Polos di Hadapan Allah

Untuk mengikuti Yesus kita harus belajar dari anak-anak yang sangat polos dan tulus. Mereka banyak bertanya tetapi bukan untuk mencobai, melainkan karena mereka sungguh tidak tahu. Marilah mencermati renungan hari ini dengan judul Polos di Hadapan Allah. Semoga gambar anak kecil ini membantu kita untuk memahami renungan hari ini.
Polos di Hadapan Allah. Picture by www.istockphoto.com

ClaretPath.comPolos di Hadapan Allah

Renungan 25 Mei 2024, Sabtu Pekan Biasa ke VII

Bacaan Injil: Markus 10: 13-16

Sahabat claretpath yang terkasih, salam jumpa lagi dalam ruangan sabda virtual ini. Injil hari ini dari Markus 10: 13-16 yang merupakan sambungan dari bacaan injil pada hari kemarin. Bila kemarin Yesus berhadapan dengan soal perceraian antara suami dan isteri, hari ini Yesus bertemu dengan anak-anak kecil.

Yesus membiarkan anak-anak datang

Markus Mengisahkan bahwa pada saat Yesus sedang mengajar atau menyampaikan katekese kepada orang Farisi, para murid, dan mungkin ada orang lain dari luar lingkaran kedua kelompk tersebut, sehingga mereka membawa anak-anak untuk diberkati oleh Yesus. Namun, para murid melarang agar anak-anak datang kepada Yesus, tetapi Yesus berkata bahwa ‘merekalah (anak-anak) yang mempunyai Kerajaan Surga.’

Baca juga :  Introspeksi Dong!

Ada tiga sikap yang menurut saya ada dalam bacaan hari ini, yakni merasa diri paling benar atau hebat di hadapan Allah (dalam konteks ini adalah para murid), anak-anak kecil, dan orang tua yang membawa anak mereka kepada Yesus.

Para Murid tidak ingin anak-anak datang

Mari kita menelisiknya satu-persatu, pertama para murid. Penulis injil Markus mengisahkan bahwa para murid tidak ingin agar anak-anak itu datang dan berada dekat Yesus. Mereka menolak anak kecil dan merasa bahwa anak kecil tidak penting untuk mendengarkan sabda atau warta Yesus. Terkadang dalam hidup, kita merasa dekat dengan Allah, tetapi pada saat yang sama kita tidak ingin agar orang lain turut hadir Bersama dengan kita di hadapan Allah. Sikap inilah yang saya namakan sebagai egois.

Baca juga :  Sang Idola Sejati | Renungan Harian

Sikap yang kedua adalah merujuk pada orang tua. Penginjil markus mengisahkan bahwa para orang tua hanya mengantar atau membawa anak-anak mereka untuk diberkati oleh Yesus, sedangkan diri mereka hanya berdiri jauh dari hadapan Yesus dan tidak memberi diri untuk menerima berkat dari Yesus. Sikap ini bila dilihat menimbulkan sebuah nuansa yang menunjukan sikap kengangkuhan manusia. Mengapa? karena tidak mau menerima berkat dari Tuhan berarti manusia merasa dirinya hebat dan tidak mau menerima bantuan dari orang lain. Orang-orang yang seperti ini adalah orang-orang yang tidak mau membuka diri dihadapan Allah.

Polos seperti anak-anak akan menerima berkat

Sikap yang ketiga adalah sikap seperti anak-anak. Markus menarasikan bahwa anak-anak itu akhirnya menerima berkat dari Yesus. Bahkan Yesus mengatakan bahwa merekalah yang mempunyai Kerajaan Surga. Anak-anak ini dengan polos menerima berkat dari Yesus, meskipun mereka tidak tahu apa itu rahmat. Dengan terbuka dan tanpa protes mereka menerima berkat dari Allah.

Baca juga :  Sok Suci

Pesan untuk polos di hadapan Allah

Saudara-saudariku yang terkasih dalam Yesus, marilah kita merenungkan ketiga sikap ini dengan bertanya saat ini saya berada pada sikap yang mana? Tuhan Memberkati!  Menerima rahmat Allah. Maka yang paling penting adalah jadilah seperti anak kecil, yang dengan kepolosannya mau menerima berkat dari Allah, meskipun ia tidak tahu apa itu berkat dari Allah. Maka tidak heran, kalau mereka inilah yang mempunyai kerajaan surga. Mari kita bermenung, di antara ketiga sikap ini, kita berada pada posisi yang mana?