Bibit Unggul dari Sallent

Penaclaret.com – Ketika dunia sedang terhanyut perhatian akan kemenangan pasukan Prancis yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte atas Rusia, di dalam pertempuran Friedland, Prusia tahun 1807, siapa sangka seorang bayi kecil yang akan dikenal oleh dunia dan memiliki residensi misi di 67 negara lewat para misionarisnya, pun lahir di desa kecil Sallent, Barcelona, berselang dua hari sebelum kelahiran Yesus.

Tidak mau melewatkan momentum, Juan Claret dan Josefina Clara langsung membaptis bayi laki-lakinya ini dengan nama Antonius Maria Adjutorius Yohanes Claret y Clara, tepat di hari perayaan natal 25 Desember 1807. Bejana babtis Paroki Santa Maria de Sallent menjadi saksi bisu kelahiran sang santo.

Baca juga :  Nun Jauh!

Terlahir sebagai putra kelima dari 9 bersaudara, Antonius memiliki kekhususan dalam masa kanak-kanaknya. Oleh karena sakit yang dideritanya, Yosefina tidak dapat memenuhi tanggungjawabnya sebagai seorang ibu dalam memberikan asupan asi. Sehingga jalan bijaksana yang diambil adalah mengirimkan si kecil Antonius ke salah seorang tetangga wanita yang kebetulan mampu membantu memberikan kepunyaannya untuk pertumbuhan Antonius. Namun hal naas menimpa wanita ini. Ketika Antonius sedang tidak berada di rumah, rumah ibu pemberi asinya ini ditimpa bencana longsor yang berakibat pada kematiannya dan keempat anaknya.

Baca juga :  Dari Fonfroide Ke Yogyakarta

Aura kekudusan memang telah tampak dalam diri Antonius sejak masih kanak-kanak. Ketika teman-teman sebayanya tertidur pulas di waktu istirahat, Antonius malah tertegun memikirkan tentang keabadian manusia. Dia selalu berpikir “Selama-lamanya, selama-lamanya” orang yang bernasib malang akan jatuh ke api neraka dan akan mengalami penderitaan yang tiada batasannya. Sehingga tumbuh semangat dalam dirinya untuk berusaha sekuat mungkin mengingatkan semua orang agar jangan jatuh ke jurang neraka.

Pikiran Antonius sangat sederhana, ketika ia melihat ada orang yang tanpa sadar berjalan ke arah sebuah jurang yang dalam dan penuh api, ia tentu akan berteriak sekuat tenaga untuk memperingatkan orang tersebut agar berbalik dan mengambil jalan yang lain. Ia Juga mengangap Allah sebagai Bapa. Apabila bapanya dihina oleh orang-orang, mana mungkin ia akan diam dan tenang melihatnya. Ia pasti akan berusaha sekuat mungkin membela bapanya. Aneh memang seorang anak umur lima tahun mau berpikir hal-hal yang demikian. Banyak orang kudus di dalam Gereja Katolik yang memulai perjalanan kesuciannya ketika ada arus balik di masa muda, dewasa, atau masa rentanya. Antonius diberi riwayat yang berbeda.