Rabu Pekan Biasa XXXIII
Bacaan Pertama: 2 Mak. 7:1,20-31
Bacaan Injil : Luk. 19:11-28
Penaclaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih, Injil hari ini mengisahkan sebuah perumpamaan tentang tanggung jawab tiga orang hamba kepada tuannya. Dikisahkan, sebelum tuan itu berpergian, ia memberi kepada hamba-hambanya masing-masing satu mina. Harapan sang tuan bahwa, para hamba itu bisa mengembangkan uang tersebut. Seketika tuan itu kembali, ia memanggil hamba-hambanya itu untuk mempertanggungjawabkan atas pekerjaan yang mereka lakukan. Hamba pertama telah menghasilkan sepuluh mina dan hamba kedua telah menghasilkan lima mina. Akan tetapi, hamba ketiga tidak menghasilkan apa-apa. Mina yang telah ia dapat ternyata dibungkusnya dalam sapu tangan.
Para sahabat Pena Claret, ada beberapa hal yang menarik dari perumpamaan dalam Injil hari ini. Pertama, ketika sang tuan memberi mina kepada hamba-hambanya, ia tidak serta merta menetapkan jumlah keuntungan yang harus diperoleh dari hamba-hamba tersebut. Maka, ketika hamba pertama dan kedua memberi hasil yang berbeda, yaitu sepuluh mina dan lima mina, sang tuan tidak mengomel sedikit pun. Padahal mina yang ia berikan kepada mereka sama jumlahnya. Dari sini kita dapat membaca kepribadian sang tuan yang sangat pengertian terhadap hamba-hambanya.
Kedua adalah sikap dari para hamba. Dari kisah ini kita bisa melihat dua kelompok yang berbeda. Kelompok pertama, yaitu hamba yang memperoleh laba sepuluh dan lima mina sungguh-sungguh menjalankan tugas yang diberikan sang tuan. Mereka adalah orang yang sangat percaya dan taat terhadap tuan, sehingga mereka melaksanakan tugas mereka dengan baik. Kosekuensinya adalah mereka mendapat pujian dan kepercayaan lanjutan dari sang tuan. Berbeda dengan dengan hamba ketiga. Ia dikecam oleh tuannya karena tidak melakukan sesuatu untuk mengembangkan mina yang dipercayakan oleh sang tuan. Kelihatanya hamba ketiga ini adalah orang yang belum percaya terhadap tuanya. Ia masih takut, sehingga tidak bebas dalam menjalankan misinya (Bdk. Luk.11:21). Sebagai konsekuensi lanjutannya, uang ditarik kembali dan ia tidak mendapat kepercayaan baru.
Sahabat Pena Claret yang terkasih, Tuhan telah menganugerahi tugas kepada kita masing-masing sekaligus kebebsan dalam menjalankanya. Sebagai orang beriman kita dituntut untuk bertanggung jawab atas atas tugas itu. Kita hendaknya belajar dari hamba pertama dan kedua yang menjalankan tugas mereka dengan baik. Bukan soal hasilnya, tetapi usaha yang lebih penting, sebab hasil tidak pernah mengkhianati proses. Semoga dengan kesetiaan melaksanakan tugas dalam masyarakat dan keluarga, membantu kita untuk masuk dalam kerajaan surga.
Misionaris Claretian. Mahasiswa Filsafat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.