Senin Hari Biasa Setelah Penampakan Tuhan
PF Nama Yesus Yang Tersuci
Bacaan I: 1Yoh. 3:22-4:6
Bacaan Injil: Mat. 4: 12-17.23-25
Para sahabat pena claret yang budiman. Kita baru saja merayakan natal, hari kelahiran Isa Almasih, Sang Juruselamat dunia. Dia yang dinantikan itu telah benar-benar hadir di tengah-tengah kita. Inkarnasinya ke dalam dunia membawa kabar sukacita serta pengharapan besar bagi manusia dan seluruh ciptaan-Nya. Sebagai anak Allah dia telah datang kedalam dunia dan menjadi hamba atas kita semua. Dia datang, hadir, dan berkarya untuk penebusan serta kesembuhan bagi banyak orang. Kisah injil hari ini memperlihatkan hal itu di mana Yesus, Sang Putra yang adalah Mesias itu menunjukkan kuasa-Nya untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit dan penderitaan (Matius 4:14-15).
Hal yang menarik untuk kita lihat ialah bahwa Yesus berjalan keliling dari satu daerah ke daerah yang lain, mengelilingi seluruh daerah Galilea (Matius 4:13). Dia menyerukan pertobatan dan menyatakan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat. Ia mengajar di rumah-rumah ibadat, memberitakan Injil Kerajaan Allah kepada banyak orang dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan mereka. Kehadiran Yesus ini tentu saja memberikan jaminan serta harapan yang istimewah bagi orang-orang yang dijumpainya. Segala macam kelemahan manusiawi mereka, yang mulanya berpikir tidak mungkin bisa disembuhkan, berkat kehadiran Yesus semuanya menjadi mungkin dan terobati. Kegembiraan yang dirasakan oleh orang-orang tersebut bisa jadi melebihi kegembiraan yang pernah mereka rasakan sebelumnya. Inilah suatu keteladan dan kebajikan sejati yang patut kita contohi.
Sebagai murid-murid kepunyaan-Nya, kita tentu saja tidak hanya tinggal diam. Kita harus berjalan, berkeliling seperti yang telah diperbuat oleh Yesus sendiri. Berkeliling sambil berbuat baik. Mungkin saja selama ini kita lebih suka duduk diam di rumah, tiduran sepanjang hari, menghabiskan energi, makanan, dan waktu kita hanya untuk bersenang-senang tanpa berbuat apa-apa. Kita enggan untuk beranjak keluar dari kediaman kita, takut bersosialisasi, lebih suka menyendiri dan merasa nyaman dengan diri sendiri. Mungkin pula kita merasa diri lebih berharga dan terhormat dari pada orang-orang sekitar kita yang notabene menderita, mengejar rupiah sepanjang hari. Kita enggan untuk berbuat baik kepada mereka karena merasa mereka tidak menyumbangkan apa-apa bagi hidup kita.
Jika demikian adanya hidup kita, sungguh sangat disayangkan. Yesus pasti saja merasa heran dengan itu. Apa yang diinginkan-Nya ialah agar kita sungguh-sungguh meneladani apa sudah dilakukan-Nya. Hari ini kita semua yang mengakui diri sebagai murid-murid Yesus, kembali diingatkan tentang teladan Sang Guru. Sejauh mana kita meneladani-Nya? Bagaimana dan apa arti kehadiran kita di tengah dunia dan orang-orang sekitar? Apakah kehadiran kita sama seperti kehadiran Kristus, memberikan sukacita dan pengharapan bagi banyak orang ataukah malah sebaliknya? Jangan sampai kehadiran kita menambah beban bagi mereka. Berusahalah untuk hadir dengan semangat pelayanan Yesus sendiri. Jangan pernah tinggal diam, berkelilinglah sambil berbuat kebaikan. Semoga Tuhan membantu kita. Amin!
Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Filsafat Keilahian Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sekarang sedang menyelesaikan tulisan akhir. Pengagum Axel Honeth