Skenario Langit

Picture by Cours Floret

Minggu Pekan Biasa XXXIII

Bacaan Pertama: Dan. 12:1-3

Bacaan Kedua: Ibr. 10: 11-14,18

Bacaan Injil: Mrk. 13:24-32

Penaclaret.com – Para sahabat Pena Claret yang terkasih, hasrat manusia untuk selalu mengetahui telah membawanya untuk melangkah semakin jauh. Begitulah manusia, ia memiliki hasrat tanpa sekat. Akan tetapi, hasrat tersebut menemui kendala besar manakala berhadapan dengan rencana Ilahi. Hasrat tersebut tidak memiliki daya yang memadai di hadapan skenario dari langit. Sebuah skenario yang disusun oleh-Nya. Bacaan Injil hari ini, secara implisit, mengoreksi hasrat tersebut. Kita dihadapkan pada problematika yang sukar dipahami.

Kita tahu bahwa dalam dunia perfilman ada yang naskah cerita, skenario atau ide yang menjadi acuan dasar dari cerita yang difilmkan. Alur film tersusun rapi dalam skenario yang dipegang oleh penulis, sutradara, atau aktor dan aktris yang melakoni setiap adegan dalam skenario. Kita tahu tentang hal tersebut. Namun, cobalah para sahabat membayangkan suatu skenario (cerita)) yang sedang kita lakoni, tetapi belum sepenuhnya kita ketahui. Tentu absurd rasanya. Bagaimana mungkin kita melakoni adegan dalam skenario tanpa mengetahui keseluruhan adegan dalam skenario yang bersangkutan? Memang absurd, tetapi faktanya kita sedang berada dalam kondisi tersebut. Kita melakoni sebuah cerita dan belum mengetahuinya secara menyeluruh.  Namun, hal tersebut tidak serta merta mau mengatakan bahwa kita menjalani sebuah hidup yang absurd.

Baca juga :  Kehadiranmu Mengancamku

Cerita tersebut adalah kehidupan kita sendiri dan skenario yang mesti kita lakoni malah dikantongi oleh Allah. Allah adalah penulis cerita sekaligus sutradara yang memegang skenario. Kita hanya mengambil bagian dalam cerita tersebut. Kita mengambil bagian dalam skenario atau mahakarya keselamatan yang datang dari Allah. Kita hidup dan mengetahui gejala-gejala yang kita alami, “Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara. Apabila ranting-rantingnya mulai melembut dan bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat” (Mrk. 13:28). Namun, tentang skenario Ilahi tidak satu pun yang mengetahuinya.

Baca juga :  Tata Krama, Mempermudah Pewartaan

Syahdan kita mampu mengetahui gejala-gejala alamiah. Akan tetapi, kita tidak mampu mengetahui skenario dari langit seperti nubuat atau era mesianik yang disuguhkan Injil hari ini. Kita hanya mengetahui akar iman kita yang termuat dalam misteri Paskah (sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus) dan menanamkan keyakinan serta menantikan kedatangan-Nya yang kedua (masa parousia). Kita hanya perlu melakoni adegan dalam skenario-Nya dengan pengharapan dan penantian akan kedatangan-Nya.

Baca juga :  Kasih: Tolerasi dan Solidaritas

Para sahabat Pena Claret yang terkasih, pesan iman yang bisa kita rengkuh hari ini adalah tentang penghaparan dan kesetiaan. Skenario-Nya yang kita lakoni akan lebih bermakna apabila ada pengharapan dan kesetiaan yang kita tanamkan dalam lakon tersebut, kendati “…tentang hari itu dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja” (Mrk. 13:32). Para sahabat sekalian, teruslah berpengharapan dan teruslah berbuat baik. Selamat berhari minggu. Tuhan memberkati.