Cawan Kristus

Sumber gambar: Dreamstime.com

Senin, 25 Juli 2022 Pesta St. Yakobus, Rasul.

Bacaan I: 2 Kor. 4:7-15

Bacaan Injil: Mat. 20:20-28

Claretpath.com-Cinta itu hidup. Ia bukanlah sebuah ungkapan perasaan yang tak berjiwa. Cinta yang telah mati hanya akan menjadikan semua wacana yang telah bertumbuh selama ini menjadi sia-sia belaka. Ambruk. Tidak berguna sama sekali.

Cinta ini pun sejatinya adalah bahasa Allah. Ia ada sejak kekal hingga kekal sebagaimana adanya Allah itu sendiri. Bahkan, Paus Benediktus XVI pernah mengeluarkan sebuah ensiklik yang berjudul Deus Caritas Est-Allah adalah kasih. Deus Caritas Est  adalah ensiklik pertama Paus Emeritus yang ke-265 ini pada tanggal 25 Januari 2006.Bagi Sri Paus, cinta adalah atribut lekat Allah. Artinya, segala sesuatu yang dikerjakan oleh Allah selalu didasarkan pada cinta.

Bukti nyata yang sekaligus menjadi tanda kepenuhan cinta Allah bagi manusia adalah Yesus Kristus. Kecuali itu juga, cinta pulalah yang telah menyatukan Komunitas Trinitarian; Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus. Dengan demikian, dapat kita pahami bahwa pembicaraan tentang cinta ini akan selalu eksis sepanjang waktu. Orang akan terus menulis, membaca, mendengar hingga melaksanakan cinta. Hal-hal seperti inilah yang seyogyanya menghidupkan cinta.

Baca juga :  Dari Kelemahan | Renungan Harian

Cinta yang hidup ini pula tidak akan pernah selesai terdefenisikan. Tidak peduli seberapa banyak buku yang telah hadir untuk menjelaskan apa itu makna cinta. Cinta tetap tak terdefenisikan. Misteri. Karenanya, bahasa maupun logika manusia tidak akan pernah mampu mengupas tuntas makna cinta.

Pemaknaan akan cinta ini bagaikan belut. Licin dan tidak memiliki makna defenitif. Ia selalu bergerak dari satu makna menuju makna yang lainnya. Dari satu perspektif menuju perspektif berikutnya. Tergantung dari mana dan bagaimana seseorang memandangnya.

Cawan Kristus, Mahkota Kemartiran

Kisah anak-anak Zebedeus dan teristimewa pesta Santo Yakobus, Rasul yang kita rayakan pada hari ini pun sejatinya terjadi oleh karena cinta. Yesus begitu mengasihi Rasul Yakobus. Rentetan peristiwa penting seperti; dipanggil untuk menjadi penjala manusia, menyaksikan dan mengalami peristiwa transfigurasi hingga menemani Yesus berdoa kepada Bapa-Nya dalam sakratul maut adalah bukti kasih Yesus terhadap Yakobus. Bersama dengan Petrus dan Yohanes, Yakobus rupanya adalah bagian dari lingkaran inti rasuli yang sangat dekat dengan Yesus sebagai sentral kehidupan panggilan mereka. Akibat logis dari kedekatan terhadap sumber kasih Allah itu sendiri adalah bahwa Santo Yakobus pun akhirnya membara dengan kasih Kristus.

Baca juga :  Berlari kembali kepada Allah

Spirit kasih yang menyala dalam diri Rasul Yakobus ini tampak dalam jawabannya bersama Yohanes terhadap pertanyaan Yesus: “Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Ku-minum?”. Kedua anak Zebedeus ini dengan penuh keyakinan menjawab: “Kami dapat”. Jawaban, “kami dapat”  ini rupanya harus dibayar mahal oleh Rasul Yakobus dengan meminum cawan Kristus. Cawan Kristus ini bukan pula sebuah cawan romantika yang digunakan oleh sepasang kekasih saat merayakan hari jadian mereka, melainkan sebuah cawan penderitaan yang nantinya akan menghantarkan sang Rasul menuju mahkota kemartiran; kebinasaan. Ungkapan kasih Yakobuis, “kami dapat” inilah yang akhirnya juga menjadikan dirinya sebagai Rasul “yang pertama”  minum cawan Kristus dan mengalami kematian setelahnya.

Baca juga :  Kepentingan Pribadi vs Orang Lain | Renungan Harian

Peristiwa kemartiran yang dialami oleh Santo Yakobus, Rasul pasca ungkapan cintanya kepada Sang Guru ini; akhirnya membuka mata kita bahwa cinta tidak selamanya merupakan gula kehidupan melainkan juga sendu hidup. Meski begitu, jangan pernah menyerah untuk terus mengolah cinta. Hanya mereka yang telah setia dan tekun berkarya dalam kasih sajalah yang akan mencapai makhkota kemartiran dan meminum cawan kasih Kristus. Akhirnya, marilah kita mohonkan juga bantuan doa dari Santo Yakobus, Rasul agar memampukan kita dalam mengolah cinta dan meminum cawan kasih Kristus. Tuhan memberkati.