Kembali Normal

Penaclaret.com – Bekerja di pabrik tekstil, sebuah fase hidup yang krusial bagi Claret. Sebagai manusia normal, semua hal yang dihasrati pada umumnya sudah terpenuhi. Popularitas dan kekayaaan sudah menjadi milik. Ekses dari dua keterpenuhan ini adalah kenikmatan (kebahagiaan). Apa lagi yang dicari? Mungkinkah Tuhan masih memiliki tempat dalam hati dan budi manusia? Sebuah normalitas apabila Tuhan disepelekan dan dianggap tidak berguna. Tuhan tidak menambah profit apa pun. Kedinginan spiritual menjadi fenomena lumrah. Berkarya di pabrik tekstil menjebak Claret dalam arus ini. Ia sendiri mengungkapkan, “Dalam tiga tahun pertama di Barcelona, kehangatan devosi yang saya miliki waktu saya masih bekerja di rumah sangat mengendor.” Kemunduran penghayatan hidup rohani dilatari oleh hasrat menggebu untuk mengembangkan pabrikasi (Aut. 66). Nama Claret menjadi masyur melalui dunia tekstil saat itu.

Baca juga :  Tercabut dari Mesin-mesin Tenun

Masa kecil Claret kental dengan kehidupan rohani yang teratur. Ia sering mendaraskan doa-doa brevir dan doa rosario. Pengalaman baik masa kecil akan selalu terekam. Terkadang dilupakan atau tidak dipedulikan ketika terseret arus. Namun, sesekali muncul dan membawa perubahan yang radikal. Ungkapan ini menjadi metafora kita menggambarkan dinamika hidup Claret post-mendalami ilmu pabrikasi. Kesadaran akan kehilangan jiwa membawa perubahan yang sangat radikal bagi Claret, yakni meninggalkan pabrik tekstil dan memutuskan untuk menjadi imam. Claret rela meninggalkan kemewahan pabrikasi demi menyelamatkan jiwanya dan jiwa semua orang. Keputusan ini tentu buah dari formasi iman bertahun-tahun dalam keluarga. Kesadaran akan kebiasaan doa masa kecil mereorientasi hidup Claret. Pendidikan keluarga berperan besar. Kehidupan Claret di pabrik tekstil dan kesadarannya menggambarkan peran keluarga bagi penyemaian benih-benih baik bagi setiap individu.

Baca juga :  Kemenyan Misionaris Spanyol

Kebiasaan Baik itu Membekas

Kebiasaan-kebiasaan baik semasa kecil membentuk kehidupan setelahnya. Keluarga berperan penting dalam fase awal pertumbuhan. Kita sering mendengar bahwasannya keluarga adalah seminari pertama bagi setiap individu. Keluarga membentuk fondasi yang kokoh bagi pertumbuhan dan perkembangan setiap individu. Masa kanak-kanak Claret juga berada dalam ranah ini. Kebiasaan-kebiasaan baik masa kecil membekas dan menuntun hidup seterusnya. Inilah sebuah metanoia ala Claret.

Akhir-akhir ini muncul kekawatiran soal masa depan Gereja. Hal ini berangkat dari sebuah kenyataan bahwa keterpanggilan orang-orang muda untuk hidup selibat demi Allah dan sesama semakin kurang dari waktu ke waktu. Kemunduran ini tentu dilatarbelakangi oleh berbagai sebab-musabab. Di tengah kemelut seperti ini, harapan besar dibebankan pada pundak setiap keluarga Kristiani. Keluarga masih menjadi benteng utama dalam menyemaikan kebiasaan-kebiasaan baik kepada generasi-generasi baru. Testimoni Claret soal kehidupan masa kecilnya ketika bekerja di pabrik tekstil membenarkan hal ini. Benih baik yang disemai pada saat ini akan membawa hasil yang baik pada saatnya. Benih baik yang ditaburkan masa lalu telah menghasilkan tunas-tunas muda dan segar saat ini. Dinamika Claret menunjukkan bahwa tidak ada keterputusan antara masa lalu dan saat ini. Kehidupan adalah jalinan yang saling berkaitan antara masa lalu, saat ini, dan saat yang akan datang. Kita diajak untuk meneladani Claret dan keluarganya, yakni menyemaikan benih-benih baik setiap saat.