ClaretPath.com– Dia adalah Senjata Hidup Kita
- Bacaan Pertama: Yeremia 7:23-28
- Bacaan Injil: Lukas 11: 14-23
Para sahabat ClaretPath yang terkasih dalam Kristus, Injil hari ini secara eksplisit mengisahkan Yesus mengusir setan yang merasuk pada seseorang bisu. Peristiwa ini kemudian menghadirkan berbagai reaksi. Menariknya bahwa dalam kisah ini ada presentasi aktor antagonis di dalamnya. Para aktor antagonis ini tidak percaya dan bahkan menuduh Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan. Bahkan ada juga di antara mereka yang meminta tanda dari Sorga jika Yesus adalah sungguh Anak Allah. Kisah ini sesungguhnya mau menunjukkan kepada kita umat beriman bahwa Yesus dapat mengatasi segala sesuatu yang ada di dunia, terutama menafikan dan mengalahkan kejahatan. Yesus adalah kebenaran sekaligus keselamatan bagi kita yang menaruh kepercayaan dan iman pada-Nya.
Jelas bahwa kisah ini menampilkan bagaimana orang-orang tidak percaya kepada-Nya serta menolak ajaran dan karya-Nya. Orang yang masuk dalam lingkaran ini melihat segala sesuatu yang baik dari Yesus adalah jahat atau dalam konteks Injil hari ini dikatakan sebagai kuasa Beelzebul. Dalam tafsiran tekstual yang sederhana, kelompok ini tampaknya tidak suka dengan presentasi dan eksistensi Yesus di hadapan publik. Artinya, kebenaran diabaikan demi kepentingan dan popularitas diri atau kelompoknya.
Sahabat ClaretPath yang terkasih, kita juga bisa bercermin diri dari teks Injil hari ini. Apakah kita masuk dalam lingkaran antagonis yang dikatakan teks atau kita menaruh hati kita sepenuhnya pada kebenaran iman akan Yesus Kristus? Bisa saja kita berposisi sebagai aktor antagonis dalam hidup harian yang masih meragukan ajaran dan karya Yesus. Atau mungkin kita juga korban seperti Yesus, ketika kita membagikan kebenaran kepada sesama, pasti akan ada orang yang tidak suka pada kita.
Selain itu, kita juga mungkin sering mengabaikan tanda-tanda sederhana dalam hidup harian kita yang sebenarnya adalah tanda dari Tuhan sendiri. Kita sering menunggu kehadiran Tuhan lewat tanda yang besar dengan kegilaan dan kehilafan ide kita yang serba instan. Kita mau segala sesuatu didapat dengan mudah tanpa usaha dan kerja keras, atau pengalaman lainnya yang kita alami. Dalam konteks ini, kita tidak lagi menjadikan Yesus sebagai “senjata hidup” seutuhnya. Kita hanya menjadikan Dia sebagai senjata hidup hanya berdasarkan mood dan realisasi kegilaan-kehilafan ide kita.
Bacaan Injil hari ini mengajak kita sebagai orang beriman untuk menjadikan Yesus Kristus sebagai senjata hidup kita seluruhnya. Jika kita mempunyai spirit ini, kita tidak akan ragu pada ajaran dan karya-Nya. Kita pun akan selalu bersyukur atas ajaran-ajaran, karya-karya, dan mujizat-mujizat sederhana yang kita terima dalam hidup harian. Taruhlah Tuhan pertama dalam hidup di atas segala sesuatu, maka kebenaran, kebaikan dan kebahagiaan akan datang dengan sendirinya.
Penulis Buku “Dialektika Lepas” dan Mahasiswa Pasca Sarjana Prodi Filsafat Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta