Hidup Damai

sumber gambar: gbika.org

Jumat pekan I Prapaskah, 11 Maret 2022

Bacaan I : Yehezekiel 18:21-28

Bacaan Injil: Matius 5:20-26

penaclaret.com-Sahabat Pena Claret yang terkasih, Injil suci pada hari ini (Matius 5:20-26), menyajikan kepada kita sekalian sebuah tema yang sangat menarik, yakni “Hidup Damai”. Tema ini tentunya sangat relevan dengan konteks kehidupan kita sebagai orang Kristiani, sebab sejatinya kita semua dipanggil untuk membawakan kabar gembira atau kedamaian kepada semua makhluk di dunia.

Berbicara tentang hidup damai dalam dunia dewasa ini kedengarannya begitu mengasyikan akan tetapi hal tersebut sangat sulit untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Lihatlah ke dalam diri dan lingkungan sekitar, ada begitu banyak persoalan yang muncul dikarenakan orang susah atau bahkan tidak bisa mewujudnyatakan kedamaian. Masing-masing orang lebih sering mementingkan ego pribadinya sendiri dan mengabaikan orang lain. Lebih rancunya lagi ketika orang menilai suatu persoalan menggunakan tolak ukurnya sendiri dan pastinya orang lain yang selalu disalahkan “saya tidak mau meminta maaf terlebih dahulu karena saya merasa tidak bersalah” hal-hal tersebut yang membuat orang sulit mewujudkan “kedamaian” saat ini. Karenanya Matius mencoba menyodorkan nasehat suci ini, “tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu” (Mat 5;24). 

Baca juga :  Tentang Biduk dan Bayu Senja, di Laut Lepas! | Renungan Harian

Para sahabat pena claret, penginjil Matius meminta kita untuk meninggalkan persembahan di hadapan Tuhan terlebih dahulu dan berdamai dengan diri sendiri dan orang lain. Sebab jika tidak, sebesar atau sebanyak apapun persembahan kita di hadapan-Nya hanya akan menjadi kesia-siaan belaka. Meninggalkan persembahan di hadapan Tuhan dan pergi berdamai dahulu dengan sesama kita berarti kembali menata kehidupan kaotis di hari kemarin agar tertata rapi di hadapan-Nya melalui semangat pertobatan. Deo gratia.