Iman yang Menyelamatkan

Marilah mencermati renungan 30 Mei 2024 dengan judul Iman yang Menyelamatkan. Semoga renungan ini membantu kita memaknai kehidupan kita sebagai orang-orang katolik.
Iman yang Menyelamatkan. Picture by pixabay.com

ClaretPath.com Iman yang menyelamatkan

Renungan Harian, Kamis, 30 Mei 2024, Pekan Biasa VIII

Bacaan pertama: 1Ptr 2:2-5.9-12

Bacaan Injil: Mrk 10:46-52

Setiap orang yang mau percaya pada Tuhan tentu diselamatkan! Di setiap perjalanan hidup, kita memiliki kebutuhan yang sangat besar tetapi kebutuhan-kebutuhan itu tidak dapat kita penuhi sendiri. Kita melakukan apa yang kita bisa untuk menyesuaikan diri dan melakukan yang terbaik dari segala sesuatu dan bahkan berpura-pura memasang wajah bahagia untuk orang di sekitar. Kita bisa terus melakukan hal ini hari demi hari bahkan bertahun-tahun sampai kita tidak mampu lagi.

Bartimeus yang Buta

Bartimeus telah mencapai suatu titik kebutuhannya. Dia mengalami sebuah perjumpaan yang sangat luar biasa sebagaimana perjumpaan itu mengubah hidupnya selamanya karena menemukan kerendahan hati dan keberanian untuk meminta kepada Yesus satu hal yang paling dia butuhkan, yakni ia bisa melihat kembali. Ketika kita merenungkan kisahnya, mari kita melihat bagaimana kisah Bartimeus tercermin dalam keseharian kita. Bartimeus tidak dapat melihat dan terpaksa mengemis untuk memenuhi kebutuhanya. Lalu dia mendengar cerita tentang seorang pria Nazaret yang sebagaimana banyak orang berkumpul untuk melihat-nya melakukan mujizat.

Baca juga :  Pantang: Keterlemparan Menuju Allah

Pertanyaan untuk kita apakah kita dapat mebayangkan pengharapan yang muncul di dalam orang buta ini ketika ia mendengar kesaksian demi kesaksian tentang kesembuhan dan mukjizat? Ini adalah satu alasan yang paling kuat mengapa kita perlu berbicara dan membagikan kesaksian kita terhadap orang lain. Tujuannya, menginspirasi pengharapan dan iman mereka sebagaimana setiap hari mendengar dan meresapi sabda Tuhan melalui cara yang berbeda dan tentu saja hal itu ibaratkan seperti benih yang jatuh di tanah yang baik lalu berakar. Bartimeus kemudian mendengar bahwa Pria Nazaret itu sedang lewat di depannya lalu ia berseru “Yesus anak Daud, kasihanilah aku”.Dibalik keseruannya ada kerendahan hati, keberanian dan bahkan keyakinan bahwa ia akan sembuh.

Baca juga :  Diri: Panggung Buruk vs Baik

Para sahabat yang terkasih, kita sebagai umat Katolik kita percaya bahwa iman yang menyelamatkan berarti memiliki keyakinan yang kuat bahwa Allah telah menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus sehingga iman ini tidak hanya berupa pengetahuan teoritis tetapi juga berupa tindakan yang menunjukan kesetiaan dan kepercayaan pada Allah. Buktinya disini kita melihat bahwa Bartimeus adalah orang yang dapat dikatakan tersingkir karena buta dan pengemis namun kokoh dalam iman sehingga kepercayaanya kemudian membawa dia pada sebuah keselamatan. “Pergilah imanmu telah menyelamatkan dikau”

Pesan untuk kita: Iman yang menyelamatkan

Pengharapan dan kepercayaan Bartimeus menekankan pentingnya iman dalam menghadapi kesulitan dan penderitaan. Iman Bartimeus tidak hanya memungkinkan dia untuk berhubungan dengan Tuhan, tetapi juga memungkinkan dia untuk menerima mukjizat. Dalam Kitab Suci mengatakan bahwa “tanpa iman kita tidak bisa menyenangkan Tuhan” dan bahwa mukjizat hanya datang lewat iman. Dalam kisah ini, iman menjadi kunci untuk mendapatkan keselamatan (kesembuhan). Iman yang kuat dan tulus memungkinkan Bartimeus untuk mengalami mukjizat, sehingga hal-hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Dengan demikian, kisah Bartimeus menjadi kaca bagi diri kita untuk menhadapi dunia yang serba bisa yang kadangkalanya membuat kita kehilangan iman akan Allah. Melalui bacaan ini kita hendaknya menilai diri kita masing-masing sejauh mana kita beriman dan percaya pada Tuhan dalam menghadapi berbagai kesulitan dan penderitaan.