ClaretPath.Com–Pengajaran Yesus dan Para Ahli Taurat
Hari Selasa Pekan Biasa I, 10 Januari 2023
Bacaan I : Ibr. 2:5-12
Bacaan Injil : Mrk. 1:21b-28
Sahabat-sahabat ClaretPath yang terkasih, selamat pagi dan selamat berjumpa kembali. Hari ini, kita melanjutkan lawatan kita dalam masa biasa yang pertama. Penginjil Markus pun kembali menyodorkan sebuah kisah menarik yang perlu kita telisik lebih jauh. Di sana penulis Injil melukiskan bagaimana para pendengar Yesus menjadi takjub dengan pengajaran-Nya. Ketakjuban itu bisa kita deteksi melalui pertanyaan; “Apa ini?” (Mrk. 1:27). Orang-orang rupanya terpesona dengan Yesus sebab IA mengajar dengan penuh kuasa dan kewibaan. Pengajaran seperti itu pun tidak pernah mereka jumpai pada pengajaran ahli-ahli Taurat (Mrk.1:22). Mungkin kita juga akan bertanya mengapa Yesus mengajar dengan penuh kekuasaan dan kewibaan? Apa ini?. Mari kita menelisiknya lebih jauh gaya pengajaran dari Yesus dan juga para ahli Taurat.
Pengajaran Para Ahli Taurat
Kita memulainya dengan terlebih dahulu meninjau gaya pengajaran para ahli Taurat. Sebagaimana kita ketahui bahwa para ahli Taurat adalah orang-orang yang belajar khusus tentang Hukum Taurat dan mengajarkannya kepada orang-orang Yahudi. Mereka menafsirkan secara teliti Hukum Taurat yang dimanifestasikan ke dalam peraturan-peraturan yang ketat dan harus ditaati.
Sayangnya mereka senndiri tidak menghidupi apa yang telah mereka ajarkan itu sendiri melalui dalil-dalil hukum taurat. Maka tidak heran juga bila pada perikop yang lain kita mendengar kritikan-kritikan pedas Yesus yang mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang munafik. Kemunafikkan mereka itulah awal kepincangan pengajaran mereka. Mereka tidak penuh kuasa dan kewibaan sebagaimana Yesus saat tampil dan mengajar orang banyak. Hal inilah yang membedakan pengajaran mereka dengan pengajaran Yesus.
Pengajaran Yesus
Kita beralih ke gaya pengajaran Yesus. Dia mengajar dengan penuh kuasa dan kewibawaan. Mengapa? Sebab Ia terlebih dahulu melakukan apa yang hendak Ia wartakan. Ia mulai melaksanakan baru mengajar. Selain itu juga, Ia mengajar sebagai seorang Guru dan Tuhan. Sudah tentu Sabda yang keluar dari mulut-Nya memiliki daya yang mampu mengubah cara berpikir dan cara bertindak para pendengar-Nya.
Hal inilah yang mampu mengalihkan perhatian para pendengar kepada-Nya. Mereka takjub akan kewibawaan Yesus dalam mengajar. Ada hal baru yang mereka temukan dalam pengajaran Yesus yang mana mereka dapat belajar untuk memperbaiki kehidupan mereka. Kewibawaan Yesus juga mengajarkan mereka untuk tidak mengikuti perbuatan para ahli Taurat yang hanya mengajar tanpa implementasi dalam kehidupan sehari-hari. Menguasai Hukum Taurat bukanlah jaminan untuk masuk surga. Namun, sejauh mana penerapan hukum itu berlangsung nyata di dalam tindakan atau perbuatan kita sehari-hari. Sebagaimana Yesus menghidupi dan mengajarkan Hukum cinta kasih-Nya.
Para sahabat ClaretPath yang terkasih, setelah kita melihat pengajaran Yesus dan para ahli Taurat, kita diundang untuk menyelaraskan antara perkataan dan perbuatan kita. Apa maksudnya? Maksudnya adalah bahwa kata-kata kita akan menjadi hampa jika itu tetap tinggal menetap sebagai rangkaian kata-kata belaka. Kita bisa saja dituduh sebagai penipu atau orang-orang munafik seperti para ahli Taurat yang dikritik oleh Yesus. Karena itu kita diajak untuk belajar dari Sang Guru sejati kita, yakni Yesus. Sebab Ia telah menunjukkan kepada kita bagaimana menjadi pribadi yang konsisten dalam menggunakan kata dan perbuatan. Dengan demikian kata-kata kita tidak terbang lalu menghilang begitu saja, tetapi kata-kata itu hinggap pada perbuatan nyata kita. Sehingga apa yang kita katakan memiliki kekuatan sebab di sanalah letak daya kata-kata, the power of word. Tuhan memberkati.
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.