Kasmaran| Renungan Harian

Picture by https://merahputih.com/post/read/kasmaran

Selasa, 03 Mei 2022, Pekan Paskah III-Pesta St. Filipus dan St. Yakobus, Rasul

Bacaan I: 1Kor. 15:1-8

Bacaan Injil: Yoh. 14:6-14

Penaclaret.com– Sahabat Pena Claret yang terkasih! Kita seringkali melihat orang yang sedang kasmaran. Manakala seseorang berada dalam fase tersebut, emosinya akan terus-menerus berkembang. Ia akan melalui berbagai macam perkembangan daya tarik pun kepentingan. Sistem emosi yang terbangun dalam fase kasmaran pun amat kompleks. Berbagai respon dapat muncul dalam fase tersebut. Lantas setiap persona yang terseret masuk dalam fase tersebut hanya perlu menjaga kontinuitas dan konsistensi yang tentu tidak terlepas pula dari peraturan moral, ekonomis ataupun kepentingan spiritual. Fase tersebut adalah buah dari laku emosional manusiawi yang terorganisir, yakni sentimen. Sentimen tersebut berakar pada relasi manusia, berakar pada keterikatan atau ketergantungan antar sesama manusia.

Baca juga :  Pergi: Melepas Parasut, Membawa Ramuan

Sahabat yang terkasih, bacaan Injil hari ini menyuguhkan kisah yang amat menarik. Kisah yang memuat sebuah penggambaran relasi antara Anak dan Bapa. Akan tetapi, saya ingin memfokuskan diri pada relasi guru dan murid berhubung hari ini kita merayakan Pesta St. Filipus dan St. Yakobus. Injil menyajikan dialog normal antara guru dan murid. Topiknya tentu seputar Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus. Menarik ketika kita menilik perkataan Yesus bahwa Filipus tidak mengenal-Nya, padahal seharusnya Filipus telah mengenali-Nya. Dengan demikian, kita dapat saja mengatakan bahwa Filipus belum sepenuhnya dirasuki rasa kasmaran terhadap pewartaan Yesus sekalipun ia sudah lama mengikuti-Nya. Hal tersebut wajar lantaran Filipus, sama seperti murid yang lain, belum sepenuhnya paham atau mengenali Yesus sebelum wafat dan kebangkitan-Nya. Bercermin pada hal tersebut, kita juga kadangkala terjebak dalam hal yang serupa. Kita mengklaim diri sebagai seorang Katolik yang taat, namun laku hidup kita malah menyangkal klaim konseptual tersebut lantaran kita belum seutuhnya mencintai apa hal yang kita Imani sendiri, yakni Yesus dan ajaran-ajaran-Nya.

Baca juga :  Dari Kelemahan | Renungan Harian

Sahabat yang terkasih, kita hendaknya terus dirasuki oleh rasa kasmaran akan pewartaan Yesus. Rasa kasmaran terhadap pewartaan-Nya menguatkan kita guna melawan ringkihnya sisi manusiawi kita. Dengan demikian, kita semakin mengenali dan memahami kehendak-Nya dalam laku hidup kita. Tuhan memberkati.