Hanya Memandang Allah

Gambar ini mempelihatkan seorang yang sedang keasykan memandang sesuatu. Karena itu gambar ini dipilih untuk mewakili renungan harian pada hari ini yang berjudul "Hanya Memandang Allah."
Hanya Memandang Allah. Picture by https://unsplash.com/

ClaretPath.comHanya Memandang Allah

Renungan Harian, 18 Mei 2024, Pekan Paskah VII

Bacaan Pertama: Kis. 28:16-20;30-31

Bacaan Injil: Yoh. 21:20-25

Mencari tahu sesuatu yang masih kabur dalam ingatan merupakan hal yang wajar. Bertanya menjadi bagian dari proses keingintahuan seseorang akan sesuatu hal. Petrus dalam Injil hari ini menunjukan sikap keingintahuan akan murid yang dikasihi Yesus. Petrus rasanya masih kabur dalam mengenal jejak langkah murid yang tersebut. Namun, keingintahuan Petrus tidak pada tempat dan konteksnya. Pertanyaan petrus sebenarnya merupakan sesuatu yang tidak pantas untuk ditanyakan. Alasanya karena, masa depan murid yang itu bukanlah tugas dari Petrus, tetapi Yesus. Kesalahan petrus dalam konteks ini adalah mengambil alih peran yang semestinya dilakukan Yesus. Pertus lupa hal utama dalam hidupnya adalah mengikuti Yesus dalam setiap misi dan kerasulan.

Baca juga :  Mengapa Yesus Dimuliakan?

Sesuatu yang tersembunyi

Pertanyaan Petrus pada akhirnya tidak memiliki jawaban yang pasti. Yesus sama sekali tidak membuka selubung rahasia akan situasi lanjutan dari murid itu. Tak adanya jawaban bukan berarti Yesus tidak bisa mengetahui arah kehidupan murid yang dikasihi-Nya. Dalam hal ini Yesus sebenarnya mengajarkan kepada kita untuk fokus sebagai murid yang setia dalam drama kepengikutan. Fokus pada pilihan sebagai murid membantu kita dalam mengoptimalkan setiap tugas yang kita embani. Namun, apakah memperhatikan sesama adalah sesuatu yang tidak penting? Tentu tidak. Yesus saja mengajarkan kita untuk peduli terhadap sesama, sebab mereka pun karya Allah.

Baca juga :  Antara Dunia dan Allah

Hanya memandang Allah

Segala potensi yang kita miliki merupakan berkat yang Tuhan berikan secara cuma-cuma. Penegasan Yesus kepada Petrus menjadi ajakan untuk kita agar secara total percaya kepada Allah. Hal ini tentu tidak mudah karena terdapat banyak tawaran duniawi yang menggiurkan. Tawaran duniawi selalu menampilkan hal-hal yang memanjakan mata. Namun, sebagai orang beriman, kita mesti tahu bahwasanya Allah lebih indah daripada semua tawaran dunia. Semua yang ada di bawah kolong langit tidak secanting yang Allah berikan. Jadi tugas kita sebagai orang beriman adalah memandang Allah, sebab keindahan-Nya tanpa batas.

Baca juga :  Sekat Antara Tuhan dan Manusia | Renungan Harian

Pesan untuk kita

Setiap manusia memiliki potensi dan keunggulan masing-masing dalam hidup. Menyadari potensi diri mengantar kita untuk mengarahkan diri pada tugas kita masing-masing dalam melayani Allah di dunia. Kita tak seharusnya meniru orang lain atau ingin menjadi seperti orang lain. Percayalah bahwa Allah menganugerahkan kepada kita keunikan masing-masing.