Selasa Pekan Biasa XXXIV
Bacaan Pertama: Dan. 2:31-45
Bacaan Injil: Lukas 21:5-11
Penaclaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih dalam Kristus. Di antara kita pasti ada yang suka bercermin atau berkaca. Aktivitas bercermin biasanya dilakukan sebelum keluar dari kamar atau rumah. Misalnya, ketika hendak pergi ke kantor pasti di antara kita menyempatkan diri untuk berkaca melihat diri, apakah sudah rapi atau belum? Kebiasaan ini menguras mata untuk melihat secara detail tentang diri kita yang terpampang di depan cermin. Aktivitas bercermin meliputi proses melihat, menakar, lalu memberi nilai.
Hari ini penginjil Lukas menyodorkan kepada kita sebuah narasi yang menakutkan. Yang terdengar hanya nubuat kehancuran, tawaran sesat dan pertikaian atau malapetaka. Bisa dikatakan sebagai narasi kegelapan. Namun, di balik kegelapan, selalu ada sisi terang. Nah, untuk itu kita perlu bercermin diri dari narasi kegelapan guna menemukan sisi terangnya.
“Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera”(Luk. 21:9). Tatkala kita diuji dengan pandemi korona, ada banyak keluhan atas kegamangan, ketidaksigapan dan ketidaksinkronan yang membawa kita pada narasi kegelapan. Kemarin dan hari ini kita masih terjebak pada kisah pandemi korona, tetapi apakah esok masih sama?
Tidak ada yang abadi. Semuanya hanyalah ruang tanda tanya yang setiap ujung jeda dan pintunya selalu sisakan misteri. Harus diakui setiap rentetan kisah yang telah dan sedang kita jalani saat ini selalu menyisahkan jejak yang memacu kita untuk melihat hari esok. Hal yang pasti bahwa kita mesti terus bergerak. Untuk tiba pada langkah terakhir, kita hanya butuh sedetik saja untuk terus berlangkah. Bergeraklah hingga ke ujung. Meskipun ujung tidaklah tentu dimana berakhir.
Tidak ada kisah hidup yang penuh dengan tertawa saja tetapi ada pula tetesan air mata sebagai pengingat. Nubuat kehancuran, tawaran sesat dan pertikaian atau malapetaka yang diwartakan Yesus mestinya menjadi pengingat bahwa kita tidak sedang baik-baik saja. Peristiwa kegelapan akibat pandemi korona adalah cermin yang mesti terus kita pantulkan kepada diri kita. Kita mesti terus bercermin diri sehingga kita bisa mengenali diri kita. Manusia yang tak mengenali dirinya hanyalah debu yang diterbangkan angin, terhempas tanpa tuan, tanpa tujuan. Hilang diserap kegaduhan suara, sirna lenyap ditelan bumi. Oleh karena itu, jangan biarkan semuanya berlalu begitu saja, ikhlaskanlah matamu untuk terus bercermin guna kita terus terlihat rapi. Semoga Tuhan Memberkati.
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.