ClaretPath.com – Ada Apa dengan Angka 3?
Hari Jumat Agung, 15 April 2022
- Bacaan I: Yes. 52:13-53:12
- Bacaan II: Ibr. 4:14-16; 5:7-9
- Bacaan Injil: Yoh. 18:1-19:42
Para Sahabat yang terkasih, angka 3 itu unik, menarik dan sarat akan makna. Angka 3 yang sering kita gunakan saat menghitung ini, rupanya tidak selesai atau berhenti ketika kita melafalkannya. Ia terus bergerak, hidup, mencari dan membentuk makna baru dalam kehidupan personal maupun komunal kita. Karenanya, angka 3 itu pun memiliki kekuatan yang tersembunyi di baliknya. Selain berkekuatan, ia pun menjadi sentralitas hidup yang menopang sesuatu yang lebih berat dan tidak stabil di atasnya. Demikian angka 3 ini terus digunakan sebagai angka penyeimbang yang aman dan bermakna dalam kehidupan sosial, pun dalam hidup beragama.
Di dalam kehidupan sosial terdapat istilah: negara ketiga (miskin), masyarakat kelas tiga, tiga hal yang paling berharga dalam hidup: kasih sayang, cinta, dan kebaikan: ketiga hal yang membuat sukses: tekad, kemauan, dan fokus: dan masih banyak lagi kekayaaan makna dari angka 3 yang melebihi nilai matematisnya sendiri. Pun dalam kehidupan beragama, seperti misalnya pada iman Katolik, kita kenal konsep Trinitas (Allah Bapa, Allah Putera, dan Allah Roh Kudus) atau, tiga hal penting dalam kehidupan rohaniah yang dikatakan oleh Rasul Paulus, yakni Iman, Harapan, dan Kasih.
Para sahabat terkasih, Tuhan Yesus selama 33 tahun menyiapkan diri-Nya untuk menjadi tebusan bagi dunia; 3,5 tahun lamanya Dia mewartakan kabar sukacita; dan dengan 30 puluh keping perak IA pun dikhianati Murid-Nya sendiri. DIA berjalan dengan memikul salib sejauh 3 Km. Setibanya di puncak Kalvari, 3 paku pun mulai ditancapkan pada kaki dan tangan-Nya sebagai sinisan akan identitasnya sebagai anak tukang kayu. Tepat pada jam 3 sore berserulah Yesus dengan suara nyaring “Eloi, Eloi, lama sabakthani?” yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? 3 hari lamanya Yesus ‘disembunyikan’dalam kuburan gua dan bangkit mulia dari antara orang mati pada hari ketiga. Namun setelah semuanya itu terjadi, Yesus toh masih mengatakan ini pada para pendakwa-Nya; “AKU MENGASIHI KAMU”. Inilah kekuatan angka 3 yang secara sempurna digunakan Yesus dalam proyek keselamatan umat manusia. Paus Fransiskus pun mengatakan bahwa kasih dan pengorbanan Kristus itu tidak lain dan tidak bukan adalah suatu kasih yang sempurna, final dan dituntaskan dengan penderitaan yang hebat Sang Anak Manusia.
Sahabat-sahabat yang budiman, kasih Kristus inilah yang akan kita kenangkan pada hari Jumat Agung ini. Hari penyaliban Yesus Kristus di Bukit Golgota. Lewat apa yang dialami Yesus di Jumat Agung ini, kita memperoleh pengampunan. DIA mengambil semua bagian terburuk yang ada pada kita, dan menanggung semuanya dengan memanggul salib dengan kondisi penuh luka dan sengsara, serta wafat di kayu salib. Tindakan altruisme (istilah psikologi: rela menderita demi orang lain) ini pun ditempuh-Nya, karena ketaatan-Nya kepada kehendak Allah bagi manusia. Yesus disalibkan bersama dengan dosa manusia, sehingga manusia dapat kembali didamaikan dengan Allah.
Akhirnya, dari sinilah kita mendapatkan jawaban dari pertanyan-pertanyaan, matahari pada Tuhan, “untuk siapakah aku bersinar?”. Bulan pun bertanya, “untuk siapakah aku bercahaya?”; dan Angin bertanya “ untuk siapakah aku berhembus?”. Jawaban atas ketiga pertanyaan ini adalah bukti kasih setia Allah bagi manusia, karena Allah menjawab: “untuk kita manusia, terutama untuk anak-Ku yang sedang membaca tulisan ini”. Tuhan memberkatimu.
*Oleh Arman Costa
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.