Memelihara Kasih

Fr. Arano, CMF

Memelihara Hati
Sumber gambar: ClaretPath.Com

ClaretPath.com Memelihara Kasih

Jumat, 03 Februari 2023 Pekan Biasa IV

Bacaan I         : Ibr. 13:1-8

Bacaan Injil   : Mark. 6:14-29

Sahabat ClaretPath yang terkasih dalam Kristus, melalui Surat kepada Orang Ibrani yang kita renungkan pada hari ini, Allah hendak mengundang kita para umat kesayangan-Nya untuk menghayati hidup dan memelihara kasih bersama orang lain. Undangan ini tampak dalam dua hal berikut, pertama undangan untuk saling tolong-menolong. “Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak ketahui telah menjamu malaikat-malaikat, (ayat 2)”.

Kita hendaknya menyadari bahwa setiap manusia terlahir sebagai makhluk sosial dan diciptakan dalam kesatuannya dengan sesama yang lain. Untuk itu dalam dinamika kehidupannya, manusia selalu membutuhkan kehadiran orang lain dalam suatu kebersamaan yang penuh kasih. Dalam semangat kebersamaan ini, manusia dipanggil untuk terlibat dan mengambil bagian dalam kehidupan orang lain, bahu-membahu serta tolong-menolong dalam kasih persaudaraan. Sebab sesungguhnya, hidup tidak berorientasi untuk diri sendiri, tetapi juga untuk sesama umat manusia yang ada di sekitar kita. Dasar iman dari semuanya ini bukan pertama-tama karena kita memiliki kekayaan dan kemuliaan, tetapi semata-mata karena kita telah dikasihi dan diberkati oleh Allah.

Baca juga :  Malaikat, Mengajak Memuji Tuhan

Kedua segenap umat kristiani dipanggil untuk menjaga dan memelihara kesucian hidup perkawinan. Sejenak melihat realitas kehidupan keluarga kristiani, tidak dapat disangkal bahwa kehidupan keluarga kristiani dewasa ini seringkali mengalami keretakkan atau kehancuran.  Salah satu penyebab terjadinya keretakan atau kehancuran ini adalah kekudusan hidup suatu perkawinan tidak lagi dipelihara dan dijunjung tinggi dalam hidup. Janji perkawinan yang telah diikrarkan tidak lagi menjadi daya yang mempersatukan dan menyempurnakan. Banyak suami-istri mengingkari janji perkawinan dan melanggar kekudusan hidup perkawinan itu dengan memberi tempat kepada Pria Idaman Lain  dan Wanita Idaman Lain.

Baca juga :  Haruskah Manusia Takut Pada Kematian?: Belajar Memaknai Kematian bersama Epikuros

Pentingnya menjaga dan memelihara kesucian hidup perkawinan karena pada dasarnya perkawinan merupakan peristiwa rahmat yang bersumber dan berpola pada hubungan Kristus dan Gereja serta menjadi tanda aktual kasih Kristus kepada umat-Nya. Suami yang sangat mencintai istrinya menjadi gambaran Kristus yang mencintai gereja-Nya. Dengan demikian suami istri menjadi tanda dan tempat kehadiran Kristus sebagaimana Yesus sendiri menegaskan kehadiran personal-Nya yang berkumpul dalam nama diri-Nya. Semoga Tuhan memberkati.