantangan-tantangan orang muda Katolik dalam hidup menggereja

Kondisi  terkini  bagi  kaum  muda  (Katolik) sangat memprihatinkan karena begitu banyak faktor-faktor yang memendekkan cara berpikir, polah hidup dalam hidup bermasyarakat, maupun hidup  menggereja  mereka.  Partisipasi  orang  muda  Katolik  masa  kini  terlihat  sudah  mulai menurun   dalam   berbagai   kegiatan   menggereja.   Peran   mereka   dalam   kegiatan-kegiatan menggereja sudah terhanyut oleh tawaran dari sisi lain dunia. Gereja seolah tidak lagi menjadi tempat  yang  nyaman  bagi  para  kaum  muda  untuk  berekspresi.  Fenomena  ini  bisa  saja disebabkan oleh kurangnya motivasi dari diri orang muda itu sendiri atau bahkan dari pihak Gereja yang dirasa kurang bersahabat. Dalam arti tertentu, dapat dikatakan bahwa Gereja memberikan pelayanan yang kurang baik. Melihat situasi yang terjadi seperti ini, Gereja harus mampu untuk melakukan pendekatan yang konkret dengan menyesuaikan situasi kaum muda dengan lingkup kehidupan menggereja.

Tak dapat dipungkiri bahwa Greja juga menjadi wadah pertumbuhan dan perkembangan iman bagi kaum muda Katolik. Oleh karena itu, diharapkan bahwa pendekatan-pendekatan yang dilakukan mampu untuk menarik kembali minat para kaum muda untuk berpartisipasi dalam kehidupan menggereja; untuk membangun Gereja di masa yang akan datang. Selain itu, sangat diharapkan juga bahwa orang muda Katolik semakin mampu untuk  menyadari  eksistensinya  sebagai  penerus  masa  depan  Gereja  dengan  berbagai macam tantangan zaman yang akan dihadapi.

2 Tulisan ini hasil ringkasan pengantar buku, yang diakses melalui

 http://w w w.dokpenkwi.org /2019/05/10/seri-dokumen-gerejawi-no-107/, pada 01/12/2022.

Hasil wawancara

Berikut  adalah  tantangan  yang  sering  dihadapi  oleh  kaum  muda  (Katolik)  saat  ini berdasarkan hasil wawancara terhadap narasumber:

Lingkungan keluarga yang belum mendukung sepenuhnya untuk hidup menggereja

Latar belakang keluarga mempunyai peran yang sangat besar terhadap keterlibatan kaum muda dalam kehidupan menggereja karena keluargalah yang menjadi dasar pendidikan anak. Dalam konteks ini, peran keluarga sangat mempengaruhi keterlibatan kaum muda ke dalam lingkup kehidupan Gereja. Oleh karena itu kehidupan keluarga yang berantakan akan melemahkan semangat kaum muda untuk berekspresi khususnya di Gereja.  Adanya ketegangan antara anggota keluarga menjadi suatu hambatan bagi kaum muda di mana kaum muda menjadi enggan untuk datang ke Gereja.

 Pergaulan bebas

Pergaulan dalam kehidupan sehari-hari sangat mempengaruhi motivasi para kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan menggereja. Mereka akan cenderung menghindar karena  merasa  bebas  dalam  berekspresi di mana pun mereka berada. Kecenderungan yang seperti itu akan menimbulkan dampak yang buruk terhadap semangat kaum muda untuk tetap bertahan pada posisi mereka sebagai kaum muda Katolik yang aktif di gereja, baik itu dalam peribadatan maupun dalam pengorganisasian.

Lingkungan dan peribadatan di Gereja yang kurang menarik

Ada anggapan dari para kaum muda bahwa pelaksanaan peribadatan dalam Gereja kurang menarik.  Hal  ini  bisa  saja  disebabkan  oleh  para  pimpinan  Gereja  setempat ataupun pengorganisasian dalam paroki yang terlalu kaku. Hal ini menyebabkan para kaum muda merasa lebih tertarik dengan kegiatan-kegiatan di luar Gereja. Mereka akan cenderung menganggap bahwa ada banyak kegiatan yang menarik di luar Gereja.

●   Pengaruh teknologi

Keadaan dunia saat ini sangat dipengaruhi oleh teknologi di mana hampir semua hal yang dilakukan manusia dilibatkan dengan peran teknologi. Sebenarnya tujuan dari teknologi untuk mempermudah manusia dalam bekerja.  Namun yang menjadi persoalannya adalah manusia tidak secara penuh memanfaatkan peran teknologi itu dengan baik, tanpa terkecuali para kaum muda. Misalnya saja Smartphone. Para kaum muda saat ini sangat candu dalam menggunakan alat-alat teknologi yang mana dapat mengurangi semangat mereka   untuk   bergabung   dalam   kegiatan-kegiatan real di Gereja.   Mereka   cenderung menikmati teknologi seperti smartphone untuk bermain game dan media sosial.

B.   Peneliti dan Gereja, menghadapi tantangan kaum muda

Dokumen Gerejawi No. 107: Orang Muda, Iman, dan Penegasan Panggilan

Tanggapan Gereja

Isi   dokumen  tentang  orang  muda  ini  merupakan  pemberian  gambaran  mengenai kehidupan orang muda saat ini, dan mewujudkan suatu kekuatan dan tantangan dalam diri setiap orang muda sehingga orang mudah sesungguhnya ingin didengarkan, dimengerti, dan ditemani. Kaum mudah merupakan Gereja yang dipanggil untuk menjadi Kudus yang tidak lain adalah pemenuhan panggilan menuju sukacita kasih yang bergema dalam hati setiap orang muda. Orang muda adalah mereka yang terlibat aktif maupun tidak dalam usaha atau upaya untuk pemenuhan janji Allah, yakni melayani sesama dengan cara mempersiapkan diri secara matang. Mereka harus mampu untuk berjiwa kudus agar orang muda bisa bertahan dalam Gereja itu sendiri

Kaum muda ingin didengarkan

Kaum muda menemukan panggilan hidup mereka sendiri untuk semakin mampu dalam mengarahkan pilihan-pilihan hidup mereka dan mereka ingin didengarkan, diakui serta didampingi.  Suara-suara  kaum  muda  tidak  didengarkan  atau  tidak  dipedulikan  sama sekali. Baik  itu  dalam  masyarakat  maupun  dalam  Gereja.  Mereka  lebih  cenderung diabaikan untuk menyampaikan suatu pendapat atau argumen yang ingin mereka sampaikan. Ketidakadilan dari kalangan tua atau dewasa tidak mendapat himbauan atau respon yang baik. Mereka lebih dianggap tidak mampu dalam segala hal. Padahal kaum mudalah yang akan menjadi pewaris masa sekarang ini. Kurangnya keprihatinan dari orang dewasa lebih lagi kepada orang muda yang paling miskin dan mengalami eksploitasi.   

Bias gender

Memang secara fisik beda jauh tetapi pada hakikatnya tidak menjadi masalah. Perbedaan dari fisik dan diskriminasi yang seharusnya tidak ada perbedaan akan hal itu. Bukankah Kitab Suci menggambarkan bahwa laki-laki dan perempuan itu sebagai rekan kerja yang sepadan di hadapan Allah (bdk.Kej 5:2).

Pelayanan pastoral menjadi kebutuhan kaum muda

Kaum muda juga perlu untuk pelayanan pastoral. Pada kenyataannya kaum mudalah yang akan menjadi sasaran pastoral panggilan. Pada awalnya orang muda yang memang perlu disiapkan sejak masa kecilnya, mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa dan memasuki komunitas Kristiani. Perlu juga diperhatikan bahwa kaum muda tentu sudah memiliki macam-macam cara pembinaan iman demi kehidupan mereka.

Peringatan hari kaum muda

Peringatan Hari Orang Muda Sedunia merupakan hasil intuisi St. Yohanes Paulus II yang merupakan kerangka acara untuk kaum muda dalam membina hidup iman mereka. Adapun perkumpulan orang muda dari berbagai Keuskupan, paroki dan bahkan stasi, membawa pada suatu pengalaman akan hidup kaum muda. Kegiatan ini juga akan    membantu    kaum    muda   mengenali    masalah-masalah    dan tantangan-tantangan yang akan dihadapi di masa depan dan mereka harus mampu bertanggung jawab akan masa depan mereka.

Adanya pertemuan-pertemuan tersebut akan memunculkan acuan untuk pendampingan pastoral secara rutin bagi tiap komunitas sehingga Injil bisa tersampaikan dan teraktualisasikan dalam hidup di masa yang akan datang. Rumah formasi atau seminari merupakan salah satu wadah bagi kaum muda untuk ambil bagian dalam hidup panggilan sebagai calon imam dalam mengikuti jejak Kristus. Begitupun bagi kaum wanita yang juga tinggal di rumah formasi atau biara yang menjadi titik tolak keikutsertaan mereka dalam memberikan diri secara total kepada Gereja.

Orang-orang  muda  merupakan  salah  satu  dari  mereka yang mengenal dan menghayati ajaran          tentang    Gereja    berdasarkan    tradisi-tradisi.    Hal ini mengungkapkan  keinginan  di  dalam  menerima dari Gereja yang jelas manusiawi dan empatik.  Namun,  faktanya  moralitas  tentang  seksualitas  sering  menyebabkan  adanya kesalahpahaman  tentang  masalah  dengan  Gereja  yang  luas,  karena  dianggap  sebagai ruang penghukuman dan penghakiman. Dengan adanya masalah-masalah umum seperti itu  atau yang muncul maka akan mengakibatkan perubahan-perubahan sosial, tentang bagaimana cara menghayati efektivitas dan keberadaannya secara perspektif perspektif, etis sehingga orang-orang muda menuangkan kepekaan atas nilai-nilai autentisitas dan dedikasi. Namun, seringkali mengalami disorientasi.

Menjadi orang-orang muda masa kini

Generasi  muda  meminta  agar  mereka  dihargai  dan  diterima  berdasarkan  apa  yang menjadi ciri khas mereka. Orang-orang muda terlibat atau terbuka dalam keberagaman yang  membuat  mereka  semakin  hebat  dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan budaya dan agama lain. Generasi masa lalu tentunya berbeda dengan orang muda masa sekarang karena generasi masa lalu tentunya adanya perbedaan zaman. Walaupun banyak orang muda yang secara acuh tak acuh dalam partisipasi, ada juga beberapa yang ikut terlibat aktif dan inisiatif serta kepekaan terhadap dunia sosial dan masyarakat. Keaktifan dan keterlibatan orang muda lebih dapat ditemui dalam talenta pada bidang seni, musik, dan olahraga. Mereka menampilkan dan mempromosikan keindahan, kebenaran dan kebaikan, dalam bertumbuh dengan sesama dan dengan hubungan kepada Allah.

Orang perlu juga terlibat aktif dalam Gereja secara keseluruhan untuk membangun iman mereka. Sebagaimana orang muda merupakan masa depan Gereja. Jika orang muda tidak terlibat dalam Gereja, maka Gereja akan pelan-pelan hilang karena tidak ada yang bisa diandalkan.  Keikutsertaan  dalam  hidup  menggereja  sangat  penting  bagi  kaum  muda untuk  mengasah  iman  mereka dan mempersiapkan diri dalam ikut ambil bagian menjadi pelayan di kemudian hari.

Tanggapan personal (peneliti)

Pembinaan dan pendampingan

Para kaum muda tentu saja tidak bisa berjalan sendiri dalam kehidupannya. Mereka juga membutuhkan  pendampingan  dari  para  pendamping atau pembimbing. Jika tidak ada pendampingan yang baik, para kaum muda bisa saja mengalami desolasi dalam panggilan pelayanannya di Gereja. Ketika dilihat dari prosesnya, tentu saja kaum muda  juga mendapatkan tantangan dan masalah yang bisa saja membuat semangat mereka menurun untuk tetap terlibat aktif. Apalagi ketika menghadapi situasi -situasi sulit. Oleh karena itu pendampingan kaum muda sangat diperlukan untuk menjaga iman, niat , semangat, dan rasa cinta mereka terhadap Tuhan dan gereja

●   Pembentukan organisasi

Sebagai kaum muda, tentu saja mereka membutuhkan suatu wadah untuk berekspresi. Salah satunya melalui organisasi yang dibentuk dalam Gereja. Pembentukan organisasi ini  merupakan  hal  yang  penting karena dapat menarik minat para kaum muda untuk berdinamika dengan sesama kaum muda dalam rangka menumbuhkembangkan tanggung jawab akan tugas dan keterampilan mereka. Dengan demikian mereka dapat memperoleh nilai-nilai dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam organisasi dan pada akhirnya menumbuhkan rasa saling membantu satu sama lain dalam berorganisasi.

●   Pengadaan katekese kaum muda

Pengadaan katekese terhadap kaum muda merupakan suatu Tindakan yang sangat diperlukan.  Hal  ini  karena  katekese  menjadi  dasar  untuk  menumbuhkan  iman  kaum muda. Dampak yang ditimbulkan katekese kaum muda dapat dilihat dalam perubahan hidup yang dialami oleh kaum muda di mana mereka semakin menyadari imannya dan menjadikannya  sebagai  dasar  dalam  tingkah  laku  hidup  sehari-hari  dalam  keluarga, Gereja maupun dalam masyarakat.3

●   Melibatkan    kaum    muda    dalam    kegiatan-kegiatan    Gereja    sesuai    dengan bidang-bidangnya

Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat keterlibatan kaum muda dalam lingkup kehidupan Gereja adalah melibatkan mereka dalam acara-acara di Gereja. Di sini yang menjadi poinnya adalah menempatkan peran masing-masing kaum muda sesuai dengan bidang yang digelutinya. Dengan demikian, para kaum muda akan memperoleh nilai di mana mereka bisa berekspresi sesuai dengan  bakat dan kemampuan yang mereka miliki dan memiliki daya guna bagi kehidupan menggereja.

Kesimpulan

Kaum muda adalah masa depan Gereja yang akan menjadi pengganti kaum tua di masa sekarang. Kaum muda perlunya berpartisipasi aktif dalam membina iman mereka agar di kemudian  hari  mereka  bisa  mempertanggungjawabkan apa yang mereka imani. Kaum muda masa kini membangun relasi yang intim dengan Tuhan dengan berbagai cara. Ada beberapa dari mereka  yang  suka pergi ziarah atau mengunjungi tempat-tempat rohani. Walaupun demikian banyak juga yang hanya sekadar ikut-ikutan saja, tetapi ini akan lebih muda untuk aktif dalam pelayanan  mereka di Gereja. Kebanyakan dari kaum muda sekarang ini lebih dominan turut berpartisipasi dalam misdinar dan juga dalam keaktifan mereka menjadi lektor dan pemazmur.

Hal yang menjadi kendala kaum muda tidak aktif di Gereja ada kaitannya juga dengan pengaruh dari orang lain terutama dari orang tua. Ada yang tidak aktif di Gereja karena membandingkan kehidupan mereka dengan orang tuanya. Orang tua tidak peduli juga dengan hal-hal  tersebut  karena  dianggap  anak-anaknya  sudah  bisa  mengatur  dirinya  sendiri. Dalam Gereja  juga  kaum  muda  tidak  aktif  mungkin  karena  khotbah  dari romo tidak menarik atau romonya tidak disukai. Hal lain yang juga sangat berpengaruh karena kaum muda merasa tidak dipedulikan sehingga mereka lebih cenderung berpikir bahwa mereka tidak dibutuhkan dalam Gereja.

Sumber-Sumber

Artikel

1.   Aci Dominikus, Upaya Meningkatkan Keterlibatan Hidup Menggereja Bagi Kaum Muda.

Paroki Kristus Raja Sintang Kalimantan Barat Melalui Katekese (Hal 117). Diakses dari:

 https://repositor y.usd.ac.id/22690/2/051124045_Full.pdf

2.      Astuti  Agustina,  Upaya  Meningkatkan  Keterlibatan  Kaum  Muda  Dalam  Hidup Menggereja  Secara  Kontekstual.  Di  Lingkungan  Santo  Yusuf  Kalisobo  Paroki Santo Yoseph Medari, Njdoc. Diakses dari:

https://adoc.pub/upaya-meningkatkan-keterlibatan-kaum-muda-dalam-hidup-mengge.htm l

Buku

1.   Dokumen Gerejawi No. 107: Orang Muda, Iman, dan Penegasan Panggilan, terj.

Nugroho Caroline MC. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2018

2.   Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006

Baca juga :  Term "KITA" dalam Kejadian 1:26