Cara Terbaik Mengasihi Tuhan

Apaa, Mengasihi Musuh???

ClaretPath.com – Cara Terbaik Mengasihi Tuhan

  • Bacaan Pertama: Yeh 37:1-14
  • Bacaan Injil: Mat 22:34-40

Para sahabat ClaretPath yang terkasih, sabda Tuhan yang kita renungkan pada hari ini kembali menyegarkan pandangan kita terhadap satu keutamaan teologal kita yakni kasih. Kasih merupakan keutamaan teologal yang paling istimewa dibandingkan dengan Harapan dan Iman. Sebagaimana yang pernah diungkapkan Paulus dalam suratnya kepada umat di Korintus “Demikanlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan, dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih” (1Kor. 13:13) Dan pada hari ini Yesus menjelaskan secara khusus satu tema kasih ini di hadapan orang-orang farisi yang mau mencobainya.

Tema cinta kasih menjadi sesuatu yang melekat dalam karakter hidup seorang Kristiani. Banyak umat kepercayaan lainpun mengamini bahwa hukum cinta kasih menjadi milik sekaligus ciri khas orang Kristiani. Beberapa penyanyi dari agama lainpun sempat meng-cover lagu “Bahasa cinta” sebagai ungkapan ketertarikan mereka terhadap lagu dan lirik dalam lagu tersebut. Karena itu, menjadi sangat penting bagi kita untuk terus menjaga keutamaan ini dalam hidup kita.

Sahabat-sahabat ClaretPath yang terkasih. Yesus secara jelas dan komplit mengajarkan tentang kasih. Ada dua subjek penting yang menjadi keterarahan cinta kita yakni kepada Allah sebagai yang utama dan kepada sesama sebagai cerminan cinta kepada Allah. Dengan demikian, ada hubungan arah vertikal dan horizontal yang dibangun di dalamnya. Pilihan untuk terlebih dahulu mencintai Tuhan adalah suatu kewajiban sebab Tuhan sendiri adalah Tuan atas cinta yang terlebih dahulu mencintai dan mengasihi kita. Dialah pemilik cinta yang terlebih dahulu berinisiatif mengasihi manusia. Oleh karena itu, pantaslah bagi kita mengasihi Dia. Namun, mungkin juga sebagian orang mempertanyakan apa untungnya mencintai Tuhan, toh Dia sejatinya tidak mengasihi kita?

Baca juga :  Percaya Sabda Tuhan

Adapun takaran atau ukuran yang diminta oleh Yesus dari kita untuk mencintai Tuhan yakni secara penuh; dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi. Arti kata “segenap” mau menunjukan pada kepenuhan, keutuhan, dan holistik. Dengan kata lain Yesus mau supaya semua dimensi kemanusiaan kita dipakai dalam mencintai Tuhan, bukan hanya menggunakan hati, bukan hanya menggunakan budi ataupun hanya menggunakan jiwa, melainkan seluruhnya. Hal ini kemudian menjadi jelas dalam ungkapan fides querens intelektum oleh St. Anselmus bahwa iman dan akal budi harus berjalan berdampingan untuk mencapai suatu kebenaran. Akal budi membantu orang supaya tidak hanya beriman buta tanpa pengetahuan.

Baca juga :  Bersyukur: Merayakan Kebahagiaan | Renungan Harian

Subjek kedua dalam pengajaran Yesus adalah mencintai sesama manusia seperti kita mencintai diri sendiri. Pertanyaanya apakah yang dimaksud dengan perintah Yesus ini. Bukankah itu akan menjebakkan kita masuk dalam self-Love, atau sikap egois? Mencintai diri bukan berarti egois, bukan membangun diri menjadi pusat perhatian, mencintai diri berarti mencintai martabat diri kita, dengan demikian mencintai dan mengasihi orang lain sama seperti diri sendiri berarti kita mencintai orang karena di dalam diri mempunyai martabat yang luhur sama seperti diri kita.

Bukan menjadi suatu yang berlebihan jika kita memparalelkan perihal cinta terhadap sesama ini dengan konsep persahabatan yang diuraikan oleh Aristoteles, bagi Aristoteles persahabatan yang baik adalah persahabatan yang dibangun atas kebajikan dari jiwa (martabat dan akal budi) bukan atas dasar tampilan eksternal seperti cantik ganteng atau bentuk tubuh body goal.

Sahabat ClaretPath yang budiman, lebih lanjut ungkapan mencintai sesama dari Yesus ini mau menunjukan pembuktian yang nyata dalam mencintai Tuhan. Mencintai Tuhan yang tidak kelihatan hanya akan bisa tercapai jika kita mencintai dan mengasihi sesama di sekeliling kita. Kita tentu ingat pada satu pengajaran Yesus lebih lanjut dalam perikop lain dimana Yesus mengungkapkan secara jelas “Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian;ketika Aku sakit, kamu melawat Aku;ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku” (Mat. 25:35-36).

Baca juga :  Yesus Itu Enigmatis

Dengan demikian, menjadi jelas bahwa ajakan mengasihi sesama adalah cara terbaik mengasihi Tuhan. Mari, sahabat ClaretPath yang terkasih, melalui permenungan kita hari ini, kita diminta untuk melihat sejauh mana dan sekuat apa kita telah mencintai Tuhan selama hidup kita dan sudahkah kita mengasihi mereka (sesama) yang merupakan gambaran Allah?