Meninggalkan Segala Sesuatu dan Mengikuti Yesus

Picture by renunganlenterajiwa.com

Kamis Pekan Biasa XXII

Bacaan Injil: Luk 5:1-11

Penaclaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih, dalam nuansa berbagi pengalaman, seorang teman bercerita demikian, seminggu yang lalu dia mampir ke sebuah toko pakaian di seputaran Jogja. Ketika sedang melihat dan memilah kaos mana yang cocok untuk digunakan, tiba-tiba seorang wanita muda berjilbab mendekatinya dan mengajaknya untuk berbincang sebentar. Wanita ini membentangkan penjelasan tentang yayasan di mana ia bekerja, yang sementara ini sedang mencari dana untuk mendukung program yang dicanangkan di tengah keterjepitan ekonomi akibat PPKM pandemi covid-19. Yayasan ini bergerak di bidang perawatan anak-anak penderita leukimia yang kurang mampu. Wanita ini mengajukan proposal dengan jumlah Rp.150.000. Dengan tanpa berpikir panjang, teman saya ini langsung membuka dompet dan memberikan seleberan dua ratusan. Karena kebaikan hatinya ini dia pun harus rela membeli sebuah kaos saja untuk dibawa pulang.

Baca juga :  Aku Takut Tuhan

Mendengar ceritranya, sebagian teman menertawakan dia dan berkata “itu adalah penipuan, kamu telah dihipnotis, kamu terbuai karena dia cantik”, dan komentar-komentar selanjutnya. Mendengar berbagai tanggapan dari kami, dia hanya menjawab “Saya memberi dengan sadar. Pada saat saya memberi saya berpikir bahwa jika apa yang disampaikan wanita ini benar maka saya telah berbuat satu kebaikan hari ini. Sebaliknya jika dia menipu saya maka kebaikan saya tetaplah menjadi kebaikan karena wanita itu dibantu dalam tujuannya. Yang baik tetaplah menjadi baik adanya”.

Baca juga:

Politisasi Tembok dan Defisit Relasionalitas

Sabda Tuhan dalam Injil Lukas pada hari ini menampilkan kisah bagaimana Simon Petrus beralih profesi, dari penjala ikan menjadi penjala manusia. Menarik bahwa keterpanggilannya didasarkan pada jarak antara dirinya dan Yesus. Ketika Yesus belum berada di perahu dan mengajaknya untuk bertolak lebih ke dalam dan menebarkan jala, ia tidak menangkap satu ekor ikan. Tetapi ketika Yesus sudah berada di dekatnya tangkapannya pun menjadi berlimpah ruah.

Baca juga :  Allah Dipanggil Father atau Daddy?

Di luar dari kuasa ilahi Yesus, ada suatu hal lain yang bisa direnungkan dari peristiwa injil hari ini, berada dekat dan berniat baik adalah penyempurna kebahagiaan. Keberadaan Yesus di antara Simon, Yakobus, dan Yohanes membawa kebahagiaan berlimpah sekaligus arus balik bagi hidup mereka.

Dunia saat ini lumrah dengan sifat individual yang menguat di dalam diri kebanyakan orang. Tembok-tembok rumah dibangun tinggi dan berduri. Korupsi yang tak mengenal ampun. Kuasa yang melegalkan kepentingan pribadi. Bahkan sangat sulit untuk membantu sesama karena terhalang beribu pertimbangan. Keberadaan Yesus di atas perahu Simon menyentil duka ini. Dengan berdiri di samping mereka yang tidak mampu berdiri, kita telah menjadi penopang bagi mereka untuk berdiri. Berada di sebelah orang yang ketakutan, kita telah menjadi secuil keberanian bagi mereka. Dengan memberi sedikit dari yang dimiliki kepada mereka yang berkekurangan kita telah menyelamatkan satu nyawa di hari itu. Hanya kebaikanlah yang mampu menghasilkan kebaikan. Semoga hari ini kita dapat membuat satu atau lebih kebaikan. Tuhan memberkati.

Baca juga:

Anak Malam