Keotentikkan Diri

Keotentikkan Diri
  • Bacaan Pertama: 2Tes 2:1-3a
  • Bacaan Injil: Mat 23:23-26

ClaretPath.com – Para sahabat ClaretPath yang terkasih, salam hangat untuk kalian semua. Semoga kalian selalu sehat dan semangat dalam menjalani hidup di hari baru ini. Dalam situasi yang semangat dan penuh harapan itu kita harus tetap percaya bahwa kasih Kristus selalu menyertai dalam perjalanan panggilan hidup kita masing-masing. Saudara dan saudari sekalian, melalaui penginjil Matius hari ini Yesus memberikan suatu tanda peringatan kepada kita semua agar hidup tulus, apa adanya. Menunjukkan keotentikkan diri yang sesungguhnya kepada sesama dan membiarkan Roh Kudus bekerja dalam diri kita.  

Para sahabat ClaretPath yang budiman, dalam Injil kita telah menemukan sebuah kalimat yang Yesus sampaikan “kuburan yang dilabur putih” (Matius 23:27). Kalimat ini adalah sebuah gambaran sekaligus kritikan Yesus terhadap orang-orang Farisi yang hidup hanya menekankan penampilan luar.

Baca juga :  Hanya Besar Omong

Mereka bagaikan permukaan sebuah danau yang berkilau diterpa sinar surya petang hari, yang mungkin membuat orang terkagum-kagum. Walaupun demikian, di balik permukaan itu dapat berisi lapisan lumpur beracun mematikan. Orang-orang Farisi lebih tertarik untuk jaga image, memperbaiki penampilan luar, daripada memperbaiki masalah yang nyata dan urgen dalam diri mereka. Mereka mengaku berusaha menyenangkan Tuhan, namun hasrat atau keinginan hati mereka tidak menunjang untuk itu. Ketidakkonsistenan inilah wujud dari kondisi dis-integritas orang-orang Farisi.

Baca juga :  Hari Raya Hati Yesus yang Maha Kudus | RenunganHarian

Sahabat-sahabat Tuhan yang terkasih, teguran singkat Yesus dalam bacaan Injil pada hari ini, paling tidak menggambarkan manusia yang penuh dengan kemunafikan. Yesus menegur orang-orang Farisi karena mereka menunjukkan gejala kebutaan dan penipuan diri sendiri dalam menaati Tuhan sesuai pemikiran mereka dengan menonjolkan diri sebagai orang-orang yang taat. Pada kenyataannya ada sebuah kebusukan di balik apa yang ditampilkan.

Di sini Yesus mengajarkan kepada kita untuk menjadi pribadi yang menunjukkan keaslian sikap yang benar-benar datang dari hati bukan suatu sikap yang dibuat-buat. Kita sebagai pengikut Kristus tidak diajarkan untuk menjadi aktor-aktor kemunafikan dalam panggung pertunjukan agama di tengah masyarkat supaya dipuji dan disanjung. Sebaliknya, kita diajak untuk menjadi agen perubahan dalam mengatur dinamika hidup keberimanan kita kepada Tuhan sesuai dengan nilai-nilai Kristiani yang tela kita ketahui. Sehingga pada akhirnya kita layak menjadi saksi yang membawa keaslian ajaran Yesus kepada semua orang dan menjadi garam dan terang di tengah panggung pertunjukan di dunia ini. Karena itu, marilah dan tunjukkalah keotentikkan diri di hadapan sesama dan Tuhan.

Baca juga :  Lebih Mengenal | Renungan Harian