Telinga dan Matamu adalah Sarana Tuhan

photo by okezone techno

Oleh: Riky Marchs, CMF*

Senin Pekan Biasa XVII

Bacaan Injil: Mat 13:16-17

Sahabat Pena Claret yang terkasih, banyak orang sangat bahagia ketika bisa merasakan sesuatu. Mata dan telinga adalah dua indra yang begitu penting dan berharga bagi kita dan tidak heran kita merasa sangat bahagia dengan kesehatan mata dan telinga kita. Mata dan telinga merupakan indra-indra pertama yang membantu manusia berelasi dengan segala sesuatu di sekitarnya.

Tantangan besar bagi kita adalah bagaimana menggunakan kedua indra ini dengan baik dan benar karena tidak semua yang kita lihat dan dengar selalu baik. Kadang kita mengabaikan yang benar dan mungkin dengan sengaja menjerumuskan diri dalam banyak pencobaan. Singkatnya, kadang kita menjadi tidak bertanggung jawab dengan indra-indra yang kita miliki. Yesus, dalam Injil hari ini menggunakan dua indra ini untuk menyentuh kita yang barang mungkin adalah mereka yang kurang bertanggung jawab.

Baca juga :  Tuhan Selalu Peduli dengan Hidup Kita

Bersyukur menjadi kata kunci yang bisa mendamaikan situasi di mana kita menemukan hal-hal di luar sana yang tidak baik dan tidak harus kita rasakan. Kita bisa dan boleh melihat apa pun itu yang pantas untuk dilihat. Kita bisa dan boleh mendengar apa pun itu yang pantas untuk didengar. Tetapi, jangan lupa bersyukur dengan semua pengalaman melihat dan mendengar.

Baca juga :  Pengalaman yang Membahagiakan

Berbahagialah kita yang bisa melihat dan mendengar lalu bersyukur, karena tidak semua orang yang bisa melihat dan mendengar tahu bagaimana cara bersyukur. Konteks Injil hari adalah buah dari apa yang ditaburkan. Tentunya buah yang diharapkan adalah hal-hal yang baik. Mengandaikan bahwa melihat dan mendengar adalah apa yang kita taburkan, maka diharapkan buah dari apa yang kita lihat dan dengar adalah tindakan-tindakan yang baik.

Sahabat Pena Claret yang baik, mata dan telinga kita adalah sarana Tuhan. Tanggung jawab kita adalah menggunakan sarana-sarana Tuhan itu dengan baik dan benar, karena meski kita adalah disebut umat Kristiani, pengikut Kristus, itu tidak menjamin bahwa kita akan selalu bersyukur dengan apa yang kita lihat dan kita dengar. Perbuatan baik menjadi buah dari rasa syukur kita atas anugerah Tuhan dan kita mau menunjukkan bahwa kita bertanggung jawab atas anugerah yang Tuhan limpahkan kepada kita.

Baca juga :  Jangan Gegabah, Nikmati Saja!

*Mahasiswa Filsafat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta