Bacaan I: Yes. 48:17-17
Bacaan Injil: Mat. 11:16-19
PenaClaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih, di awal refleksi singkat ini, saya ingin bertanya pernahkah kalian menawarkan sesuatu kepada orang lain, entah berupa materi atau ide-ide? Atau pernahkah kalian berusaha memberikan sesuatu yang paling baik untuk orang lain tetapi mereka tidak merespon? Bagaimana halnya jika yang ditawarkan itu tidak diterima oleh orang-orang tersebut?
Para sahabat Pena Claret, Injil hari ini setidaknya menggambarkan hal senada. Yesus hadir di tengah dunia dengan satu tujuan yaitu menyelamatkan umat manusia. Ia menawarkan berbagai macam hal tentang kebaikan Kerajaan Allah. Ia mewartakan kebaikan-kebaikan itu dengan pengajaran-Nya, pengampunan-Nya, dan mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya. Semua karya Yesus ini adalah sebuah karya keselamatan sekaligus undangan untuk semua orang supaya masuk dalam lingkaran keselamatan itu. Akan tetapi, dalam pewartaan-Nya, Yesus menemukan orang-orang yang yang tidak menaruh perhatian kepada pewartaan keselamtan-Nya. Hal itulah yang digambarkan-Nya dalam kisah injil hari ini, “kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung.” (Mat 11:17)
Para sahabat Pena Claret yang terkasih, keselamatan sudah ada di dunia. Menjadi sebuah masalah adalah kadang kita manusia yang kurang menanggapi tawaran keselamatan yang datang dari Allah itu. Kita seringkali nyaman dengan ego kita sendiri dan meremehkan segala situasi yang terjadi di sekitar. Kita seringkali larut dalam kesenangan dan lupa untuk bersyukur. Kita lebih fokus dengan segala kepentingan pribadi dan mengabaikan kidung duka yang ada di sekitar.
Sahabat Pena Claret yang terkasih, keselamatan akan terjadi ketika Tuhan yang menawarkan kasih-Nya ditanggapi oleh manusia. Sama seperti kita yang menawarkan sesuatu kepada orang lain, hal itu akan menjadi mungkin ketika orang lain menerima tawaran kita. Bacaan injil hari ini merupakan sebuah kritikan bagi kita. Berbagai macam tanda-tanda alam yang menuntut partisipasi kita supaya sebuah keselamatan terjadi. Hal itu tampak dalam suka dan duka hidup manusia baik secara pribadi maupun kolektif. Tugas kita adalah merespon atas tanda-tanda itu. Mungkin kita sering berhasil dalam segala usaha, namun lupa untuk bersyukur. Atau mungkin ada yang membutuhkan bantuan, namun kita sering mengabaikan. Semoga dengan bacaan suci hari ini menyadarkan kembali identitas kita sebagai makhluk yang memiliki hati nurani dan terutama identitas sebagai pengikut Kristus.
Misionaris Claretian. Mahasiswa Filsafat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.