ClaretPath.com – Kupang, Indonesia. Jumat, 19 Januari 2024 merupakan salah satu momen bersejarah bagi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 9 Kupang, khususnya panggilan hidup siswa-siswinya. Hari itu P. Valens Laga Ola, CMF bersama Fr. Antonius Laja Wea, CMF datang berkunjung. Kepala Sekolah SMAN 9 Kupang, Ibu Adelgina N. Liu dan para guru, pun menyambut baik kunjungan tersebut.
Kunjungan ini dalam rangka bertatap muka dengan anak didik katolik SMAN 9 Kupang untuk berbagi cerita tentang identitas dan karya misi Claretian, salah satu biara di dalam Gereja Katolik. Biara tersebut memiliki nama resmi Kongregasi Putra-Putra Hati Tak Bernoda Maria dengan nama Latinnya Cordis Mariae Filii (CMF). Mereka lebih dikenal dengan sebutan Para Misionaris Claretian.
Nama “Para Misionaris Claretian” bukan hanya untuk menyebut Biara CMF. Ada juga biara dan asosiasi religius lain yang bernama Misionaris Claretian, baik laki-laki maupun perempuan. Jadi, Para Misionaris Claretian beranggotakan para frater, diakon, bruder, imam dan suster.
Pater Valens, sapaan untuk P. Valens Laga Ola, CMF, memperkenalkan semua cara hidup Claretian tersebut dalam kunjungan hari itu. Harapannya, siswa-siswi memilih bergabung bersama Claretian setelah mengenal secara lebih mendalam.
Panggilan Tuhan Butuh Ketajaman Nurani
Mendengarkan panggilan Tuhan membutuhkan ketajaman nurani. Dengan ketajaman tersebut, kita dapat mengenal suara panggilan yang berasal dari Tuhan. Kita juga mampu membedakan manakah yang sungguh suara Tuhan dan manakah yang bukan suara-Nya.
Dengan berbagai cara, Tuhan menyapa dan memanggil setiap orang untuk menjadi rekan kerja-Nya. Salah satunya adalah panggilan untuk menjadi biarawan-biarawati Katolik. Tentu saja panggilan ini merupakan satu panggilan mulia. Alasannya sederhana, panggilan ini mereka hidupi karena Tuhan menghendaki dan memilih mereka.
Pater Valens menggunakan momen berkunjung ke SMAN 9 ini untuk menarasikan panggilan hidup menjadi seorang Misionaris Claretian. Dengan semangat dan sukacita, ia menceritakan Santo Antonius Maria Claret, pendiri Kongrengasi Claretian, dan sejarah singkat berdirinya kongregasi tersebut. Selain itu, ia pun mengisahkan bagaimana misi pelayanan para misionaris Claretian dan wilayah karya kerasulan mereka di seluruh belahan dunia. Tak lupa Pater Valens pun memperkenalkan berbagai kongregasi dan asosiasi religius lainnya yang juga didirikan oleh Santo Antonius Maria Claret.
Hidup membiara adalah salah satu bentuk kehidupan yang selalu menjadi tanda tanya bagi setiap orang yang tidak cukup mengenalnya. Dalam kunjungan ini, tanda tanya itu seakan terjawab gamblang. Pater Valens berbagi cerita tentang bagaimana ia menjalani panggilan hidup membiara selama 31 tahun. Ia juga mengisahkan proses menjadi biarwan-biarawati Claretian, termasuk apa saja suka-duka dan tantangan-tantangannya.
Misionaris Claretian yang Ramah dan Asyik
Semua siswa mendengarkan sharing Pater Valens dengan antusias. Dua jam duduk berbicang bersama terasa seakan dua menit saja. Hal ini terjadi karena cara berbagi narasi hidup dan informasi dari Pater Valens dan Frater Tony sangat ramah dan asyik. Oleh karena itu, kegiatan hari itu menjadi menyenangkan dan penuh keakraban.
Ada keterbatasan sarana hari itu, tetapi siswa-siswi tidak surut semangat dan antusiasme untuk mendengarkan Pater Valens. Pada sesi tanya jawab, terlontar begitu banyak pertanyaan dari siswa-siswi, baik terkait dengan kehidupan Kongregasi CMF maupun Gereja Katolik pada umumnya.
Semua pertanyaan terjawab dengan sangat baik dan memuaskan oleh Pater Valens. Dalam kesannya, siswa-siswi merasa gembira bisa bertatap muka sekaligus mendengarkan informasi-informasi terkait dengan hidup membiara, secara khusus sebagai biarawan CMF, dan tentang iman katolik mereka. Dengan adanya kegiatan ini, mereka mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang panggilan hidup dan iman katolik mereka.
Abadikan Momen Bersama Claretian
Foto bersama dan tes masuk Claretian menutup kegiatan kunjungan dari para misionaris Claretian hari itu. Foto bersama bertujuan untuk mengabadikan momen, sedangkan mengikuti tes masuk untuk abadi bersama Claretian.
Proses tes berlangsung selama dua jam. Ada dua siswi dan empat siswa yang mengikuti tes siang itu. Mereka mengikuti tes dengan sungguh-sungguh, karena berharap bisa lulus dan diterima menjadi seorang misionaris Claretian pada waktunya.
Frater Tony dan Bapak Siprianus Selamu, Guru Agama Katolik SMAN 9 Kupang, mendampingi para siswa yang mengikuti tes masuk. Pater Valens mengharapkan keenam siswa tersebut bisa lolos tes masuk menjadi biarawan-biarawati misionaris Claretian.
Pihak SMAN 9 Kupang mengharapkan agar kerjasama yang baik ini terus terjalin. Harapannya, dengan adanya perjumpaan yang serupa, siswa-siswi menemukan panggilan hidup mereka sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan demikian, semakin berlimpah momen berahmat yang abadi dalam sepak terjang panggilan hidup mereka masing-masing.
Semoga ada berbagai bentuk kegiatan rohani kreatif dan menarik yang melibatkan kaum rohaniwan dan biarawan-biarawati. Mereka bisa menjadi model bagi siswa-siswi terutama dalam menanggapi panggilan hidup.
Tentu saja dengan berbagai perjumpaan dan kreativitas kegiatan rohani, karakter mereka terbentuk. Akhirnya, generasi masa depan mempunyai nilai tawar dan berdaya guna bagi pembangunan gereja, bangsa dan dunia. Dengan demikian, kehidupan yang lebih baik dapat terwujud.
*Oleh Marselina Christina
Galeri
Pecinta Literasi