Keselamatan Itu Bersyarat

By. Fr. Jery, CMF

ClaretPath.com

Keselamatan Itu Bersyarat

Bacaan Pertama: 2Mak. 6:18-31

Bacaan Injil: Lukas 19:1-10

Implikasi keselamatan merupakan suatu hal yang ingin digapai oleh semua agama pada umumnya. Tidak lepas dari itu, Kekristenan juga menganut pandangan demikian, bahwa keselamatan merupakan suatu jalan yang mulia menuju dan kembali ke Dia yang Mulia. Jika kita bertolak lebih dalam ‘duc in altum, keselamatan merupakan suatu anugerah dari Allah dan bukan seharusnya karya manusia. Hal ini menegaskan, keselamatan pertama-tama atas inisiatif Allah dalam diri Yesus Kristus dan bukan inisiatif manusia.

Memang ada beberapa pandangan mengenai keselamatan itu sendiri yang mengklaim bahwa Allah itu hanya sebagai sebuah sumber. Disini nampaknya kerendahan martabat Allah sangat didangkalkan oleh pandangna kusuk. Keselamatan merupakan anugerah Allah. Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendri. pernyataan ini sangatlah jelas bahwa keselamatan itu benar-benar berasal dari Allah, dan atas perbuatan baik manusia. Hal diungkapkan oleh Roberts bahwa ‘orang kristen sejati tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan baik supaya selamat. Ia rajin berbuat baik karena ia adalah ciptaan baru dalam kristus.

Baca juga :  Jembatan Harapan

Nampaknya injil hari ini berkotradiksi dengan pandanangan Roberts ini. Injil hari ini menarsikan tentang Zakheus. Tentu perikop injil sudah tidak asing lagi bagi umat kristiani katolik. Sebenanrnya, titik tolak renungan pada hari ini adalah ayat keselamatan.

 Dalam ayat injil pada hari diimplikasikan bahwa Zakheus memperoleh keselamatan setalah ia berbuat baik (setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekitarnya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat). Tanggapan Yesus terhadap pernyataan Zakheus dengan mengatakan; ‘ hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini’ ( Lukas 19:9). Bahkan lebih dalam lagi Yesus menggunakan nama Abraham sebagai nenek moyang Zakheus.  Tak heran jika kita benar berkata, atau memberi penekanan bahwa keselamatan yang diberikan Yesus kepada zakheus berdasarkan perbuatan baik yang ia lakukan dan juga karena ia keturunan Abraham. Untuk itu, hal yang dapatt diambil adalah, keselamatan itu diberikan oleh Allah dengan syarat berbuat baik.

Baca juga :  Pengampunan, Membenarkan Perbuatan yang Salah?

Kisah Zakeus  ini sekiranya menunjukkan bahwa tidak ada dosa atau reputasi buruk yang tidak dapat diampuni oleh kasih karunia Allah. Zakeus telah sepenuhnya menerima Yesus dan kemudian menunjukkan perubahan hidup yang sejati. Ia berjanji untuk memulihkan segala sesuatu yang ia pernah mencuri dan memberikan separuh dari hartanya kepada orang miskin. Keselamatan tidak hanya tentang menerima janji hidup yang kekal di surga, tetapi juga tentang bertobat dan berkomitmen untuk hidup yang benar, dengan tindakan yang mencerminkan kasih karunia Allah.

Baca juga :  Maria dan Claret

Dalam renungan ini, kita dapat belajar bahwa keselamatan adalah suatu anugerah yang tidak dapat diperoleh melalui usaha manusia semata, namun membutuhkan respons positif dari manusia yang mengarah pada perubahan hidup. Zakeus adalah contoh nyata tentang bagaimana suatu pertemuan dengan Yesus dapat mengubah hidup seseorang. Penting bagi kita untuk memiliki niat yang tulus dan rendah hati untuk mencari Yesus dalam hidup kita. Saat kita bertemu dengan-Nya, kita harus siap untuk merespons panggilan-Nya dengan memperbaiki hidup kita dan memberikan diri kita sepenuhnya kepada-Nya. Itulah cara untuk menemukan keselamatan sejati dalam Kristus.