Cinta yang Absurd | Renungan Harian

Picture By Kuasadoa.com

Selasa Masa Adven II

Bacaan Pertama: Yes. 40: 1-11

Bacaan Injil: Mat. 18:12-14

Penaclaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih, kita memiliki kebutuhan akan kasih sayang. Kebutuhan tersebut dirangkum dalam sebuah intisari yang kita sebut sebagai cinta. Setiap orang memiliki harapan untuk dicintai ataupun mencintai. Kita tidak mungkin menafikan hal tersebut. Cinta selalu berhasil menceburkan seseorang dalam sebuah rasa yang sukar untuk dijelaskan. Rasa tersebut bahkan mampu mendorong kita untuk melakukan hal absurd sekalipun. Begitulah cinta, ia selalu berhasil menenggelamkan seseorang dalam rasa bahagia.

Baca juga :  Meninggalkan Segala Sesuatu dan Mengikuti Yesus

Injil suci hari ini pun menggambarkan tentang cinta tersebut.  Cinta yang mungkin absurd bila dikalkulasi. Jika kita menilik kehidupan kita, kita terkadang membatasi cinta dengan patokan tertentu. Cinta yang kita bagikan terkadang memiliki batas. Kita hanya mencintai orang-orang tertentu. Cinta tersebut tergantung pada kondisi atau relasi tertentu yang kita alami. Cinta yang kita bagikan berbanding terbalik dengan cinta yang Allah berikan. Ia mencintai kita tanpa batas, tanpa memandang siapa kita, dan tanpa kalkulasi sedikitpun. Perumpamaan tentang domba yang hilang, dalam Injil hari ini, adalah sebuah narasi cinta Allah kepada kita domba-domba-Nya.

Baca juga :  Cinta Sejati Tidak Pernah Mati

Bila kita menghitung-hitung, tentu 99 ekor domba lebih berharga dibanding 1 ekor domba yang hilang. Cinta dengan kalkulasi demikian sama sekali tidak berlaku bagi Allah. Allah merangkul kita semua. Ia mencintai kita dengan cara yang bertolak belakang dengan kalkulasi matematis yang kita terapkan. Ia mencintai kita karena kita semua berharga di mata-Nya. Allah adalah cinta itu sendiri. Allah adalah kasih. Lantas, kita dapat menarik suatu pertanyaan reflektif sebagai bekal permenungan kita hari ini. Kita dapat berangkat dari pertanyaan yang Yesus berikan, “bagaimanakah pendapatmu?” (Mat. 18:12). Bagaimana pendapat dan tanggapan kita terhadap cinta yang diberikan oleh Allah? Allah telah mencintai kita. Akankah kita akan membalas cinta-Nya dengan cinta yang sama atau malah membiarkan cinta-Nya bertepuk sebelah tangan? Allah telah dan masih mencintai kita. Tuhan memberkati.