Senyum: Tiket Masuk Surga

Picture by Kompas.com

Kamis Pekan Biasa XXXII

Bacaan Pertama: Keb.7:22-8:1

Bacaan Injil: Luk. 17:20-25

Penaclaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih. Ketika orang bertanya kepada kita, “Apakah anda mau masuk surga?” Tentunya, hampir sebagai kita akan segera menjawab “Iya” dengan spontan dan semangat tanpa pertimbangan. Namun, ketika ditanya lebih lanjut “Apakah anda mau masuk ke surga sekarang?”, kita cenderung diam, mencoba berpikir dan mempertimbangkan berbagai macam hal sebelum menjawabnya. Mengapa kita cenderung diam ketika mendengarkan pertanyaan kedua? Apakah yang membuat kita ragu-ragu untuk menjawab? Padahal kita menyadari bahwa tujuan hidup kita adalah menikmati kebahagiaan kekal di surga.

Sahabat Pena Claret yang terkasih. Bacaan Injil hari ini telah memberikan jalan tengah ketika berhadapan dengan pertanyaan di atas. Injil mengisahkan bahwa orang Farisi bertanya kepada Yesus kapan dan bagaimana datangnya Kerajaan Allah. Yesus pun menjawabnya, “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah… Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu” (Luk.17:20-21). Jawaban tersebut, di luar konsep orang Farisi yang meyakini bahwa Kerajaan Allah adalah sebuah tempat yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Mereka memahami bahwa Kerajaan Allah terletak nan jauh di sana. Dengan demikian, jawaban Yesus membuat mereka terkejut, heran dan mungkin menganggap Yesus sudah gila. Namun, sesungguhnya Yesus berusaha menerangkan bahwa sifat Kerajaan Allah adalah rohani, bukan fisik atau politis. Kerajaan tersebut ada di dalam hati dan di tengah-tengah umat Allah.  Kerajaan Allah hadir dalam kehidupan konkret kita setiap hari.

Baca juga :  Munafik, Sikap Cari Aman!

Sahabat Pena Claret yang terkasih. Jawaban Yesus di atas sekaligus mengafimasi bahwa kita juga dapat menikmati surga selama masih di dunia. Kita akan mengambil bagian dalam Kerajaan Allah (surga) di dunia, ketika kita menghidupi nilai-nilai kasih, damai, sukacita, dan pengampunan. Menikmati surga pertama-tama bukan perkara tentang sesuatu yang akan datang, melainkan perkara saat ini. Karena itu, marilah kita berjuang untuk menggapai Allah dengan membuat Kerajaan-Nya tampak dalam hidup yang penuh damai, kasih, dan pengharapan dengan sesama.

Baca juga :  Suara Hati Tumpul Karena Terbiasa Abai

Kita hendaknya jangan terlalu berpikir untuk melakukan sebuah perbuatan baik yang membuat seluruh dunia tahu dan gempar. Sebuah senyuman yang tulus sudah lebih dari cukup. Kelihatannya senyum adalah suatu perbuatan yang mudah dan sederhana tetapi tidak semua orang dapat memberikan senyuman yang tulus. Senyum adalah tiket yang paling murah untuk masuk dan menikmati kebahagiaan surga.

Baca juga :  Kasih: Tolerasi dan Solidaritas

Bunda Teresa mengatakan, “Sebuah senyuman mampu menghadirkan realitas Tuhan ke dalam diri orang lain.”  Terdapat banyak nilai positif yang dapat kita peroleh di balik sebuah senyuman. Sebuah senyuman dapat menghasilkan seribu kebaikan. Terdapat ratusan bahkan ribuan bahasa di dunia tetapi senyum berbicara semuanya. Pertanyaan untuk kita renungkan, apakah kita sudah memberikan senyuman yang tulus kepada orang lain hari ini?

Berkah Dalem.