Menjadi Utusan | Renungan Harian

Picture by isadanalquran.com

Kamis, 23 Desember 2021, Hari khusus Adven

Bacaan I      : Mal. 3:1-4;4:5-6

Bacaan Injil : Luk.1:57-66.

PenaClaret.com – Seorang pria berkeliling mencari kebenaran. Ia adalah seorang peziarah yang haus akan kebenaran. Ia tak juga merasa lelah dalam pencariannya. Suatu ketika ia menemukan sebuah toko dengan papan nama yang bertuliskan “Toko Kebenaran”. Ia masuk dan mendapati seorang pelayan, lalu ia pun bertanya, “apakah anda menjual kebenaran?”. Jawab pelayan itu, “ya tuan, kami memang menjualnya”. Sesaat ia berpikir dan lagi ia pun bertanya, “berapakah harganya?” Sahut pelayan itu, “harganya adalah keamanan anda”. Mendengar hal itu ia pun mengurungkan niatnya lalu pergi tanpa hendak kembali lagi.

Baca juga :  Nun Jauh!

Sahabat Pena Claret yang terkasih, cerita kecil tersebut adalah hasil permenungan dari seorang Jesuit, namanya Anthony de Mello. Permenungan yang menarik. Kita terkadang dilemparkan ke dalam situasi rumit. Kadangkala kita berada di antara pilihan untuk mengungkapkan kebenaran atau mempertahankan keamanan diri kita. Apabila berhadapan dengan situasi demikian, kita dapat bercermin pada pribadi Yohanes Pembaptis yang kelahirannya dikisahkan oleh bacaan Injil hari ini. Ia mengorbankan keamanannya lantaran kebenaran yang teguh dipegangnya ketika bertentangan dengan Herodes. Keberanian dan kebenaran yang terpatri dalam dirinya berhasil menjawab pertanyaan: “Menjadi apakah anak ini nanti?”

Baca juga :  Ditentukan Sedari Kekal

Yohanes Pembaptis adalah nabi yang menyiapkan jalan bagi kedatangan Mesias. Ia adalah teladan yang baik. Hal tersebut tidak terlepas dari kesalehan hidup kedua orang tuanya, Elisabet dan Zakharia. Kelahirannya mengukuhkan keberlanjutan karya keselamatan Allah yang terpenuhi dalam diri Kristus. Ia menjadi pembuka jalan bagi kedatangan Kristus, Mesias. Ia telah dipersiapkan oleh Allah, sejak dalam kandungan ibunya, guna mempersiapkan jalan bagi kedatangan Kristus (Bdk. Mal 3:1). Ia memanggil kita untuk kembali pada kebenaran hidup yang kita lakoni. Kebenaran hidup guna menata hati menyambut kedatangan-Nya.

Baca juga :  Pergi: Melepas Parasut, Membawa Ramuan

Akhir kata, sudah cukupkah kita menyiapkan hati guna menyambut kedatangan-Nya? Seperti Yohanes, apakah kita siap merelakan keamanan kita demi sebuah kebenaran? Cukup beranikah kita melakukannya? Beranikah kita menjadi utusan-utusan pembuka jalan bagi kedatangan Mesias? Menjadi seperti apakah kita nanti?

Sahabat Pena Claret yang terkasih, semoga kita dapat menyiapkan jalan bagi kedatangan-Nya dalam hati kita dan hati sesama saudara kita. Tuhan memberkati.