Allah Google Maps Kita | Renungan Harian

Picture by. Kubikleadership.com

Hari Rabu Abu, 02 Maret 2022

Bacaan I         : Yl. 2:12-18

Bacaan II       : 2 Kor. 5:20-6:2

Bacaan Injil   : Mat. 6:1-6.16-18

Penaclaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih, hari ini adalah hari rabu abu, hari di mana kita memulai ret-ret agung untuk menyambut kebangkitan Tuhan. Bacaan yang akan kita dengar hari ini memberikan gambaran kepada kita apa yang harus dilakukan dalam menjejaki rute kehidupan kita. Kita diajak untuk berbalik kepada jalan yang telah Allah tunjukan kepada kita. Jalan yang dapat mempertemukan kia dengan Allah secara layak tanpa ada cacat dan cela akibat kecelakaan.

Dalam bacaan pertama, kita mendengar nubuat yang disampaikan Nabi Yoel kepada bangsa Israel, agar kembali kepada Allah dengan segenap hati. Nubuat Yoel untuk kembali kepada Allah, memberi kita gambaran bahwa bangsa Israel suda berjalan jauh dari jalan yang ditentukan Allah kepada mereka. Akibat terlampau jauh meninggalkan jalan Allah, maka bangsa Israel harus bekerja ekstra untuk bisa kembali, dengan cara berpuasa, dengan menangis, mengadu, dan mengoyakan hati mereka yang beku akibat terlalu jauh melangkah ke jalan lain.

Meskipun telah jauh melangkah, bangsa Israel tetap diberi perhatian oleh Allah dengan menunjukkan belas kasih-Nya yang tidak kenal batas. Dalam bacaan kedua kita mendengar rasul Paulus menegaskan kepada jemaat di Korintus untuk berdamai dengan Allah. Allah terluka karena dosa-dosa yang ditimbulkan dari tingkah laku manusia yang menyimpang dari jalan Allah. Akibatnya Kristus yang tidak mengenal dosa menjadi berdosa hanya karena dosa manusia. Dosa inilah yang membuat hubungan antara Allah dan manusia terputus.

Baca juga :  Kasih: Tolerasi dan Solidaritas

Kedekatan antara Allah dan manusia hari demi hari semakin menjauh. Tetapi sekali lagi hanya karena belaskasih Allahlah Kristus mau turun ke dunia dan memperbaiki kembali hubungan yang telah rusak ini.

Sementara itu dalam bacaan Injil, Yesus mengajak kita semua untuk tidak menyombongkan diri dan selalu bersikap rendah hati. Sebab Allah selalu memperhatikan semua orang yang dengan rendah hati mau berbalik kepada-Nya. Kerendahan hati adalah kunci agar dapat meluluhkan hati Allah, sehingga Ia mau menyapa kita secara pribadi dalam keseharian hidup kita.

Sahabat Pena Claret yang terkasih, memasuki masa retret agung ini kita semua diajak untuk berbalik kepada jalan Allah. Barangkali selama ini kita telah meninggalkan jalan yang telah Allah tentukan kepada kita. lantaran jalan yang ditawarkan Allah terlalu berliku dan banyak kerikil, sehingga kita terpaksa mengambil jalan yang lebih cepat, mulus, dan aman. Namun, perlu kita sadari bahwa kerikil dan lekak-lekuk perjalanan bagaikan rambu-rambu lalu lintas. Ibarat ketika kita berjalan di jalan yang berbatu-batu, kita akan memperhatikan jalan dengan baik sehingga kemungkinan untuk jatuh bisa kita hindari. Tetapi jika kita hanya mau berjalan di jalan yang mulus, kita akan berlari secepat mungkin dan bisa jadi kita akan mengalami kecelakaan dalam perjalanan tersebut.

Baca juga :  Bersyukur: Merayakan Kebahagiaan | Renungan Harian

Maka dari itu, jika kita telah jauh menyimpang dari jalan Allah, berbaliklah! Sebab Allah telah merencanakan sesuatu yang besar untuk kita. Kristus telah menjadi “google map” yang selalu setia menunjukkan rute yang benar untuk bisa sampai kepada Allah. Jangan sampai Allah memblokir jalan kita dan membiarkan kita masuk ke dalam jurang yang membuat kita terjerumus ke dalam dosa.

Marilah kita berbalik untuk mengandalkan Allah dan membiarkan Allah menuntun kita pada jalan-Nya. Mintalah agar Ia mau berjalan bersama-sama dengan kita. Jadikanlah Ia sebagai penunjuk jalan sekaligus rekan seperjalanan yang siap mendengarkan keluh kesah kita. Mungkin selama ini kita lari ke jalan lain karena kita merasa jalan hidup kita penuh dengan penderitaan dan cobaan. Tetapi percayalah bahwa penderitaan dan cobaan yang kita terima merupakan cara Allah agar kita selalu dekat dengan Dia.

Baca juga :  Kami Tidak Tahu | Renungan Harian

Dengan demikian, penderitaan yang kita alami merupakan jalan agar kita bisa berjalan bersama dengan Allah dan dengan hati yang terbuka mau berbagi dengan Dia. Karena Dia selalu merindukan kita untuk berada di samping-Nya dan agar kita bisa mencurahkan segala yang kita alami dalam hidup kita. Oleh karena itu, mari kita jadikan Allah sebagai Google Map yang selalu menunjukkan jalan yang benar dan agar kita bisa sampai pada tujuan kita, yakni hidup bersama Allah. Percayalah! Berjalan bersama Allah akan terasa berbeda ketimbang kita berjalan sendirian. Semoga Tuhan membantu kita. Amin.