Baik, Lebih Baik, dan Terbaik

Picture by sanyospwt.com

Hari Senin pekan biasa XXXII

Bacaan I: Keb. 1:1-7

Bacaan Injil: Luk. 17:1-6

Penaclaret.com – Para sahabat Pena Claret yang terkasih dalam Kristus, di atas lembar kertas maya ini kita akan merenungkan sabda Tuhan. Bagaimana kita harus menjaga diri dan memberi pengampunan secara bersamaan kepada mereka yang ingin menyesatkan orang lain dan kepada mereka yang telah bersalah kepada kita. Dengan sangat tegas, Tuhan Yesus mengingatkan para murid-Nya dan kita semua sebagaimana dicatat dalam Injil Lukas 17:3-4, “Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.” Sungguh! Tuhan Yesus wanti-wanti! Jagalah diri kita! Jagalah segala perbuatan kita.

Sobat Pena Claret yang terkasih, sebagai anak-anak Allah yang takut akan Tuhan, janganlah bosan menasihati dan mengingatkan saudara kita yang berbuat dosa. Janganlah kita bosan mengingatkan mereka. Janganlah menyimpan atau memendam akar pahit, benci, iri hati, dan tinggi hati. Jangan kobarkan perbantahan, perselisiihan, pertengkaran, dan permusuhan di antara kita.

Baca juga :  Kasih dan Covid-19

Tetapi sebaliknya, lakukanlah segala sesuatu yang baik, lebih baik, dan terbaik. Lakukanlah segala sesuatu untuk membangun kebaikan dan kebajikan kepada semua orang. Selain itu, lakukanlah segala sesuatu dengan penuh kasih, sukacita, dan damai sejahtera. Perbuatlah segala sesuatu dengan penuh kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Percayalah bahwa Tuhan Yesus menyertai dan memberkati segala perkataan dan perbuatan kita yang penuh kebaikan dan kebajikan, baik bagi diri kita, saudara kita maupun sesama kita.

Sebagaimana digambarkan oleh penginjil Lukas, “Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: “Tambahkanlah iman kami! Jawab Tuhan: “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Tercabutlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu (Luk. 17:5-6).” Pengajaran Tuhan Yesus ini membuat para rasul merasa kagum. Kemudian mereka menyarahkan diri kepada Tuhan supaya Tuhan menambahkan iman mereka. Firman Tuhan Yesus tersebut mau memberi pesan bahwa iman para murid itu masih lebih kecil, jika dibandingkan dengan biji sesawi.  Iman mereka belum tumbuh dan berkembang menjadi sebesar tanaman sesawi. Hal ini bukan berarti bahwa ada perbedaan antara iman untuk hal yang kecil dan hal yang besar. Yesus mau iman yang kita miliki itu harus ditanam dan dipraktekkan agar dapat menghasilkan. Yesus tahu bahwa iman para murid-Nya sedang bertumbuh dan memerlukan motivasi yang baik.

Baca juga :  Kasih: Tolerasi dan Solidaritas

Para sahabat Pena Claret yang teraksih, ada beberapa poin yang dapat kita petik dari bacaan bacaan suci hari ini.  Pertama, kita diminta untuk menjaga diri agar hidup kita menjadi berkat bagi sesama bukan menjadi batu sandungan. Berdoa dan merenungkan Sabda Tuhan akan membangun relasi kita dengan Tuhan sehingga hati dan pikiran kita terjaga dan tertuju kepada kasih Tuhan. Kedua, kita hendaknya berani menegor orang yang melakukan hal yang jahat di mata Tuhan. Menegor dengan kasih, sehingga kita dapat menyadarkan dan membantu orang tersebut menjadi lebih baik. Ketiga, kita seharusnya tidak bosan-bosan mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Mengampuni orang yang kita benci memang tidak mudah. Butuh iman sebesar biji sesawi dan campur tangan Tuhan untuk memberi kita kekuatan, kasih dan hati yang mengampuni. Ketika kemauan untuk mengampuni itu muncul, janganlah menunda. Percayalah Tuhan menyertai kita dan menjadikan semuanya baik pada waktunya.