Aku Diselamatkan Karena Percaya

Rabu Pekan Biasa XVIII

Bacaan Injil: Mat 15:21-28

PanaClaret.com – Salam sejahtera para sahabat Pena Claret dan semua yang hadir di jagat maya ini. Dalam kebersamaan kita sebagai pengikut Kristus, kita diajak untuk menemukan kasih Tuhan dari setiap sabda yang kita dengar. Hari ini, kita diajak oleh penginjil Matius agar kita memiliki kepercayaan yang total kepada Tuhan. Hal ini akan kita pelajari dari kisah seorang perempuan Kanaan yang percaya kepada Yesus. Peristiwa ini terjadi di daerah Tirus, daerah yang berada di luar wilayah Israel. Kalau kita berpikir sejenak, sepertinya Yesus ingin menepi sedikit dari keramaian. Ia ingin menemukan kesendirian. Ia tidak mau orang mengetahui keberadaan-Nya tetapi hal ini tidak dapat dirahasiakan, orang malah mengetahui kedatangan-Nya.

Baca Juga :

Bersih dari Dalam
Fenomena Erotis: Resonansi Agustinian Dalam Fenomenologi Cinta Marion

Ketika mendengar kabar bahwa Yesus sedang berada di situ maka datanglah seorang perempuan Kanaan dan memohon kepada Yesus. “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita” (Mat 15:22). Dari seruan ini kita dapat merasakan betapa sungguh menderitanya perempuan ini. Ia merasa tidak ada seorang yang lain selain Yesus yang dapat menyelamatkan nyawa anaknya. Walaupun sebelumnya dia sama sekali belum pernah berjumpa dengan Yesus. Dengan kerendahan hati dan kepercayaan yang teguh ia berserah diri kepada Yesus agar dapat menolong anaknya dari penderitaan. Baginya Yesus adalah harapan satu-satunya, Yesuslah yang akan menyembuhkan anak perempuannya.

Baca juga :  Roti Hidup: Bekal Menuju Keabadian

Sebelum tiba pada penyembuhan di sana terjadi percakapan serius antara Yesus dan perempuan Kanaan. Yesus seolah mau menolak permintaan dari perempuan Kanaan dengan berkata “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel” (Mat 15:24). Tetapi perempuan itu berseru “Tuhan, tolonglah aku” (Mat 15:25). Lalu Yesus menjawabnya “tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing” (Mat 15:26) dan perempuan itu menanggapi “benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya” (Mat 15:27).

Baca Juga :

Adakah yang lebih indah dari kenyataan bahwa Tuhan mengasihimu setiap hari?
Hendaklah Kamu Kaya Dalam Pelayanan Kasih (2 Kor 8:7b)

Di sini terjadi situasi kegentingan. Yesus seolah tidak peduli, namun hal ini tidak mengurangi keteguhan hati perempuan Kanaan. Yesus seolah tidak mau peduli dengan perempuan itu karena yang harus Ia layani pertama adalah orang-orang Israel atau orang Yahudi, kemudian orang di luar kaum Yahudi. Tetapi perkataan yang keluar dari mulut perempuan itu menggerakkan hati Yesus untuk menyelamatkan anaknya dari kerasukan setan. Yesus bukan seorang yang diskriminatif. Ia menyadari bahwa keselamatan itu harus didapat oleh semua orang. Sikap kerendahan hati dan kepercayaan yang teguh kepada Yesus sebagai seorang Mesias adalah kunci keselamatan -kesembuhan-. Perempuan Kanaan itu tidak gentar sekalipun ia seolah ditolak dan tanpa putus harapan dengan setiap perkataan Yesus. Ia mempunyai keyakinan yang teguh bahwa anaknya memperoleh jatah keselamatan dari Tuhan.

Baca juga :  Salib: Antara Hina dan Cinta

Yesus sama sekali tidak memperhitungkan status perempuan itu, yang Yesus lihat adalah iman yang besar dari perempuan itu. Ketulusan hati, kepercayaan yang total, dan kerendahan hati yang mendalam yang membuat Yesus mengabulkan permintaannya. Di sini kita perlu sadar bahwa keselamatan yang diberikan oleh Yesus bukan eksklusif kepada seseorang melainkan inklusif kepada semua orang yang beriman kepada-Nya.

Baca Juga :

Aku Momang Ite
Engkau Telah Memberikan Sukacita Kepadaku

Kita perlu belajar sikap dari perempuan Kanaan, bagaimana kita harus memiliki sikap kepercayan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan. Walaupun Yesus mengujinya tetapi imannya sama sekali tidak goyah.

Baca juga :  Kekuatan Kata-Kata

Semoga melalui kisah perempuan Kanaan ini kita terus melaju ke tataran mistik dan menemukan iman kita kembali dengan tetap percaya kepada-Nya. Kita belajar dari perempuan Kanaan yang terus percaya bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan dirinya dalam penderitaan. Kepercayaan dan keteguhan itulah yang membawa kesembuhan bagi anaknya. Kepercayaan menjadi kekuatan yang mengubah dan menghidupkan. Walaupun dalam hidup ini kita seringkali disepelekan dan tidak dianggap tetapi percayalah bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. Tuhan selalu menomor satukan kita semua. Dengan terus percaya dan beriman kepada-Nya kita akan memperoleh keselamatan.