Katakan Sepatah Kata!

Katakan Sepatah Kata

ClaretPath.comKatakan Sepatah Kata!

  • Senin, 28 November 2022
  • Bacaan Injil: Matius 8:5-11

“Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.”

(ayat 8)

Kutipan ini merupakan jawaban seorang perwira kepada Tuhan Yesus yang cepat tanggap pada permintaannya. Hamba perwira tersebut sakit lumpuh dan sangat menderita (ayat 6). Ia memohon kepada Tuhan Yesus untuk menyembuhkan hambanya.

Tuhan Yesus mengabulkan permintaannya dengan berkata, “Aku akan datang menyembuhkannya” (ayat 7). Akan tetapi, karena merasa diri tak layak menerima Tuhan Yesus di rumahnya, maka ia pun menanggapinya dengan jawaban di atas.

Baca juga :  Yesus Itu Enigmatis

Sungguh hebat jawaban ini! Betapa tidak? Jawaban ini menjadi doa Gereja dan selalu kita ucapkan dalam perayaan Ekaristi.

Ketika imam menghunjukkan Tubuh dan Darah Kristus sambil berkata: Lihatlah Anak Domba Allah, lihatlah Dia yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah saudara-saudari yang diundang ke Perjamuan Anak Domba; kita menjawab: Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.

Jawaban ini bukanlah jawaban biasa. Jawaban ini adalah jawaban iman. Bisa kita katakan, jawaban penuh iman ini bisa memindahkan pohon ara ke dalam laut (bdk. Luk 17:6).

Baca juga :  Menjadi Seperti Malaikat

Itulah sebabnya setelah mendengar jawaban perwira itu, Tuhan Yesus heran akan imannya (ayat 10). Perwira itu bukan orang Israel, tetapi mengimani Sabda Tuhan Yesus melebihi orang Israel.

Tuhan Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel” (ayat 10).

Sebenarnya apa sih isi iman perwira tersebut?

Jawabannya jelas, isi imannya adalah ia yakin dan percaya bahwa kata-kata Tuhan Yesus bisa menyembuhkan. Dia berkata kepada Tuhan Yesus, “…katakan sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh” (ayat 8).

Baca juga :  Memaknai Hari Sabat

Baginya, kata-kata Tuhan Yesus penuh daya penyembuhan. Mengapa demikian? Karena ia menerima Yesus sebagai Tuan bagi dirinya.

Sebagaimana para prajurit bawahannya selalu taat kepada kata-katanya sebagai seorang perwira. Demikian pun dirinya di hadapan Tuhan Yesus. Dia percaya kata-kata Yesus yang telah dia terima sebagai Tuan-nya itu pasti penuh daya menyembuhkan.

Nah, autokritik bagi kita sekarang! Si perwira yang adalah seorang asing ini bisa menerima Tuhan Yesus, mengapa kita sebagai pengikut-Nya masih merasa sulit untuk percaya pada kata-kata-Nya?

Semoga hari demi hari kita semakin percaya akan kekuatan kata-kata Tuhan Yesus. Amin.


Penulis: Todi Manek, CMFEditor: Admin