Ekaristi: Tempat Berjumpa Dengan Allah

Dius Tahu

Ekaristi: Tempat Berjumpa Dengan Allah
Sumber gambar: ClaretPath.Com

Claretpath.comEkaristi: Tempat Berjumpa Dengan Allah

Hari Jumat Pekan Paskah III, 28 April 2023

Bacaan I: Kis. 9:1-20

Bacaan Injil: Yoh. 6:52-59

Para pencinta, pendengar, dan pelaksana Sabda Allah yang terkasih dalam Kristus. Di hari yang penuh rahmat ini, kita kembali diajak untuk menyelami Sabda Allah yang berbicara tentang Roti Hidup. Empat hari terakhir ini kita disuguhkan oleh penginjil Yohanes tentang Yesus Kristus sebagai roti hidup. Perjalanan permenungan kita sepanjang empat hari belakangan ini tentu sangat membekas dalam hati kita dan semoga berbuah keluar dalam hidup dan tindakan kita masing-masing.

Di hari ini permenungan kita tentang Yesus Kristus sebagai roti hidup masih berlanjut. Sangat menarik bahwa di awal bacaan Injil hari ini, Yoh. 6:25-29 menampilkan kepada kita perdebatan atau pertengkaran orang-orang Yahudi. Esensi pertengkaran itu paling tidak mengungkapkan keraguan serta ketidakpercayaan mereka terhadap Yesus Kristus yang mengklaim tubuh dan darah-Nya sebagai makanan dan minuman yang memberi dan menjamin hidup kekal bagi setiap orang yang menyantap- Nya.

Baca juga :  Perang dan Perempuan

Berhadapan dengan keraguan yang bersarang dalam hati orang-orang Yahudi itu, Yesus memberi jawaban fundamental yang paling tidak mengungkapkan arti keberadaan-Nya di dunia. Bahwa rencana keselamatan manusia mengalir dari hati Allah yang suci. Supaya orang krstiani memperoleh hidup yang kekal maka mereka harus makan dan minum tubuh dan darah Anak Manusia sebagai korban atas silih dosa yang menjamin keselamatan. Hal ini secara simbolis terungkap secara nyata dan istimewa dalam Ekaristi. Dalam Ekaristi kita berjumpa dengan cinta Allah yang total bagi manusia. Bertolak dari cinta yang sangat tulus itu IA mengutus Anak-Nya sendiri sebagai makanan dan minuman yang memiliki daya serta menjamin keselamatan manusia.

Baca juga :  Kesadaran Diri untuk Mencintai

Tidak bisa dipungkiri bahwa Ekaristi menjadi puncak dan sumber hidup orang-orang kristiani. Melalui Ekaristi secara rohani kita berjumpa dari wajah ke wajah dengan wajah Tuhan. Perjumpaan itu kemudian menyegarkan jiwa yang haus akan kasih-Nya, menopang langkah yang enggan melangkah, dan memberi harapan bagi setiap hati yang ragu.

Hati kita teramat kotor untuk berdiamnya sang Maha Cinta. Bahkan untuk menyambutnya pun kita tidak pantas. Kita sungguh menyadari diri sebagai orang berdosa yang tidak layak untuk menyambut tubuh dan darah Yesus Kristus itu. Namun, kembali lagi bahwa IA pada hakekatnya adalah Kasih. IA tidak mungkin mengingkari identitas-Nya sendiri. Oleh karena alasan mendasar ini kita akhirnya dilayakkan bahkan ada jaminan hidup kekal dan akan dibangkitkan bila kita  membuka diri untuk menerima serta menyambut tubuh dan darah-Nya. Begitu pun sebaliknya, setiap orang yang tidak ingin makan dan minum tubuh dan darah-Nya, tidak memiliki hidup di dalam dirinya, Yesus tidak tinggal dalam hati mereka, dan mereka tidak memperoleh hidup kekal serta tidak dibangkitkan.

Baca juga :  Taat Bukan Sebatas Show

Para pencinta Sabda Allah sekalian, menyadari bahwa dewasa ini banyak orang meragukan tubuh dan darah-Nya sebagai makanan dan minuman yang menjamin hidup kekal yang tersirat dalam Ekaristi, seperti orang-orang Yahudi yang digambarkan dalam Injil hari ini. Kita sebagai orang-orang kristiani sebaliknya  percaya bahwa Ekaristi adalah saat indah untuk berjumpa dengan-Nya yang memberi tubuh dan darah-Nya sebagai makanan dan minuman yang menjamin hidup kekal. Melalui Ekaristi kita menimba hidup maka marilah kita membagi hidup itu bagi sesama. Semoga.