Dengan Kewajibanmu, Kamu akan Mendapatkan

Dengan Kewajibanmu, Kamu akan Mendapatkan

ClaretPath.com – Dengan Kewajibanmu, Kamu akan Mendapatkan

  • Bacaan Pertama: Sir 10:1-8
  • Bacaan Kedua: 1Ptr 2:13-17
  • Bacaan Injil: Mat 22:15-21

Sahabat-sahabat ClaretPath yang terkasih dalam Kristus. Kita yang adalah bangsa Indonesia hari ini merayakan anugerahkan HUT kemerdekaan ke-77. Angka ini bertelur dalam jangka waktu yang tidak singkat, notabenenya dalam historisitas perjuangan. Gema 17 Agustus 1945 menelur dan menetas dalam kehidupan setiap insan manusia yang beridentitaskan dirinya sebagai warga NKRI.

Tentu kita sebagai penikmat kemerdekaan masa kini memiliki banyak perasaan atas hari istimewa ini. Ada yang terharu dengan semangat perjuangan dan pengorbanan para pahlawan yang telah gugur. Ada pula yang sedih dengan kenyataan banyaknya elemen pemerintahan yang mempertontonkan nihilitas semangat kemerdekaan atau pun hidup rakyat yang bobrok dengan spiritualitas kiri yang merusak keutuhan NKRI. Masih ada banyak perasaan lain yang muncul di hari bahagia ini. Ia kan, kita masing-masing punya perasaan itu.

Di hari kebangsaan ini, bacaan Injil Matius menggambarkan situasi bangsa Yahudi yang tengah di jajah oleh bangsa Romawi. Di tengah tekanan tersebut, meledak popularitas Yesus. Berbagai keunikan dan keajaiban yang ditampilkan-Nya mematikan peranan pribadi dan kelompok tertentu di tengah kehidupan agama dan masyarakat Yahudi. Tentu momentum ini menjadi kesempat bagi mereka (korban kehadiran Yesus) untuk menjerumuskan Yesus seperti yang dikisahkan oleh Penginjil hari ini.

Baca juga :  Kesaksian Sebagai Tanda Kesatuan Dengan Allah

Di dalam konteks cerita yang ditampilkan ada kaum Farisi dan para pengikut-pecinta Herodes yang dikenal sebagai Herodian. Dalam teks tersebut dikatakan bahwa setelah mereka berunding muncul suatu pertanyaan yang diberikan kepada Yesus. “Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” (Mat 15:17). Orang-orang Farisi menggunakan momentum ini sebagai kesempatan untuk menjatuhkan Yesus di tengah banyak orang. Apalagi di saat bersamaan ada pula para Herodian yang radikal pro penjajahan kekaisaran Romawi. Tentu situasi ini mengafirmasi niat dan kemauan kaum Farisi.

Pertanyaan yang diajukan amat sederhana, tetapi di dalamnya tersemat harapan kaum Farisi dan Herodian untuk menjerat Yesus dalam sebuah persoalan besar. Akan tetapi, drama yang diskenario oleh kaum Farisi tidak membuahi harapan mereka. Yesus tahu niat yang ada dalam pikiran dan bahkan Dia mengatakan bahwa mereka adalah munafik (Mat 22:18). Drama ini mempertontonkan kemunafikan kaum Farisi, dimana sebelum mengajukan pertanyaan mereka memuji kebesaran dan esksistensi Yesus (Mat 22:16b). Hal ini disadari Yesus sebagai trik dan drama agar Dia mudah terjerumus dalam jebakan mereka.

Dalam bahasa kekinian, Yesus “bukan kaleng-kaleng”. Dia tahu apa yang harus dibuat dan bahkan prank balik pembuat skenario. Dalam menjawab pertanyaan itu, Yesus tidak mengagung salah satu dari  kedua pilihan yang ada; bayar atau tidak? Tetapi Dia mengambil jalan tengah dengan tidak mempertentangkan keduanya dan hanya memberikan pembedaan dengan tepat sasaran.

Baca juga :  Alegori Tanur Pater Claret dalam Persimpangan Gaya Hidup Generasi “TikTok”

Dalam kisah tersebut Yesus meminta uang yang biasanya digunakan untuk membayar pajak kepada Kaisar. Singkatnya setelah melihat mata uang tersebut, Yesus menjawab pertanyaan mereka tentang membayar pajak dengan jawaban yang menakjubkan. “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Mat 22:21).  

Bacaan ini tepat untuk direnungkan dalam ranah pesta kebangsaan seperti yang kita rayakan. Pesan sederhana yang Tuhan Yesus mau kita hidupi adalah setia dan taat kepada negara dan agama kita masing-masing. Sikap yang ditunjukan Yesus lewat jawaban dan pernyataan-Nya adalah Dia bukanlah seorang pengacau. Yesus tidak memanaskan-mengacaukan, tetapi meng-adem-kan situasi di tengah keadaan genting yang dialami bangsa Yahudi.

Di hari istimewa ini, Yesus pun mengajak kita untuk memiliki ketulusan dalam mencintai negara yang patut diaktulisasi dan dikonkritisasi dengan menjalankan kewajiban-kewajiban kita masing-masing sesuai norma dan aturan yang berlaku. Sebab ketika kita menjalankan kewajiban-kewajiban tersebut dengan baik, maka kita pun akan mendapat hak yang sesuai; seperti keharmonisan dan kenyamanan dalam hidup bersama dan lain sebagainya. Yesus berharap bahwa bangsa Yahudi yang percaya kepada Allah Israel, juga dapat menjalankan dan mengejahwantakan keimanannya lewat tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

Baca juga :  Jadilah Kepadamu menurut Imanmu

Dalam alunan yang sama, kita sebagai orang Kristen pun yang percaya pada Kristus patut mengemban spiritualitas ini di dalam hidup berbangsa dan beragama. Menghidupinya dan menjalankannya lewat kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan. Ini adalah salah satu titipan Tuhan di dalam hidup bersama, bernegara dan beragama yang harus dicatat dalam buku hidup kita.

Sahabat-sahabat ClaretPath yang terkasih, ajakan ini senada dengan nilai yang terpatri di dalam Pancasila; yang merupakan dasar NKRI, bahwa “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Kita bangsa Indonesia meyakini bahwa peranan Tuhan dalam sejarah NKRI sangat besar. Di sini terimplisit suatu keyakinan bangsa, bahwa Tuhan dan negara tidak bertentangan. Untuk itu, kita diajak untuk mengamalkan nilai-nilai agama di dalam kehidupan bersama, berbangsa dan beragama dengan dinamika yang ada. Dengan demikian, jalanilah dengan baik kewajibanmu, maka hakmu akan kamu dapat.