Bersahabat Dengan Yesus

Sumber gambar: gembalaku.blogspot.com

Jumat, 20 Mei 2022

Bacan I: Kisah Para Rasul 15;22-23

Bacaan II: Yohanes 15:12-27

Penaclaret.com- Relasi persahabatan adalah relasi yang dilandaskan pada suatu kepercayaan serta pengorbanan. Relasi pershabatan tentunya jauh dari sikap ego dan tendensi untuk memanfaatkan dan menjatuhkan orang lain. Relasi persahabatan akan memancarkan suatu keharmonisan karena pengertian dan kepedulian akan sesama. Seorang sahabat akan selalu terbuka dan mendengarkan sahabatnya.

Yesus adalah sahabat bagi setiap orang yang datang kepada-Nya dan menerimanya dengan hati tulus. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sahabat Yesus. Yesus sendiri menyatakan bahwa “kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang kuperintahkan kepadamu” (Yoh. 15: 14). Melaksanakan perintah-Nya adalah syarat untuk menjadi sahabatnya. Menjadi sahabat Yesus berarti menganal dan mencintainya serta hidup dengan penuh pengorbanan seperti yang Ia lakukan.

Baca juga :  Terang | Renungan Harian

Manusia begitu berharga di mata Tuhan. Tak seorangpun yang dipandang hina di hadapan-Nya. menjalin relasi persabatan dengaan-Nya adalah jalan untuk menemukan makna hidup yang sesungguhnya. Yesus akan memandang tinggi orang yang hina dina, sebab dimatanya semua manusia memiliki martabat yang sama. Siapapun yang bersahabat denganya maka hidupnya akan semakin berarti meskipun dunia memandangnya hina.

Baca juga :  Keselamatan: Menanggapi Situasi Sekitar | Renungan Harian

Realitas yang dijumpai dalam kehidupan sekarang adalah semakin banyak orang yang tidak lagi menjalin relasi persahabatan dengan Tuhan yang senantiasa menunggunya. Sebagian orang tidak lagi memberi perhatian akan sejauh mana kedekatanya pada Tuhan. Relasi dengan Tuhan dipandang sebagai suatu yang tidak berguna dan membuang waktu. Manusia lebih peduli pada relasi-relasi yang memberinya keuntungan dan kenikmatan yang semu.

Baca juga :  Sudah Beriman kah Aku?

Manusia mesti selalu terbuka mendengar dan menjawab undangan Tuhan untuk berada dalam persekutuan dengan-Nya. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi akulah yang memilih kamu” (Yoh 15:16). Tuhanlah yang berinisiatif untuk memilih dan mengundang manusia untuk diutusnya dan menghasilkan buah. Relasi persahabatan dengan Tuhan akan selalu memberikan kelimpahan sebab pada-Nya ada Kasih yang tak berhingga.