ClaretPath.com – Inisiatif Allah dan Jawaban Kita
Hari Jumat Pekan Biasa XXVII, 07 Oktober 2022
Bacaan I: Kis 1:12-14;
Bacaan Injil: Luk 1:26-38
Peringatan Wajib Santa Perawan Maria, Ratu Rosario
Bacaan Injil pada hari ini mengisahkan tentang suatu peristiwa penting dalam sejarah keselamatan umat manusia. Di dalamnya, Penginjil Lukas mengisahkan Maria yang menerima Kabar Sukacita dari Malaikat Gabriel. Kisah inkarnasi ini memuat dua hal yang bisa kita pelajari untuk kehidupan kita, yakni inisiatif Allah dan jawaban manusia.
Yang pertama, Penginjil memulai kisah keselamatan ini dengan suatu narasi yang berisikan tentang inisiatif Allah untuk membawa kabar keselamatan kepada umat manusia. Hal ini menunjukkan bahwa Allah benar-benar mengingat akan janji-Nya untuk menebus dosa manusia. Inisiatif Allah ini terealisasikan lewat perutusan Putra-Nya untuk menjadi manusia. Mengapa demikian? Karena hanya dengan cara Allah menjadi manusia sajalah maka manusia (baca: kita) bisa mencapai keselamatan yang paripurna. Hanya melalui Yesus, relasi yang sempat terputus antara Allah dengan manusia itu bisa kembali terjembatani.
Yang kedua, jawaban Maria adalah respon manusia atas inisiatif Allah. Jawaban “Ya” dari Maria atas inisiatif Allah ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia setelahnya. Keberanian Maria untuk menerima tawaran Allah untuk mendarah-dagingkan Sabda membuahkan keselamatan bagi umat manusia. Jawaban “Ya” Maria berhasil mengubah wajah dunia. Dengan demikian, jika dulu perempuan pertama mendatangkan maut, perempuan Maria mendatangkan kehidupan baru (LG 56), yakni melahirkan keselamatan ke muka dunia.
Tindakan untuk Banyak Orang
Dari dua poin di atas, ada dua poin pula yang bisa kita pelajari untuk kehidupan kita. Pertama, Allah senantiasa menghasihi setiap orang. Allah senantiasa berinisiatif untuk mengasihi umat-Nya. Karya keselamatan yang datang dari Allah adalah gambaran betapa Allah sangat memperhatikan umat-Nya, bahkan ketika umat-Nya tidak sedang memperhatikan diri-Nya, bahkan ketika umat-Nya lebih memilih untuk tidak mencintai Dia. Namun, poin penting yang mesti tertanam dalam pikiran adalah bahwa Allah tetap mengasihi seluruh umat-Nya tanpa terkecuali!
Kedua, jika kita memahami bahwa Allah senantiasa berinisiatif menghasihi umat-Nya, tugas kita sebagai umat-Nya adalah menanggapi inisiatif Allah itu. Namun, tanggapan atas inisiatif Allah itu mesti berdampak bagi banyak orang. Jika Maria menanggapi tawaran Allah itu demi keselamatan seluruh umat manusia, maka kita sebagai umat-Nya mesti menanggapi kasih Allah itu tidak sekadar untuk diri sendiri, tetapi juga mesti berdampak bagi orang lain.
Sebagai misal, jika sebagian dari kita mendapat rahmat pengetahuan yang tinggi dari Allah, kita mestinya menanggapi tawaran Allah itu dengan cara menggunakan pengetahuan tersebut untuk melayani sesama, membantu orang lain yang tidak berpendidikan, dan sebagainya. Bukan malah sebaliknya menggunakan pengetahuan untuk mengeksploitasi orang lain, untuk melakukan korupsi, dan sebagainya.
Dengan demikian, kisah inkarnasi itu memuat nilai sosial yang begitu tinggi. Inisiatif Allah adalah agar semua orang –tanpa kecuali– dapat mencicipi indahnya keselamatan. Dan, jawaban “Ya” dari Maria adalah demi kebaikan seluruh umat manusia, agar melalui dia, Allah bisa terlahir sebagai manusia untuk menebus dosa umat manusia.
Apakah kita sudah bisa menanggapi inisiatif Allah yang senantiasa bekerja atas diri kita? Apakah jawaban kita atas inisiatif Allah itu bisa berdampak bagi kebaikan orang lain?
Misionaris Claretian penghuni Komunitas Teologado Claretiano de Centroamérica, El Salvador