ClaretPath.com – Allah Mendengar Sungutmu Juga
- Minggu, 4 Agustus 2024
- Keluaran 16:2-4, 12-15
Biasanya orang berkata, “Rajin berdoalah, maka Tuhan mendengarkanmu.” Kalimat ini terkesan kalau orang tidak rajin berdoa, maka Tuhan tidak mendengarkannya.
Ketika orang mendapat masalah juga sama. Orang akan berkata, berdoalah dan Allah menunjukkan jalan terbaik untukmu.
Pertanyaannya, apakah Allah tidak mendengarkan mereka yang tidak berdoa? Apakah Allah hanya menuntun mereka yang rajin berdoa?
Ternyata tidaklah demikian! Bukti biblis berkata lain. Allah mendengarkan semua orang, entah rajin berdoa entah tidak. Allah tidak pilih kasih. Ia memperhatikan dan mendengarkan semua orang dan seluruh ciptaan. Ia menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik, dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar (lih. Mat 5:45).
Sesungguhnya, Allah juga mendengarkan jeritan tangis, rintihan dan teriak minta tolong semua orang, termasuk orang-orang pilihan-Nya (lih. Kel 2:23-24; 3:7). Bahkan Allah mendengar sungut-sungut mereka (lih. Kel 16:2, 12).
Inilah salah satu fakta biblis yang meneguhkan kita. Ternyata, Allah selalu mendengarkan dan memperhatikan kita. Ia mendengarkan kita ketika kita berdoa, juga ketika kita bersungut-sungut.
Ia berkata, “Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel…” (lih. Kel 16:12). Sekali lagi, inilah bukti bahwa Allah memperhatikan segala hal tentang diri kita. Entah baik, entah buruk, Dia tetap memperhatikan dan merawat kita.
Mengasihi Semua
Sekarang, tuntutan bagi kita adalah pertobatan. Kita perlu membalas mencintai-Nya yang telah lebih dahulu mencintai kita, sekaligus kita harus mencintai sesama kita sebagai ekspresi cinta Allah kepada kita (bdk. 1 Yoh 4:19-21).
“Allah adalah kasih, dan siapa yang tetap tinggal di dalam kasih, ia tinggal di dalam Allah dan Allah di dalam dia” (1 Yoh 4:16). Ayat inilah yang menjadi pembuka ensiklik Paus Benediktus XVI pada tahun 2005, yaitu Deus Caritas Est.
Inilah gambaran Allah bagi kita sebagai orang Kristen. Oleh karena itu, kita diundang untuk mencintai semua orang dan segala ciptaan. Entah baik, entah tidak baik; entah mendapat apresiasi, entah menerima sungut-sungut, kita perlu memeluk semua peristiwa tersebut seperti Allah kita yang sempurna itu (bdk. Mat 5:48).
Pecinta Literasi