Stop Saling Sindir! | Renungan Harian

Picture By plus. kapanlagi.com.

Hari Minggu Biasa VII

Bacaan I: Sir 27:4-7

Bacaan II: 1Kor 15:54-58

Injil: Luk 6:39-45

http://ClaretPath.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih, tidak terasa kita sudah memasuki pekan terakhir di bulan kedua tahun ini. Mari kita menghidupi hari ini dengan merenungkan remah-remah sabda yang disuguhkan kepada kita pada hari ini. 

Sahabat Pena Claret yang terkasih, hari ini Yesus mengemukakan sebuah analogi yang sangat menarik dan tentu saja masih sangat relevan dengan kehidupan kita saat ini. “Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.” (Luk. 6:39-42).

Baca juga :  Aku Percaya Tanpa Melihat | Renungan Harian

Sahabat Pena Claret yang terkasih, saling sindir merupakan hal yang kerap kali kita jumpai dalam kehidupan harian kita. Tindakan saling sindir ini bahkan telah menjadi “budaya” oleh sebagian orang entah itu secara verbal maupun secara virtual yang sering kita jumpai di media sosial. Tindakan saling sindir ini dimotivasi oleh beraneka faktor; karena sakit hati, cemburu, egois, iri hati, dan lain sebagainya. Alhasil, orang lebih melihat, menilai, dan menjudge satu kesalahan kecil dari orang lain, ketimbang berbagai hal-hal baik yang ia buat. 

Baca juga :  Maria Tanpa Noda Dosa

Praktik semacam inilah yang dikritik Yesus melalui bacaan injil pada hari ini. Bagaimana mungkin kita bisa menilai perbuatan orang lain, sementara kita tidak mampu merefleksikan hal-hal yang membutakan cara pandang kita terhadap orang lain. Dengan lain kata, cara kita memandang orang lain akan berubah, ketika kita mampu melihat dan menyadari kekeliruan kita. 

Baca juga :  Menjadi Pribadi yang Tulus dan Jujur

Sahabat Pena Claret yang terkasih, sebentar lagi kita akan dibubuhi abu pada dahi kita sebagai tanda masa Prapaskah atau masa tobat selama empat puluh hari telah dimulai. Mari kita menyiapkan diri kita dan sejenak merefleksikan balok apakah yang menghalangi mata kita sehingga kita kerap berada dalam cara pandang yang negatif terhadap orang lain dan pada akhirnya kita jatuh dalam lobang keegoan kita? Selamat berhari Minggu. Mori Sembeng, Tuhan Memberkati.