Pembaptisan Tuhan

Finotrio Quintao Santos Ximenes

Pembaptisan Tuhan
Sumber gambar: ClaretPath.Com

ClaretPath.ComPembaptisan Tuhan

Hari Senin 9 Januari 2023, Hari raya pembaptisan Tuhan

Bacaan I: Yes. 42:1-4, 6-7

Bacaan II: Kis. 10:34-38

Bacaan Injil: Mat. 3:13-17

Para sahabat claretpath yang baik hati, bagaimana rasanya bila anda bertemu dengan sosok yang sangat anda idolakan? Misalnya Paus Fransikus, Presiden Jokowi, Lionel Messi, Cristiano Ronaldo atau bahkan Justin Bieber. Pastinya anda akan merasa takjub, senang dan Bahagia. Bahkan anda akan kehilangan kata-kata dan berkata pada diri sendiri: “Ini pasti hanyalah mimpi”. Yohanes Pembaptis pun mengalami hal yang demikian saat bertatap muka dengan Yesus; Mesias yang sedang mereka nanti-nantikan. Bagi Yohanes, perjumpaan ini adalah sebuah peristiwa yang sangat mengagumkan dan istimewa. Bukan hanya karena berjumpa dengan Yesus saja tapi, terlebih saat Yohanes menerima kelayakan atau legitimasi untuk membaptis Tuhan.

Dalam tradisi Gereja Katolik, peristiwa Pembaptisan Tuhan yang kita rayakan pada hari ini, menjadi puncak peziarahan oktaf natal dan penanda masuk ke dalam masa biasa. Perayaan hari ini pun turut mengundang kita untuk selalu mengakarkan diri pada kasih Kristus dan membangun semangat pertobatan yang otentik dalam diri.  

Baca juga :  Ekologi Hati ala Paus Fransiskus

Bacaan-bacaan suci pada hari ini pun, kembali menghadirkan kisah-kisah yang sangat inspiratif dan menarik untuk kita batinkan bersama. kita pun lalu tersadar bahwa Allah begitu mengasihi kita; umat-Nya. Dan salah satu tanda cinta Allah yang nyata ialah rahmat pembaptisan yang kita terima di dalam Gereja. Pembaptisan menjadi syarat utama bagi setiap orang yang ingin bergabung ke dalam persekutuan Kristus. Sebab pembaptisan menjadi penanda pelepasan dosa asal. Dan pada akhirnya kita boleh hidup dan tinggal tetap di dalam lingkaran rahmat Allah. Selain itu juga, melalui pembaptisan, kita menerima tiga tugas luhur yang mesti kita hidupi dalam keseharian hidup kita sebagai seorang pengikut Kristus, yakni: Imam, Nabi dan Raja. Atas dasar inilah, pembaptisan kita yang terpancar dari pembaptisan Tuhan ini kemudian mendapat makna sebagai perutusan iman dari Allah kepada umat-Nya.  

Kerendahan Hati Yohanes Pembaptis

Yesus adalah Putra Allah yang terkasih. Melalui nabi Yesaya, Tuhan sendiri (baca: Allah Bapa)bersabda: “Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku yang kepada-Nya Aku berkenan. Aku telah menaruh RohKu ke atas-Nya supaya IA menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa” (Yes 42: 1). IA akan menjadi utusan yang setia dan selalu berbuat baik. Ia pun tidak akan berteriak atau menyaringkan suaranya, buluh yang patah terkulai tidak akan putus, sumbu yang nyalanya pudar tidak mati. Hamba Tuhan itu sungguh-sungguh menjadi utusan yang membebaskan banyak orang.

Baca juga :  Nasihat Mengandung Cinta

Pembaptisan yang Yohanes berikan merupakan bagian dari seruan pertobatan kepada seluruh umat manusia. Sebab tugas pokok Yohanes adalah selalu mengusahakan pertobatan bagi orang-orang Yahudi, menyiapkan jalan bagi Mesias dan membaptis orang-orang yang percaya. Akan tetapi, Yohanes akhirnya bungkam ketika melihat dan mendengar permintaan Yesus untuk dibaptis olehnya. Yohanes menyadari ketidaklayakan dan kerendahannya di hadapan Allah dan hanya mampu berkata; “Akulah yang harus dibaptis oleh-Mu. Masakan Engkau datang kepadaku” (Mat. 3:15).

Baca juga :  Makan!

Namun, bukan pernyataan Yohanes itulah yang akan menjadi titik refleksi singkat ini melainkan kehendak Allah untuk bersolider dengan manusia, melalui kisah pembaptisanTuhan. Sikap solidaritas ini pun tidak sekadar rasa belaskasihan dan penyelamatan oleh Sang Putra semata. Melainkan sekaligus menjadi model bagi kita untuk bertobat dan memberanikan diri dalam menjalankan tugas kita sebagai Imam, Nabi dan Raja dalam lingkungan hidup harian kita. Oleh kerena itu, kita harus datang dan terus belajar dari Allah yang senantisa menjadi tanda kehadiran berkat dan rahmat bagi orang lain.

Anugerah pembaptisan yang kita terima hendaknya menjadi sebuah ahmat yang harus kita pelihara dan hidupi. Sebagai orang Katolik yang telah dibaptis, kita juga dipanggil untuk mengikuti Yesus dan mengambil bagian dalam pelayanan, karya, dan perutusan yang kita terima dari Allah. Semoga rahmat Tuhan senantiasa memberkati kita. Amin.