Kesetiaan Wanita

Picyure by: Watchtower ONLINE LIBRARY - JW.ORG

Bacaan Injil: Luk. 8:1-3

Penaclaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih dalam Yesus Kristus. Bacaan suci pada hari ini membawa kita kepada sebuah permenungan yang dalam tentang sosok wanita. Wanita dikenal sebagai ciptaan Tuhan yang indah. Ia dihadirkan seturut rupa-Nya untuk menjadi pelengkap dan teman hidup pria. Karena seturut rupa-Nya, sudah sepatutnya wanita juga mendapat tempat yang adil dan setara dengan kaum pria. Keduanya menjadi tanda kehadiran Allah sendiri dalam karya keselamatan. 

Baca Juga:

Inisiatif Allah yang Tak Terukur

Sahabat Pena Claret yang terkasih. Dalam tradisi dan budaya orang Yahudi, secara yuridis peran wanita tidak terlalu ditempatkan pada posisi yang esensial. Bisa dikatakan wanita menjadi nomor dua setelah kaum pria. Hal tersebut dikarenakan pola pikir atau tradisi patriarki yang mana wanita berperan di belakang layar. Sedangkan kaum pria mendapat posisi yang penting atau strategis. Wanita tidak begitu populer.

Dalam bacaan Injil hari ini, penginjil mengisahkan tentang wanita-wanita yang menyertai Yesus dan melayani Dia dengan harta bendanya. Yesus sangat menghargai ketulusan hati wanita-wanita tersebut untuk melayani-Nya. Tidak hanya itu, mereka juga memakai harta benda mereka dalam melayani Yesus beserta rombongan. Mereka sangat mencintai Tuhan Yesus dengan segala yang mereka punya dan tetap setia hingga sampai pada jalan salib-Nya.

Baca Juga:

Kebebasan yang Tidak Mengabaikan Ketaatan

Ketulusan para wanita dalam melayani Yesus mendapat imbalannya. Dalam peristiwa kebangkitan Yesus, wanita dihadiai anugerah besar, yaitu sebagai yang pertama mewartakan kabar gembira atas kebangkitan-Nya. Dalam kisah sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus, peran wanita juga jauh lebih visibel dibandingkan pria. Bagaimana tidak, wanita-wanitalah yang menyertai Yesus dalam jalan salib-Nya. Sedangkan, para murid lainnya yang notabene adalah mayoritas kaum pria memilih untuk lari terbirit-birit dan meninggalkan Yesus. Petrus yang semula berjanji untuk mati bersama Yesus, justru menyangkal Yesus sebanyak tiga kali. Peran wanita terbukti vital dan merekalah yang mendapat anugerah istimewa sebagai pembawa berita kebangkitan kepada para murid. Berita kebangkitan inilah yang akan menjadi cikal bakal dasar iman jemaat perdana akan Yesus Kristus yang terus berkembang hingga sekarang ini.

Sahabat Pena Claret yang terkasih, wanita-wanita yang melayani Yesus telah mengajarkan kepada kita bagaimana menjadi setia dan kuat. Kita dapat belajar dari hal yang paling sederhana, yaitu melayani dengan lemah lembut. Dengan saling melayani, terlebih terhadap saudara-saudara yang kurang mampu, kita sebenarnya sedang melayani Yesus sendiri yang hadir dalam diri mereka. Selamat merenungkan, Tuhan memberkati.  

Baca Juga:

Bersama Maria Belajar Menjadi Setia