Masih Mau Jadi Orang Cerdik?

Bacaan I: Roma 15:14-21

Bacaan Injil: Lukas 16:1-8

Penaclaret.com – Sahabat PenaClaret yang terkasih. Akhir-akhir ini, jagad maya sering disuguhkan dengan berbagai gerakan mahasiswa yang kritis terhadap pemerintah. Beberapa waktu lalu kita mendengar Jokowi: King of lip service, Jokowi end game, dan gerakan aliansi BEM SI. Semua ini adalah gerakan-gerakan kritis yang dilakukan oleh mahasiswa. Apakah mereka betul kritis? Belum tentu! Apakah mereka cerdik? Belum tentu juga! Silahkan kalian menilai.

Baca juga :  Cerai Tegar Hati

Dalam Bacaan Injil hari ini, Lukas menyajikan karakter orang cerdik. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata cerdik berarti cepat mengerti (tentang situasi dan sebagainya), pandai mencari pemecahannya dan sebagainya, panjang akal, banyak akalnya (tipu muslihatnya), licik, dan licin. Berdasarkan definisi ini, kita bisa melihat bahwa orang cerdik adalah orang yang salah menggunakan kepandaiannya.

Orang cerdik memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah, tetapi hal itu  dia gunakan untuk sesuatu yang tidak baik, yaitu menipu. Hal inilah yang menjadi fokus kritik Yesus dalam bacaan Injil hari ini. Orang-orang yang cerdik adalah anak-anak dunia. Mereka bukan anak-anak terang (bdk Luk 16:8).

Baca juga :  Mari dan Lihatlah!

Driyarkara pernah berkata, pintar tanpa kesusilaan hanya akan menjadi minteri atau menyalahgunakan kepandaian. Mari kita gunakan kepandaian kita untuk hal-hal yang positif. Jangan biarkan kemampuan yang telah dianugerahkan Tuhan menjadi tercemar hanya karena kerakusan kita. Mari kita gunakan kemampuan kita seperti Paulus yang dikisahkan dalam bacaan pertama hari ini. Paulus dengan segala kemampuannya, berani menembus sekat-sekat perbedaan untuk mewartakan Kritus. Masih maukah kalian menjadi orang cerdik?