Senin Pekan Biasa XXIII
Bacaan Injil: Luk 6:6-11
Penaclaret.com – Para sahabat Pena Claret yang terkasih. Sebagai makhluk sosial yang hidup dalam kelompok masyarakat pasti kita pernah mengalami konflik. Konflik-konflik terjadi karena ada alasan masing-masing. Kebanyakan penyebab konflik itu adalah orang-orang di sekitar kita.
Bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang Yesus menyembuhkan orang pada hari sabat. Penginjil Lukas mengisahkan bahwa pada saat yang sama hadir juga orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat. Kehadiran mereka menjadi sebuah masalah dalam kisah ini. Kelihatanya kehadiran mereka hanya sungguh-sungguh mau mencari kelemahan Yesus.
Ahli-ahli taurat dan orang-orang Farisi adalah orang yang sering beradu pendapat dengan Yesus terutama tentang hukum-hukum yang berlaku dalam agama Yahudi. Mereka menganggap diri paling benar dan menolak segala sesuatu yang tidak sesuai dengan ekspetasi mereka. Tidak jarang mereka juga menjadikan agama sebagai panggung untuk mencari popularitas dan dukungan masa.
Baca juga:
Kekuatan Kata-Kata
Kehadiran Yesus pada dasarnya ingin meluruskan pandangan mereka. Namun, kelihatanya mereka nyaman dengan kebenaran semu yang mereka pahami. Alhasil, kehadiran Yesus dalam hidup mereka bukan lagi partner tetapi musuh. Mereka takut kehilangan pamor dan juga kepercayaan orang-orang Yahudi.
Untuk menanggapi situasi darurat ini mereka membunyikan lonceng notifikasi dangan memakai aturan yang ada. Mereka selalu mencari kesalahan Yesus dan berusaha menjatuhkan-Nya. Salah satunya seperti yang terjadi dalam bacaan Injil hari ini.
Baca juga
Narasi Suci untuk Gadis Nazaret
Sahabat Pena Claret yang terkasih. Ahli-ahli taurat dan orang-orang Farisi seperti dalam bacaan Injil mungkin masih ada dalam masa kita. Kehadiran mereka itu diwujudkan dalam orang-orang yang selalu iri dengan keberadaan orang lain. Mereka tidak ingin orang lain lebih dari mereka. Mereka juga adalah orang-orang yang nyaman dengan kesalahan mereka. Mereka tidak suka ditegur. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat yang digambarkan dalam bacaan Injil juga adalah mereka yang menjadikan agama sebagai panggung untuk mencapai keinginan pribadi mereka.
Orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang tertutup dengan kebenaran yang baru, menolak kehadiran orang-orang yang membawa perubahan, dan pekerjaan mereka adalah mencari kelemahan orang lain dan marah terhadap mereka yang melakukan kebenaran.
Sahabat Pena Claret yang terkasih. Keterbukaan untuk menerima kehadiran orang lain sangat penting dalam kehidupan bersama. Menerima orang lain berarti menerima segala kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki. Dengan demikian, kebersamaan menjadi ruang pertemuan untuk belajar dan mentransformasi diri, bukan ruang untuk mencari kelemahan. Tuhan memberkati.
Misionaris Claretian. Mahasiswa Filsafat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.