Opini  

CHELSEA DAN TODD BOEHLY

P. Gusty Jeramu, CMF

CHELSEA DAN TODD BOEHLY
Sumber gambar: FootTheBall

ClaretPath.ComCHELSEA DAN TODD BOEHLY

Pengantar

Semenjak sepakbola menjadi industri, liga Inggris menancapkan kukunya sebagai liga top dunia. Tidak ada liga yang semewah, semegah dan sedramatis liga Inggris. Pembelian pemain yang gila-gilaan sudah menjadi pemandangan yang biasa di liga Inggris setiap jendela transfer dibuka.

Setiap membuka akun story dari Fabrizio Romano, si pakar transfer asal Italia, pasti ada berita seputar transfer yang melibatkan tim-tim liga Inggris. “Here we go…” dari Fabrizio Romano bukan hanya tertuju kepada tim-tim papan atas Liga Inggris, tapi juga papan tengah dan bahkan papan bawah. Tim yang baru promosi, Nottingham Forest, mampu membeli lebih dari 20 pemain! Presentasi pemain-pemain baru Nottingham Forest juga berlangsung secara fantastik dan unik. Mereka memamerkan trofi liga champions dari masa lalu, hal yang ironinya belum pernah diraih oleh tim sekelas Manchester City.

Di antara semua tim yang bersaing di liga Inggris, Chelsea menjadi tim yang paling sibuk berbelanja pemain. Menurut data transfermarkt, dalam dua kali jendela transfer, musim panas kemarin dan musim dingin saat ini, Chelsea kira-kira sudah menghabiskan dana sebesar €490,49m atau setara $180 million. Wow!! Benar-benar angka yang luar biasa. Bahkan, masih menurut transfermarkt, aktivitas belanja Chelsea ini setara dengan aktivitas belanja seluruh tim yang bermain di kompetisi Liga Spanyol!

Apa yang membuat Chelsea begitu agresif di bursa transfer kali ini? Jawabannya ada pada owner baru Chelsea, Todd Boehly.

Si Taipan Asal Amerika

Todd Boehly menggantikan pemilik Chelsea sebelumnya, Roman Abramovich, pada medio 2022 lalu, setelah drama politik Ukraina dan Rusia akhirnya merambah ke dunia olahraga sehingga membuat Roman Abramovich mesti melepas aset kepemilikannya atas Chelsea dan terpaksa angkat kaki dari Stamford Bridge. Kepergian Roman Abramovich menimbulkan rasa penasaran dari seluruh pencinta sepak bola mengenai siapa yang akan menggantikan sang taipan asal Rusia.

Penantian dan rasa penasaran pada akhirnya berujung pada pengumuman yang dibuat pada awal Mei 2022 lalu. Todd Boehly mengambil kendali kepemilikan atas Chelsea Football Club. Rasa penasaran rupanya tidak berhenti di situ. Orang masih bertanya “Siapa sih Todd Boehly itu?” Nama yang asing di telinga pecinta sepak bola.

Todd Boehly merupakan seorang taipan asal Amerika Serikat yang memiliki ladang investasi di bidang perbankan. Dia juga adalah penggagas SportsNetLA, sebuah jaringan penyiaran yang menyiarkan seluruh aktivitas yang berkaitan dengan waralaba olahraga Bisbol. Dia juga mendirikan Eldridge Industries, sebuah perusahaan induk yang memiliki saham di sekitar 80 bidang keuangan, media, olahraga, bisnis real estate dan teknologi (info selengkapnya di www.kompas.com tanggal 07/05/2022).

Baca juga :  Pandawa Group Potret Nyata Ludato Si

Dengan segudang pengalaman dalam dunia olahraga, sang Taipan asal Amerika mengambil langkah berani, meluaskan jaringan investasi dan bisnis ke ranah Eropa, dan pilihan yang dijatuhkan juga tidak main-main; mengambil alih kepemilikan atas klub Chelsea, klub papan atas liga Inggris yang belum lama ini memenangi Liga Champions Eropa.

Meski punya track record yang cukup mentereng, fans Chelsea masih saja meragukan apakah Todd Boehly mampu mempertahankan tim kesayangan mereka sebagai klub prestisius tidak hanya di Inggris, tapi juga Eropa bahkan dunia. Sebuah perasaan yang terasa wajar mengingat pemilik sebelumnya, Roman Abramovich, mampu mengangkat Chelsea dari dasar lumpur menjadi klub papan atas di dunia yang punya prestasi dan tentu saja basis fans yang masif. Sederet trofi bersejarah pun mampu Chelsea raih saat di bawah komando Roman Abramovich. Dua trofi Liga Champions, lima trofi Liga Inggris, lima trofi Piala FA, dua kali gelar Liga Eropa dan juga sekali UEFA Super Cup pada tahun 2021 lalu, merupakan persembahan nyata Roman Abramovich bagi fans Chelsea di seluruh dunia. Fans sudah terlanjur jatuh hati dengan Roman Abramovich sehingga kedatangan owner baru langsung menuai respon yang cukup dingin.

Manuver Todd Boehly

Seolah ingin membuktikan diri, Todd Boehly langsung tancap gas dengan jor-joran di bursa transfer musim panas 2022 kemarin. Sederet nama pemain mulai berlabuh dan mendarat ke Stamford Bridge. Bahkan, di antaranya adalah bintang papan atas. Wesley Fofana, Marc Cucurella, Carney Chukwuemeka, Cesare Casadei, Gabriel Slonina, Raheem Sterling dan Pierre Emerick Aubameyang adalah amunisi terbaru Chelsea di bursa musim panas yang kiranya mampu menjadi solusi dari permainan Chelsea yang angin-anginan sebelumnya.

Tentu, dua nama terakhir pasti sudah akrab di telinga kita. Adapun Marc Cucurella adalah bek kiri Brighton yang sempat mendapat incaran dari Manchester City, sebab Pep Guardiola menilai gaya main Marc cocok dengan skema permainan Manchester City asuhannya. Terlebih lagi kepergian Oleksandr Zinchenko ke Arsenal tentu mengurangi persaingan di area wing back Manchester City. Dalam postingan Fabrizio Romano di Instagramnya selama bursa transfer musim panas kemarin, pihak Marc Cucurella dan agennya hampir mencapai kesepakatan dengan pihak Manchester City. Namun, manuver Chelsea saat deal hampir tercapai mengakibatkan kesepakatan antara Marc dan Manchester City gagal total. Marc Cucurella pun berlabuh ke Stamford Bridge.

Di bursa transfer musim dingin kali ini yang mana biasanya agak sepi dari perpindahan pemain, justru Chelsea tampil garang dengan pembelian pemain dari berbagai liga yang tersebar di daratan Eropa dan Amerika Latin. Andrey Santos, David Fatro Fofana, Benoit Badiashile, Noni Madueke, Malo Gusto, Mykhaylo Mudryk dan Joao Felix juga ikut berlabuh ke Stamford Bridge untuk memperkuat pasukan Graham Potter yang saat ini ironinya sedang duduk di peringkat ke-10 English Premiere League. Dua nama terakhir menyita perhatian media.

Baca juga :  Guratan Makna Sosial-Politik Sawah Lodok dalam Pijar Filsafat Aristoteles dan Thomas Aquinas

Kegilaan Todd Boehly

Pertama, Mykhaylo Mudryk. Wonder kid asal Ukraina yang sebelumnya bermain di Shaktar Donetsk menyita perhatian dalam fase grup Liga Champions 2022/2023. Skillful, vision, pace dan kemampuan mendribling bola melewati lawan adalah paket lengkap yang ada dalam diri winger Shaktar Donetsk ini. Atribut inilah yang sang pemain tunjukkan selama pentas fase grup Liga Champions, sampai-sampai penonton di Santiago Bernabeu, markas tim raksasa Real Madrid, memberikan tepuk tangan baginya, apresiasi atas performa pemain 20 tahun ini. Kabar yang ramai muncul di media mengatakan bahwa Arsenal memimpin balapan untuk mendapatkan tanda tangan sang pemain. Bahkan, Mykhaylo sendiri sudah mencapai kesepakatan verbal dengan pihak Arsenal melalui Edu Gaspar, Direktur Teknik Arsenal, dan Mikel Arteta, sang pelatih. Tak hanya itu, Mykhaylo juga menunjukkan ketertarikan yang besar dengan memposting di Ig-nya pertandingan Arsenal yang sedang ia saksikan. Tanda-tanda kuat ini semakin menyakinkan publik bahwa Mykhaylo akan berlabuh ke Emirates Stadium.

Namun, lagi-lagi, manuver Chelsea dalam 24 jam mengubah seluruh alur cerita. Tawaran Chelsea kepada Shaktar Donetsk senilai €100M untuk meminang Mudryk terlalu menggiurkan bagi klub asal Ukraina tersebut, sehingga Mudryk pun mendarat di Stamford Bridge. Melihat penampilan 30 menit dari Mudryk saat melawan Liverpool, tentu pemain ini menjadi salah satu pemain yang cukup potensial di Premiere League.

Cerita gila lainnya muncul dari Joao Felix. Pemain muda asal Portugal ini mengalami kesulitan untuk bermain di bawah arahan juru taktik Atletico Madrid, Diego Simeone. Dari sinilah, gema untuk angkat kaki dari kota Madrid tersebar ke seluruh media-media olahraga. Sebagai win-win solution, Atletico Madrid mengambil langkah cerdik dengan meminjamkan pemain depannya ke Chelsea senilai 9,75 poundsterling atau setara Rp 869,08 miliar. Angka yang fantastis untuk ukuran pemain yang di-loan. Di saat yang bersamaan, Atletico memperpanjang masa bakti Joao di Wanda Metropolitano hingga tahun 2027.

Inilah manuver Todd Boehly yang terlihat agak berlebihan dalam industri sepakbola kekinian. Segila-gilanya sebuah klub untuk mendatangkan pemain, contohnya Manchester City, sejauh ini mereka tidak pernah me-loan pemain dengan biaya seperti peminjaman Joao Felix ke Chelsea. “Todd Boehly mungkin tidak waras atau tidak paham industri sepakbola”, begitu pendapat satir beberapa pundit sepak bola.

Baca juga :  Kekerasan Seksual: Mengganti Budaya Diam dengan Sensibilitas

Penutup: Kegilaan yang Berakhir Manis?

Melihat Chelsea yang duduk di peringkat sepuluh liga Inggris, kita tentu masih saja duduk dalam pertanyaan dan termangu, “untuk apa investasi besar-besaran lewat pembelian pemain, toh klub masih duduk di peringkat 10?

Kata orang, semua butuh waktu dan proses. Demikian halnya dengan Todd Boehly. Langkah revolusioner dari Todd Boehly bukan hanya tampak dari pembelian pemain yang besar-besaran, mengakibatkan nama Chelsea selalu menghiasi pemberitaan media dalam dua jendela transfer terakhir.

Todd Boehly juga merevolusi struktur kepengurusan klub yang menariknya sebenarnya sudah lumayan baik di mata penonton dan pengamat sepak bola. Bermula dari pemecatan pelatih Thomas Tuchel yang tampaknya sudah karatan dengan formasi 3-4-3-nya, sehingga tak seampuh ketika memenangi Liga Champions 2021 kemarin. Sejurus kemudian, Todd Boehly memanggil Graham Potter yang sedang naik daun dengan Brighton & Hove Albion-nya untuk meracik taktik bagi tim London biru tersebut. Bahkan, satu fakta yang amat menggelitik, menurut Todd Boehly, untuk meningkatkan valuasi klub, dia berencana mengubah nama Chelsea menjadi “London Cowboys FC”. Sesuatu yang menjadi bahan tertawaan media dan bikin geleng-geleng kepala.

Akan tetapi, bagaimanapun juga, langkah revolusioner Todd Boehly meninggalkan kesan tertentu. Ada pelajaran-pelajaran menarik yang dapat kita tarik dalam kehidupan kita dari bagaimana Todd Boehly memperkenalkan diri ke pentas sepak bola.

  • Pertama, dalam dunia yang mabuk dengan visualisasi dan panggung, agar survive, kita memang mesti mempresentasikan diri ke dunia. Jangan mengubur apa yang kita miliki. Jika semuanya hanya disimpan dalam “etalase pikiran”, maka kita akan terhapus oleh waktu dan sejarah. Selama tidak jatuh ke dalam kenaifan dan narsisik yang berlebihan, kadar presentasi masih dapat dilakukan, “that’s the world we live in..”, kata para pebisnis yang pernah kudengar. Inilah kenyataan yang mesti dipeluk.
  • Kedua, revolusi tidak asal revolusi, tapi butuh kalkulasi dan perencanaan. Antisipasi-antisipasi akan pergerakan pasar dan dunia sekitar mesti masuk dalam pertimbangan kita, agar “revolusi hidup” yang mungkin saat ini sedang direncanakan tidak bermuara pada kesia-siaan, melainkan kemenangan. Berkaitan dengan inilah, kita menunggu sejauh apa kiprah Chelsea di bawah sang taipan asal Amerika ini. Biarkan waktu yang menjawabnya….

***