Penaclaret.com – Setiap orang dipanggil kepada kekudusan dan kesempurnaan, atau persatuan mesra dengan Allah Bapa, melaui Kristus dalam persekutuan dengan Roh Kudus. “Karena itu Harusalah kamu sempurna, sama seperti Bapa di Surga adalah sempurna” (Mat 5:48). “Kuduskanlah kamu, sebab, Aku, Tuhan, Allahmu, kudus” (Im 19:2). Manusia yang diciptakan menurut gambar Allah, semua dipanggil kepada kesempurnaan kasih yang disebut kekudusan itu (LG 39).
Perjalanan hidup setiap hari merupakan jalan menuju kekudusan. Sebagai orang beriman panggilan hidup untuk hidup kudus merupakan suatu yang sangat penting. Dengan hidup kudus dalam kasih kita dapat menemukan arti hidup yang sesungguhnya. Persatuan manusia dengan Allah adalah inti dari kekudusan. Kekudusan merupakan gaya hidup yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari seturut dengan Sabda Tuhan. Setiap anggota Gereja dipanggil kepada kekudusan, yaitu hidup seturut dengan nasihat Injil.
Santo Antonius Maria Claret telah menunjukan dan memberikan teladan yang baik. Sejak kecil Claret telah menujunjukan aura kekudusan. Ketika berumur lima tahun Claret telah memiliki mimpi besar, yaitu menyelamatkan jiwa-jiwa dari api neraka. Dia selalu memikirkan orang yang jatuh dalam dosa. Dia selalu membayangkan jika dia melihat orang berjalan dalam jurang dan ada api yang sangat panas, dia akan berteriak sekuat tenaga untuk mengingatkan orang tersebut untuk kembali ke jalan yang benar. Pengalaman inilah yang terus menggugah hatinya untuk terus berjuang dan mewujudkan mimpi-mimpinya, yaitu menyelawatkan jiwa-jiwa.
Pada 7 Mei 1950, ketika Claret dikanonisasi, Paus Pius XII mengatakan bahwa Claret memiliki Jiwa yang besar, tubuh yang kecil tetapi raksasa dalam rohani; penampakan yang sederhana, tetapi mampu menarik orang-orang besar di dunia ini; selalu dihadiirat Tuhan, biarpun dalam kegiatan yang banyak; difitnah tetapi juga dikagumi; dimuliakan tetapi juga dianiaya; dan ditengah semuanya itu ada sutu cahaya yang meneranginya, devosinya kepada Bunda Allah.
Perjalanan hidup Claret merupakan pengalaman iman yang mendalam. Claret telah menunjukan kasih yang sempurna, sehingga kasih dan kekudusannya telah menyatu dalam dirinya. Claret telah mempersatukan dirinya dengan Tuhan melalui pengalaman hidupnya setiap hari. Kekudusan Claret telah nyata dalam buah-buah rahmat yang telah dihasilkannya terutama dalam corak hidupnya. Kedekatannya dengan Tuhan telah memberikan dan menunjukan cinta yang begitu besar bagi semua orang. Kehidupan Claret telah menujukan kehendak Allah yang selalu berkarya dalam hidupnya. Cintanya yang begitu besar terhadap Tuhan dan sesama membawa orang pada jalan yang benar. “Caritas Christi Urget Nos” (2Kor.5:14), cinta kasih Kristus telah mendorongnya untuk selalu mewartakan Injil sehingga semua orang mendapatkan keselamatan dan memperoleh belaskasih Tuhan. Dari Claret kita belajar untuk mencintai dan selalu memberi diri agar kita bisa lebih dekat dengan Tuhan dan mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya.
Mahasiswa Univeritas Sanata Dharma Yogyakarta. Kelahiran Manggarai, NTT. Pegiat teknologi dan media.