Kepenuhan Hidup

Kepenuhan Hidup
Sumber gambar: ClaretPath.Com

ClaretPath.ComKepenuhan Hidup

Hari Kamis Pekan I Masa Prapaskah, 2 Maret 2023

Bacaan I: Est. 4:10a, 10c-12, 17-19

Bacaan Injil: Mat. 7:7-12.

Sahabat-sahabat Claretpath yang terkasih, narasi suci hari ini sangat menggugah hati kita sebagai seorang beriman yang selalu mengandalkan Tuhan di dalam hidup kita. Dalam bacaan pertama mengisahkan bahwa kesaksian hidup Ester yang terarah pada kebenaran membuat ia tidak dipanggil raja untuk dihukum mati. Ester menunjukan kualitas iman yang seharusnya semua orang beriman miliki dalam ziarah di dunia yang fana ini. Sementara dalam bacaan injil hari ini, mengisahkan tentang perihal mencari, meminta dan mengetok pintu hati Tuhan yang kita imani.

Manusia selain sebagai Homo rationale, ia juga dijuluki sebagai makhluk peziarah. Sepanjang manusia hidup, berkelana dan berkarya di bumi, ia adalah seorang peziarah. Peziarahan manusia berlangsung sepanjang hayat dikandung badan. Setiap hari dan waktu yang bergulir manusia selalu gunakan untuk mencari jati diri dalam dunia ini. Dalam peziarahannya di dunia ini,  manusia hendaknya selalu meminta keterlibatan yang Ilahi untuk selalu bergerak menuju pada kepenuhan hidup. Kendati demikian, manusia tetap saja merasa kurang dalam segala hal karena adanya ketidakpuasan dalam diri manusia. Sehingga setiap hari dan waktu yang bergulir ia gunakan hanya untuk mencari sesuatu yang akan memberi kepuasan dalam kehidupannya sebagai makhluk peziarah.

Baca juga :  Mata Bahagia, Mata yang Belajar dari Tuhan

Kepenuhan Hidup: Kebahagiaan Abadi

Sahabat-sahabat yang terkasih, perintah Tuhan dalam Injil hari ini bukan sekadar untuk mencari dan menemukan kepenuhan diri yang jasmani melainkan untuk menemukan kebahagiaan abadi yang menjadi tujuan akhir peziarahan setiap kita yang mengimani Tuhan. Perihal meminta,  dalam hal ini sebenarnya Tuhan hendak mengarahkan kita untuk selalu  meminta rahmat yang tidak pernah pudar dalam hidup kita. Mengapa rahmat Tuhan terkadang pudar dalam hidup kita?  Apakah Tuhan yang menghendaki supaya rahmat-Nya itu pudar dalam hidup kita? Satu hal yang pasti bahwa rahmat Tuhan tidak akan pernah pudar dalam ziarah hidup kita di dunia ini. Namun, kita yang sering menolak rahmat Tuhan dalam hidup kita akibat keserakaan hidup yang selalu mewarnai tapak-tapak ziarah kita di dunia ini.

Baca juga :  Makan!

Oleh sebab itu, Tuhan mengundang kita untuk datang pada-Nya dan mengetok pintu hati-Nya agar setiap rahmat-Nya yang kita terima itu berfaedah dalam hidup harian kita. Semoga dalam masa prapaskah ini, kita hanya fokus mencari sang Ilahi yang adalah sumber kepenuhan hidup kita sebagai orang beriman dan terus-menerus meminta rahmat-Nya agar memampuhkan kita melewati zaman yang penuh dengan tantangan dan cobaan ini. Semoga rahmat Tuhan senantiasa menyertai kita.