Beriman: Memperoleh Berkat atau Kutukan

By Fr. Richard Sau, CMF

Beriman: Memperoleh Berkat atau Kutukan
Picture from istock.com

ClaretPath.com – Beriman: Memperoleh Berkat atau Kutukan

Sabtu, 23 Maret 2024, Pekan Prapaskah V

Bacaan Pertama:  37:21-28

Bacaan Injil: 11: 45-56

Dalam Tradisi yang melekat dalam Sejarah kehidupan umat Israel dikenal sebuah perjanjian iman antara mereka (dibaca: Umat Israel) dengan Allah. Perjanjian tersebut diberi nama perjanjian Vasal. secara sederhana dapat perjanjian Vasal dapat dipahami sebagai kesepakatan antara Maharaja dengan raja-raja kecil. Secara spiritual perjanjian Vasal merupakan perjanjian antara Allah (Maharaja) dengan manusia terlebih umat Israel. Perjanjian ini dimeteraikan bukan dengan aneka aksesoris yang dimiliki oleh manusia, melainkan semata-mata dengan iman. Manusia yang beriman secara total kepada Allah secara otomatis akan mendapat berkat melimpah dalam hidup. Namun, andaikan manusia tidak beriman kepada Allah, maka memperoleh kutukan.

Baca juga :  Menjadi Saksi Kristus

Kesetiaan manusia mendatangkan cita Allah yang tiada batas

Bacaan pertama pada hari ini kurang lebih menampilkan dimensi integral dalam pemaknaan akan iman kepada Allah. Sesuai dengan nubuat yang Allah sampaikan kepada para nabi bahwa kesetiaan bangsa Israel akan dibalas dengan cinta yang tanpa batas dari Allah. Dimensi utama dari perjanjian Vasal adalah berkat apabila umat Israel menaruh kesetiaan yang penuh kepada Allah. Nabi Yehezkiel menerangkan secara menarik bahwa Allah akan melindungi umat Israel dari bangsa-bangsa lain. Allah pula akan mempersatukan dan menjadikan mereka bangsa besar. Hal ini merupakan berkat yang bersumber dari Allah yang tentunya membawa semua umat Israel pada keselamatan.

Baca juga :  Mencari Keheningan

Antara berkat dan kutuk

Dalam bacaan Injil kita dipertemukan dengan sebuah realitas yang kontras dan kabur. Kenyataan ini dapat dilihat ketika Yesus sang pembawa berkat dan keselamatan dianggap sebagai hama yang mewabah di tengan orang-orang Yahudi. Para pemuka agama tanpa henti mencari-cari kesalahan Yesus supaya Dia diberi hukum sesuai adat dan kebiasaan Yahudi. Namun, Kayafas imam besar saat itu menyadarkan mereka bahwa  “lebih baik satu orang mati demi bangs akita, dari pada semua orang mati binasa.” Pernyataan Kayafas merupakan sebuah gambaran jelas tentang kematian Yesus. Bahwasanya Yesus mati untuk menyatukan semua orang; entah itu orang Yahudi maupun non-Yahudi. Namun, semuanya akan mendapatkan keselamatan andaikata iman kepada-Nya dipelihara. Dari kedua bacaan hari ini dapat disimpulkan bahwa beriman berarti memperoleh berkat dan tidak beriman berarti mendapat kutukan.